Panduan Penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Jenjang SMP

Buku Panduan Penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Pada Jenjang SMP


Buku Panduan Penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Pada Jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama). Pemerintah Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, memiliki visi mewujudkan Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 dan delapan misi yang disebut Asta Cita. Untuk mendukung terwujudnya visi tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mengemban tugas untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang selaras dengan misi Asta Cita keempat yakni memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

 

SDM unggul tersebut harus mempunyai delapan karakter utama bangsa yakni: religius, bermoral, sehat, cerdas dan kreatif, kerja keras, disiplin dan tertib, mandiri, serta bermanfaat. Delapan karakter utama bangsa ini dapat tercapai melalui pembiasaan yang harus dilakukan oleh anak setiap hari sehingga membudaya. Jika kebiasaan ini diterapkan bertahuntahun maka akan terinternalisasi pada diri anak menjadi karakter.

 

Pembiasaan yang harus dilakukan oleh anak setiap hari disebut dengan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, yakni bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.

 

Tujuh kebiasaan ini diharapkan dapat terlaksana setiap hari, berkelanjutan, hingga menjadi budaya, dan terinternalisasi menjadi karakter. Pembentukan karakter ini membutuhkan waktu dan keterlibatan berbagai pihak terutama keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan media.

 

Oleh karena itu, dibutuhkan panduan bagi pihak keluarga (Orang tua/wali) dan satuan pendidikan (pendidik dan tenaga kependidikan) agar dapat: 1) memahami manfaat penerapan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat; 2) mengetahui perannya dalam membentuk tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat; dan 3) melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat secara berkala.

 

Tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat jenjang SMP, secara umum mempunyai manfaat untuk menumbuhkembangkan delapan karakter bangsa pada setiap individu anak atau peserta didik, yakni religius, bermoral, sehat, cerdas dan kreatif, kerja keras, disiplin dan tertib, mandiri, serta bermanfaat.

 

Orang tua/wali, pendidik, dan satuan pendidikan mempunyai peran penting dalam membimbing anak agar dapat menerapkan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat. Namun, pada saat proses bimbingan yang dilakukan harus menggunakan metode atau cara yang penuh kesadaran (mindfulness), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful).

 

Buku Buku Panduan Penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Pada Jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama) antara lain memberikan gambaran tentang apa dan bagaimana peran orang tua/wali, pendidik, dan satuan pendidikan dalam membantu suksesnya Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Pada Jenjang SMP

 

a. Peran Pendidik dalam Menerapkan Kebiasaan Bangun Pagi

Membiasakan peserta didik untuk bangun pagi setiap hari memerlukan kesabaran dan konsistensi, mengingat bahwa pola tidur peserta didik masih dalam tahap perkembangan. Untuk membantu peserta didik di sekolah agar terbiasa bangun pagi, pendidik dapat menerapkan beberapa pendekatan yang menarik dan sesuai dengan perkembangannya. Berikut adalah caracara yang dapat dilakukan:

1) Pendidik memberikan contoh datang lebih awal setiap pagi dari peserta didik dan menyambutnya di gerbang sekolah atau pintu kelas dengan semangat dan penuh kasih sayang.

2) Pendidik dapat menjelaskan tentang pentingnya bangun pagi untuk kesehatan tubuh dan keberhasilan akademis, karena ketika bangun pagi, kita mem punyai waktu lebih untuk mempersiapkan diri, belajar, dan merasa lebih fokus di sekolah.

3) Pendidik dapat memulai pelajaran dengan kegiatan ringan atau menyenangkan, seperti diskusi yang menggugah minat peserta didik, bertanya tentang bagaimana perasaannya di hari ini, menggali sedikit cerita pagi, permainan edukatif, ice breaking atau sesi olahraga ringan.

4) Pendidik dapat mengajak peserta didik berdiskusi tentang pentingnya mengatur waktu, seperti waktu belajar, bermain, menyelesaikan tugas belajar, membantu pekerjaan dirumah, dan istirahat termasuk waktu tidur malam serta menghindari begadang untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang dapat diselesaikan lebih awal.

5) Pendidik dapat menggunakan teknologi dengan cara yang kreatif untuk peserta didik yang mungkin kesulitan bangun pagi, seperti mengingatkan melalui grup kelas di aplikasi pesan atau memberi pengingat secara pribadi.

6) Pendidik perlu memberi kesempatan peserta didik untuk berinteraksi dengan temannya, seperti bermain atau berbicara dengan teman setelah tiba di se kolah.

7) Pendidik perlu memastikan suasana di kelas terasa nyaman dan menggembirakan untuk peserta didik.

8) Pendidik perlu memberikan penghargaan atau apresiasi kepada peserta didik yang datang tepat waktu atau mengikuti kegiatan pagi dengan semangat untuk memperkuat kebiasaan bangun pagi, seperti memberikan pujian, memberikan poin dalam sistem penghargaan, atau memberi kesempatan untuk memimpin kegiatan di kelas.

 

b. Peran Pendidik dalam Menerapkan Kebiasaan Beribadah

Pendidik dapat membantu peserta didik mengembangkan kebiasaan beribadah dengan pendekatan yang menyenangkan, berbasis rutinitas, dan penuh dengan contoh teladan. Mengingat usia peserta didik yang masih sangat muda, pendekatan yang digunakan haruslah sederhana, penuh kasih sayang, dan melibatkan aktivitas yang menarik. Beberapa cara yang dapat diterapkan oleh pendidik di sekolah antara lain:

1) Pendidik harus menjadi contoh yang baik dan konsisten dalam hal beribadah sehingga peserta didik akan terinspirasi untuk meniru. Sebagai contoh, pendidik memulai pelajaran dengan doa, atau menunjukkan rasa syukur dan sabar dalam menghadapi tantangan, atau mengajak peserta didik untuk beribadah bersama.

2) Pendidik perlu memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai pentingnya ibadah dalam kehidupan seharihari. Misalnya pemahaman bahwa ibadah bukan hanya rutinitas, tetapi juga merupakan kebutuhan rohani sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mencapai kebahagiaan dalam hidup.

3) Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang manfaat beribadah, misalnya, bagaimana ibadah membantu peserta didik merasa lebih tenang, menjaga hubungan baik dengan sesama, saling memberikan dorongan, dukungan antar teman untuk melakukan ibadah agar dapat dan memperoleh berkah dalam kehidupan. Ceritacerita inspiratif tentang tokoh agama atau orangorang yang taat beribadah dapat memberi contoh nyata bagi peserta didik.

4) Pendidik dapat menerapkan pembiasaan di awal kegiatan pembelajaran seperti pada pembelajaran pendidikan agama Islam melakukan Shalat dhuha dan membaca surat pendek terlebih dulu, atau adanya pembiasaan jumat religi yang dilakukan secara bersamasama seperti kegiatan yang di pandu oleh peserta didik, diawali dari pembacaan tadarus, memberikan tausiah singkat dan pesan moral, hikmah dari tausia. Sedangkan untuk yang non muslim melakukan ibadah sesuai keyakinannya di area yang berbeda di lingkungan sekolah.

5) Pendidik dapat menjelaskan hubungan antara ibadah dan prestasi atau menjelaskan bahwa ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh rasa syukur dapat membantu peserta didik meraih prestasi di sekolah. Atau mengaitkan ibadah dengan nilainilai positif seperti kedisiplinan, ketenangan hati, dan ke berkahan dalam usaha dapat memberikan motivasi bagi peserta didik. Pendidik dapat mengingatkan peserta didik bahwa beribadah adalah cara untuk mendapatkan ketenangan dalam menghadapi ujian hidup, baik dalam belajar, pertemanan, atau masalah pribadi.

6) Pendidik dapat mengintegrasikan nilainilai agama dalam mata pelajaran yang diajarkan. Misalnya dalam pelajaran bahasa Indonesia, dapat mengangkat nilainilai moral atau spiritual yang berkaitan dengan ibadah, seperti kejujuran, kedisiplinan, atau rasa syukur. Selain itu, guru dapat mengajak peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan sosial berbasis agama, seperti membantu peserta didik yatim, kegiatan amal, bazar atau bakti sosial, yang mengajarkan nilai kebaikan dan rasa tanggung jawab sosial.

7) Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksikan kebiasaan beribadah melalui sesi berbagi di kelas. Hal ini memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan motivasi satu sama lain mengenai kebiasaan ibadah, serta saling mengingatkan pentingnya menjaga ibadah dalam kehidupan seharihari.

8) Pendidik dapat mengajarkan nilainilai ibadah dalam konteks kegiatan seharihari agar peserta didik merasa lebih terhubung dengan Tuhan dalam keseharian, seperti mengajarkan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, selalu bersyukur atas apa yang dimiliki.

9) Pendidik perlu memberikan pujian dan apresiasi ketika peserta didik terlibat dalam kegiatan beribadah agar semakin termotivasi untuk terus melakukan ibadah. Penghargaan dapat berupa pujian, sertifikat atau hadiah kecil atau pengakuan di depan kelas.

 

c. Peran Pendidik dalam Menerapkan Kebiasaan Berolahraga

Penerapan kebiasaan berolahraga pada peserta didik memerlukan pendekatan yang menyenangkan, sederhana, dan penuh semangat. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik untuk menumbuhkembangkan kebiasaan berolahraga antara lain:

1) Pendidik perlu berperan aktif dalam kegiatan olahraga untuk menjadi teladan bagi peserta didik.

2) Pendidik dapat melibatkan peserta didik memilih olahraga yang disukai melalui survei minat, sehingga peserta didik akan bersemangat untuk melakukan olahraga secara berkesinambungan.

3) Pendidik dapat menjelaskan manfaat olahraga secara ilmiah dan relevan, seperti menjaga berat badan ideal, meningkatkan energi, memperbaiki sua sana hati, dan meningkatkan daya konsentrasi. Kaitkan aktivitas fisik dengan pengembangan karakter, seperti disiplin, kerja tim, dan ketekunan.

4) Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan jalan atau lari santai bersama di lingkungan sekolah atau taman terdekat untuk memberikan pengalaman olahraga ringan dan menyenangkan.

5) Pendidik dapat mengajak peserta didik memulai kegiatan rutin setiap pagi di kelas untuk menggerakkan tubuh atau peregangan singkat atau latihan ringan selama beberapa menit sebelum memulai pelajaran, sehingga tubuh lebih siap dan segar untuk belajar.

6) Pendidik dapat menggunakan media sosial sekolah untuk mengadakan kampanye atau tantangan olahraga, misalnya “Tantangan Lari 5 KM”. Hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk terlibat karena ada unsur sosial dan tantangan. Guru dapat mendokumentasikan momen olahraga peserta didik dan menampilkannya di papan pengumuman atau di media sosial sekolah sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.

7) Pendidik dapat mengadakan program olahraga di luar sekolah atau kegiatan alam, seperti hiking, susur sungai, atau mendaki bukit.

8) Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk membuat catatan kebugaran pribadi atau jurnal olahraga yang berisi aktivitas yang dilakukan, pencapaian, dan perasaan peserta didik setelah berolahraga. Gunakan alat sederhana seperti stopwatch atau pedometer untuk mengukur kemajuan, seperti berapa jauh dapat berlari.

9) Bagi peserta didik yang kurang percaya diri dalam olahraga, pendidik dapat memberi pilihan olahraga nonkompetitif seperti yoga atau latihan kekuatan ringan. Pastikan kegiatan olahraga dapat diikuti oleh semua peserta didik, ter masuk yang memiliki kebutuhan khusus. Modifikasi aktivitas atau berikan pilihan olahraga ringan agar semua peserta didik dapat ikut serta.

10) Pendidik dapat menetapkan hari tertentu setiap minggu untuk kegiatan olahraga rutin dan beragam, seperti bermain sepakbola, lari estafet, bola basket, voli, bulu tangkis, lari, jalan sehat atau bahkan yoga.

11) Pendidik perlu memberikan penghargaan atau apresiasi kepada peserta didik yang rutin berolahraga atau mencapai target tertentu untuk memotivasi peserta didik agar terus berolahraga.

 

d. Peran Pendidik dalam Menerapkan Kebiasaan Makan Sehat dan Bergizi

Pendidik perlu membimbing peserta didik agar terbiasa makan makanan sehat dan bergizi untuk memastikan tumbuh kembangnya optimal dan menumbuhkembangkan pola makan yang baik hingga dewasa. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik antara lain:

1) Pendidik dapat memberikan contoh baik makan makanan sehat dan bergizi dalam kesehariannya di sekolah, sehingga dapat ditiru oleh peserta didik.

2) Pendidik dapat mengajarkan secara lebih mendalam tentang nutrisi, metabolisme, cara tubuh memproses makanan sehat dan kebutuhan nutrisi, dampak konsumsi gula berlebih, makanan cepat saji, dan makanan olahan pada kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan dampak pada konsentrasi belajar.

3) Pendidik dapat mengajarkan cara membaca label nutrisi pada kemasan makanan sehingga peserta didik dapat lebih cerdas dalam memilih makanan yang rendah gula, rendah lemak jenuh, dan kaya serat atau protein.

4) Pendidik dapat mengadakan kegiatan memasak sederhana, seperti membuat salad atau makanan ringan sehat yang mudah diikuti peserta didik. Keterli batan langsung dapat membuat lebih tertarik pada makanan sehat.

5) Pendidik dapat membuat kompetisi memasak sehat antar peserta didik dan diminta untuk berkreasi dengan bahanbahan sehat. Kegiatan ini dapat menumbuhkan kreativitas dan ketertarikan pada makanan bergizi.

6) Pendidik dapat menjelaskan bahwa makanan sehat dapat meningkatkan konsentrasi, energi, dan daya ingat, yang berpengaruh positif pada prestasi aka demik. Selain itu, dibahas tentang hubungan antara makanan dan kesehatan mental, seperti pengaruh gula berlebih pada mood dan tingkat kecemasan. Hal ini dapat menjadi motivasi tambahan bagi peserta didik untuk memahami pentingnya memilih makanan sehat mengubah pola makan.

7) Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk mengikuti kampanye makan sehat melalui media sosial, dengan konten seperti fakta nutrisi, resep sederhana, atau tantangan mengunggah foto bekal sehat. Hal ini dapat membuat edukasi lebih menarik dan relevan. Buat atau tunjukkan video dan infografis singkat yang informatif tentang nutrisi dan dampak makanan sehat pada tubuh. Visual seperti ini sering kali lebih menarik bagi remaja.

8) Pendidik dapat memberikan panduan kepada orang tua tentang cara menyediakan makanan sehat di rumah dan pentingnya dukungan dari rumah, menghimbau kepada orang tua untuk mendukung gerakan makan sehat dan bergizi dengan memberikan sarapan pagi dan membawakan bekal makanan ke sekolah.

9) Pendidik dapat meminta peserta didik membuat proyek kelompok tentang menu makanan sehat atau rencana makanan selama seminggu. Proyek ini dapat disertai dengan penjelasan nutrisi dan manfaat setiap makanan yang dipilih. Berikan tugas penelitian sederhana bagi peserta didik tentang manfaat kesehatan yang dirasakan setelah menerapkan pola makan sehat. Peserta didik dapat melaporkan hasilnya dalam bentuk esai atau presentasi.

10) Pendidik perlu memberikan penghargaan untuk kebiasaan makan sehat dan bergizi yang dilakukan peserta didik, seperti memberi penghargaan berupa stiker atau pujian ketika peserta didik membawa bekal sehat atau makan makanan sehat dan bergizi di kelas.

e. Peran Pendidik dalam Menerapkan Kebiasaan Gemar Belajar

Pendidik perlu mengajarkan kebiasaan gemar belajar kepada peserta didik melalui pendekatan yang menyenangkan dan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik antara lain:

1) Pendidik perlu menjadi teladan yang baik dengan menunjukkan sikap gemar belajar sehingga menginspirasi peserta didik untuk meniru. Misalnya mengikuti pelatihan mandiri, membaca buku baru, atau mencoba metode pengajaran yang inovatif dan sesuai dengan gaya belajar anak.

2) Pendidik perlu memastikan ruang kelas memiliki suasana yang menyenangkan, bebas tekanan, dan mendukung pembelajaran. Misalnya mencegah terjadinya perundungan (bullying) atau menerapkan disiplin positif dalam proses pembelajaran.

3) Pendidik perlu menghubungkan konsepkonsep pelajaran dengan halhal yang dialami seharihari agar peserta didik memahami manfaat belajar dalam kehidupan nyata. Misalnya, aplikasi matematika dalam penggunaan uang seharihari, menulis tentang pengalaman pribadi, membuat poster tentang lingkungan, atau menanam pohon.

4) Pendidik perlu menggunakan metode pembelajaran yang beragam, Misalnya melakukan diskusi kelompok, debat, permainan edukatif, seperti: kuis interaktif yang menggunakan platform digital (contoh Kahoot), atau menggunakan video, simulasi, atau aplikasi digital untuk membuat pembelajaran lebih hidup, serta mengajak peserta didik mencoba halhal praktis seperti eksperimen sains atau simulasi ekonomi.

5) Pendidik dapat mengajarkan peserta didik cara belajar yang efektif, seperti teknik mencatat dengan membuat peta pikiran (mind map) atau berbentuk ringkasan poinpoin penting. Selain itu dapat memberikan tips mengelola waktu belajar dan memprioritaskan tugas.

6) Pendidik dapat memberikan tugas yang menantang dan bervariasi dimulai dengan tugas sederhana, lalu tingkatkan kesulitannya secara perlahan agar peserta didik merasa tertantang. Kemudian berikan beberapa pilihan tugas agar peserta didik mempunyai kebebasan untuk memilih tugas dan merasa memiliki kendali atas proses belajar.

7) Pendidik harus berperan sebagai mentor bukan hanya pengajar, sehingga perlu menjadi seseorang yang membantu peserta didik mengatasi kesulitan, bukan hanya seseorang yang menilai hasil belajarnya saja. Selain itu, perlu menyesuaikan pendekatan pembelajarannya dengan keunikan masingmasing peserta didik, sehingga perlu mengenali minat dan potensi peserta didik.

8) Pendidik perlu meminta peserta didik menuliskan apa yang telah dipelajari, apa yang menarik, dan apa yang ingin diketahui lebih lanjut, serta tunjukkan bahwa usaha peserta didik berdampak pada hasil belajar.

9) Pendidik dapat membuat tantangan dan kompetisi yang sehat, misalnya tantangan membaca, peserta didik dapat memperoleh poin atau penghargaan untuk setiap buku yang dibaca. Hal ini dapat membantu meningkatkan minat baca dan rasa ingin tahu. Adakan kompetisi positif, seperti lomba matematika sederhana atau kompetisi keterampilan lain yang disukai. Berikan penghar gaan untuk memotivasi peserta didik agar lebih semangat belajar.

10) Pendidik dapat menggunakan alat bantu visual dan teknologi untuk mempermudah pemahaman dan menarik perhatian peserta didik, seperti poster, diagram, grafik, peta dunia, atau google earth saat belajar tentang negara atau poster siklus air untuk pelajaran sains, atau menggunakan aplikasi atau video edukatif yang mendukung materi pelajaran. Teknologi dapat membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif, khususnya bagi peserta didik yang lebih visual atau kinestetik.

11) Pendidik perlu memotivasi peserta didik untuk bertanya, menganalisis, dan memberikan pendapat tentang topik yang dipelajari agar menumbuhkan rasa penasaran, berpikir kritis, dan kemauan untuk belajar lebih banyak.

12) Pendidik dapat menceritakan kisahkisah inspiratif yang menunjukkan bahwa pengetahuan dan pendidikan dapat membuka kesempatan untuk memotivasi peserta didik untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

13) Pendidik dapat membuat sesi diskusi yang memfasilitasi peserta didik untuk berbagi pendapat, belajar dari satu sama lain, dan memahami sudut pandang yang berbeda. Hal ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan komunikasi peserta didik.

14) Pendidik perlu melibatkan orang tua untuk berperan aktif mendukung kebiasaan belajar peserta didik di rumah dan memberikan laporan pemantauan kepada pihak sekolah.

15) Pendidik perlu memberikan apresiasi berupa pujian atau penghargaan saat menunjukkan kemajuan dalam belajar atau mencapai target belajar agar peserta didik merasa bangga dan semangat untuk terus belajar. Misalnya “Kamu sangat teliti dalam mengerjakan soal ini” atau “Ide kamu sangat kreatif dalam proyek ini.”

 

f. Peran Pendidik dalam Menerapkan Kebiasaan Bermasyarakat

Pendidik perlu menumbuhkembangkan kebiasaan bermasyarakat kepada peserta didik agar tumbuh menjadi individu yang mampu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain dengan cara bertahap dan melalui kegiatan sederhana yang dapat dipahami dan menggembirakan. Beberapa cara yang dapat dilakukan seo rang pendidik antara lain:

1) Pendidik perlu melibatkan peserta didik dalam kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan, rumah jompo, korban bencana alam, melakukan penggalangan dana melalui penjualan barang atau acara amal di sekolah untuk membantu yang membutuhkan.

2) Pendidik perlu melibatkan peserta didik dalam kegiatan pengelolaan lingkungan agar memahami pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, seperti kebersihan sekolah, merawat taman sekolah, kebun sekolah, menanam pohon, atau memilah sampah untuk didaur ulang dijadikan benda fungsional atau benda kriya yang menarik.

3) Pendidik perlu memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam organisasi atau menjadi anggota kelompok kegiatan sekolah lainnya untuk belajar memahami peran kepemimpinan dan tanggung jawab sosial di dalam organisasi.

4) Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang isuisu sosial yang sedang berkembang untuk meningkatkan kesadaran peserta didik tentang perannya dalam masyarakat, menumbuhkan empati dan kepedulian sosial, seperti diskusi tentang kesetaraan gender, kemiskinan, atau hak asasi manusia. Atau mengadakan diskusi tentang etika dan tanggung jawab sosial agar peserta didik belajar tentang nilainilai sosial, etika, dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat, misalnya diskusi tentang toleransi, keadilan, dan pentingnya partisipasi aktif dalam kegiatan sosial.

5) Pendidik dapat melibatkan peserta didik untuk melakukan kegiatan penggalangan dukungan untuk sosial. Misalnya, membuat kampanye untuk mening katkan kesadaran tentang topiktopik seperti kekerasan, hak pendidikan, atau kebersihan lingkungan, program sekolah ramah anak, atau program anti perundungan.

6) Pendidik perlu memperkenalkan berbagai profesi yang berkontribusi pada masyarakat dengan mengajak peserta didik mengunjungi berbagai tempat yang memperlihatkan peran masyarakat, seperti rumah sakit, panti asuhan, atau kantor pemerintah. Atau mengundang profesional dari berbagai bidang untuk berbicara tentang pekerjaan, berbagi pengalaman, dan kontribusinya terhadap masyarakat, seperti pekerja sosial, relawan, atau petugas kesehatan masyarakat, atau dapat juga mengundang orang tua peserta didik atau alumni.

7) Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk belajar dalam kelompok dan berbagi pengetahuan untuk mengajarkan nilai kerja sama dan pentingnya membantu temanteman yang kesulitan dalam belajar. Atau membuat program mentoring agar peserta didik yang lebih senior dapat membantu junior dalam hal akademik maupun sosial.

8) Pendidik dapat mengajarkan peserta didik untuk menggunakan platform media sosial secara positif untuk memanfaatkan teknologi bagi kebaikan masyarakat, misalnya dengan membuat kampanye sosial, membuat blog atau vlog yang menyoroti permasalahan sosial atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu masyarakat.

9) Pendidik dapat mengajarkan tata krama dan etika bersosialisasi melalui permainan peran sederhana di kelas agar peserta didik dapat menghargai dan menghormati hak orang lain di lingkungannya, misalnya peserta didik diajak belajar mengucapkan salam ketika bertemu seseorang, meminta tolong ketika membutuhkan bantuan, dan berterima kasih ketika mendapatkan pemberian atau pertolongan dari orang lain. Selain itu, peserta didik juga dapat dilatih untuk mengantri dan bergiliran dalam bermain.

10) Pendidik dapat memberikan penghargaan kepada peserta didik yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau menunjukkan sikap peduli terhadap masyarakat. Penghargaan ini dapat berupa sertifikat atau pengakuan dalam kegiatan sekolah.

 

g. Peran Pendidik dalam Menerapkan Kebiasaan Tidur Cepat

Kebiasaan tidur cepat sangat penting dilakukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Pola tidur yang teratur juga membantu peserta didik menjadi lebih sehat, berenergi, dan mampu fokus saat belajar atau bermain.

 

Beberapa cara yang dapat dilakukan seorang pendidik antara lain:

1) Pendidik perlu memberikan pengetahuan tentang pentingnya tidur cepat dan cukup untuk perkembangan fisik, mental, dan emosional peserta didik. Misalnya, menjelaskan bagaimana tidur cepat dan cukup meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan mood peserta didik, serta bagaimana kekurangan tidur dapat mempengaruhi kesehatan.

2) Pendidik dapat mengajak peserta didik untuk berdiskusi mengenai bagaimana cara mengatur waktu dengan bijak, termasuk waktu untuk belajar, beristirahat, tidur serta pembatasan waktu dalam penggunaan gawai secara bijak agar tubuh dapat istirahat secara optimal.

3) Pendidik dapat mengingatkan peserta didik tentang pentingnya memiliki rutinitas tidur yang konsisten, seperti tidur cepat pada waktu yang sama setiap malam agar mendapatkan waktu tidur yang cukup untuk menjalani hari esok dengan energi penuh. Selain itu, diingatkan untuk menghindari menggunakan perangkat elektronik (seperti ponsel atau komputer) sebelum tidur yang dapat mengganggu kualitas tidur.

4) Pendidik perlu memotivasi peserta didik untuk tidak terlalu membebani diri dengan tugas yang berlebihan dan mendorong peserta didik untuk mengambil waktu istirahat jika merasa stres atau lelah. Jika memungkinkan, pendidik dapat mempertimbangkan beban tugas rumah yang tidak terlalu berat agar peserta didik dapat menyisihkan waktu untuk istirahat yang cukup. Memastikan bahwa peserta didik memiliki waktu untuk tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan hidup.

5) Pendidik dapat bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan peserta didik melakukan tidur cepat dan cukup di rumah dengan melakukan pemantauan secara periodik dengan memberikan panduan bagi orang tua. Pendidik dapat meminta orang tua untuk mengawasi dan mengontrol peserta didik agar tidak begadang atau main game hingga larut malam atau mengurangi penggunaan gadget sebelum tidur.

 

Lalu bagaimana peran orang tua/wali murid dan sekolah dalam membantu penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Pada Jenjang SMP? Bagi yang ingin mengetahuiny silahkan download dan baca Buku Panduan Penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Pada Jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama). LINK DOWNLOAD DISINI

 

Baca Juga! Buku Panduan Penerapan TujuhKebiasaan Anak Indonesia Hebat Pada Jenjang SD

 

Demikian informasi tentang Buku Panduan Penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Pada Jenjang SMP. Semoga ada manfaatnya.

 



= Baca Juga =


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Silahkan Berikan Saran

Info Kurikulum Merdeka

Info Kurikulum Merdeka
Info Kurikulum Merdeka

Search This Blog

Recent Posts

Social Media

Facebook  Twitter  Instagram  Google News   RSS   Telegram  

Popular Posts

    Protected by DMCA



































    StatistiksFree site counter


































    StatistiksFree site counter