Latihan Soal Asesmen Sumatif Akhir Tahun Bahasa Arab Kelas 11 MA Tahun 2025. Asesmen menjadi salah satu komponen utama Pembelajaran. Asesmen memiliki dua kedudukan, yaitu akhir dari pembelajaran dan juga dasar pembelajaran berikutnya. Untuk pembelajaran yang berlangsung, asesmen dilakukan untuk memperoleh data tentang bagaimana anak melakukan kegiatan belajar dan bagaimana pula keberhasilan anak mencapai indikator kompetensi. Sedang untuk pembelajaran berikutnya, asesmen memberi informasi tentang berapa banyak anak yang sudah berhasil mencapai indikator kompetensi. Hal ini penting untuk digunakan sebagai dasar merancang pembelajaran berikut khususnya dalam membantu anak yang belum berhasil mencapi indikator perkembangan.
Asesmen adalah proses
pengumpulan informasi untuk membuat keputusan tentang anak. Asesmen itu proses,
alat pembuat keputusan, diterapkan untuk individu atau kelompok dan hasil yang
umum (generates). Asesmen merupakan proses pengumpulan informasi untuk memahami
apa yang diketahui anak dan mengetahui apa yang bisa dilakukan anak
sehari-hari. Wortham (2005) menyatakan bahwa asesmen sebagai proses pengumpulan
informasi yang berkaitan dengan banyak hal tentang anak, yaitu pengetahuan,
sikap dan perilaku anak. Oleh karena itu, asesmen dilakukan dengan menggunakan
berbagai strategi yang perlu disesuaikan dengan karakteristik perkembangan
anak. Selanjutnya, Wortham menjelaskan bahwa asesmen dapat digunakan untuk
mempelajari anak secara individual. Yusuf (2015) menyatakan bahwa asesmen
merupakan proses pengumpulan informasi secara sistematis tentang prestasi dan pencapaian
peserta didik (anak) dalam belajar tanpa merujuk pada keputusan nilai. Yusuf
menunjukkan bahwa asesmen dilakukan dengan sistematis. Berarti, ada urutan atau
aturan tertentu dalam penerapan asesmen.
Berdasarkan uraian yang
dikemukakan dapat dinyatakan bahwa asesmen 1) sebagai proses yang dilakukan
melalui tahapan tertentu, 2) ada sesuatu yang digunakan untuk memperoleh
informasi, 3) informasi yang dikumpulkan berkaitan dengan perkembangan dan
belajar yang ditunjukkan dalam kegiatan, 4) hasil asesmen disajikan dalam
bentuk deskripsi atau narasi. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa asesmen merupakan
proses pengumpulan data/informasi anak yang digunakan untuk mendeskripsi apa
yang diketahui dan bisa dilakukan serta biasa dilakukan anak. Hasil asesmen
disajikan dalam bentuk deskripsi capaian perkembangan anak. Misalnya, anak dapat
menjawab pertanyaan guru tentang nama-nama bagian anggota tubuh.
Hampir sama dengan asesmen, evaluasi
merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu dalam
bentuk interpretasi yang diakhiri judgment berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Batasan ini mengandung arti bahwa evaluasi digunakan untuk pengambilan
keputusan. Yusuf (2015) mengemukakan bahwa evaluasi sebagai kegiatan pemberian
arti, nilai dan makna terhadap hasil asesmen dalam pendidikan atau pembelajaran
sesuai dengan patokan, aturan atau standar yang telah ditetapkan. Dua pengertian
ini menunjukkan bahwa evaluasi memiliki unsure data dan kriteria. Data yang
diperoleh dirubah ke dalam bentuk nilai dengan menghubungkan data dengan
kriteria. Dengan cara seperti ini akan diperoleh nilai yang menggambarkan
kualitas sesuatu yang dinilai. Nilai yang diberikan bisa dalam angka atau
huruf. Nilai yang diberikan dalam bentuk angka misal 8 atau 80. Kalau guru
menggunakan angka 8, maka sebenarnya guru menggunakan standar atau ukuran 10.
Bila guru menggunakan angka 80 berarti guru menggunakan standar 100. Dengan skala
yang berlaku umum itu dapat dinyatakan bahwa nilai 8 atau 80 bermakna baik.
Kalau guru menggunakan huruf sebagai nilai bisa digunakan huruf B untuk Baik, C
untuk cukup B berikutnya untuk belum.
Nilai yang diberikan ini
berfungsi ganda. Pertama, untuk menggambarkan kualitas anak. Kedua, untuk
digunakan sebagai bahan untuk menentukan kualitas pembelajaran. Hal ini
dilakukan guru dengan menghitung berapa anak yang berhasil dan berapa yang
belum berhasil. Semakin banyak yang berhasil baik menunjukkan semakin baik pembelajaran
itu. Berarti evaluasi dapat digunakan untuk menentukan kualitas pembelajaran.
Selain ada istilah asesmen
dan evaluasi dalam dunia pendidikan ada juga istilah pengukuran (measurement). Pengukuran
merupakan proses membandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang bersifat
kuantitatif. Hamzah (2012) menyatakan bahwa pengukuran diartikan sebagai
kegiatan atau upaya memberikan angka pada suatu gejala, peristiwa, atau benda.
Berarti pengukuran itu bisa dikenakan pada apa saja dengan menggunakan alat
yang akan menunjukkan hasil pengukuran dalam bentuk angka.
Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kegiatan yang berkaitan dengan pengukuran ini. Bisa seseorang ingin membeli
tanah tentu tanah tersebut akan diukur. Pada saat mengukur menggunakan alat
ukur, yaitu alat ukur meter sehingga diketahui panjang dan lebar tanah berapa meter.
Pengukuran juga terjadi di lembaga PAUD. Jika guru ingin mengetahui pertumbuhan
anak, guru akan mengukur berat badan anak dengan menggunakan timbangan dan
mengukur tinggi dengan meteran. Dengan cara ini akan diketahui berapa kilogram
berat anak dan berapa sentimeter (cm) tinggi anak. Di lembaga pendidikan juga ada
objek ukur yang sifatnya abstrak, misalnya sikap anak dan kebisaan anak. Untuk
ini, guru perlu membuat alat ukur sendiri.
Instrumen yang digunakan
untuk menilaian siswa dinamakan tes. Tes menurut Nitco (1991) sebagai sejumlah
pertanyaan atau tugas yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Hamzah
(2012) mengemukakan bahwa tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan
atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab peserta didik untuk mengukur
tingkat pemahaman dan penguasaan terhadap materi. Dari dua pendapat tersebut
sesungguhnya mudah mengenali tes. Bila pernyataan, pertanyaan atau instruksi
memiliki ukuran, aturan atau kunci (benar-salah) maka itu disebut tes.
Asesmen, evaluasi,
pengukuran dan tes seringkali digunakan bersamaan dan oleh beberapa guru
seringkali dikacaukan artinya. Beberapa guru sukar membedakan apakah ia
melakukan evaluasi, asesmen, pengukuran atau tes. Hal ini memang mungkin saja
terjadi karena keempatnya memang terkait. Bila seorang guru ingin mengetahui
bagaimana kemampuan anak memahami suatu nilai, misalnya menghargai orang lain,
maka guru perlu melakukan suatu pengukuran. Dari pengukuran diketahui anak bisa
memberi ucapan selamat kepada temannya saat menunjukkan karya yang dihasilkan.
Data yang diperoleh melalui pengukuran seperti, mampu memberi ucapan selamat
pada teman pada saat menunjukkan karya kemudian dideskripsi atau dinarasikan,
maka guru telah melakukan asesmen dengan menggunakan data pengukuran. Bila
tidak menjelaskan seperti itu, maka guru hanya melakukan pengukuran saja.
Apabila pada saat mendeskripsi, data tersebut dibandingkan dengan kriteria
sehingga dapat ditentukan tingkat keberhasilan anak dalam menghargai orang
lain, misalnya berkembang sesuai harapan maka guru telah melakukan evaluasi
dengan menggunakan data pengukuran. Berikut ini diberikan contoh adanya kaitan
antara tes, asesmen, dan evaluasi. Misal, seorang guru memberikan empat tugas
kepada anak, yaitu menempatkan potongan (puzzle) mata, hidung, mulut dan
telinga untuk ditempat pada gambar wajah yang kosong. Dari aktivitas ini
diketahui anak menempatkan mulut benar, menempatkan potongan mata terbalik demikian
juga dengan menempatkan telinga terbalik dan menempatkan hidung benar. Dari
kegiatan yang dilakukan anak diketahui bahwa tugas yang dikerjakan anak benar
dua dan salah dua. Proses yang dilakukan guru pada saat itu ialah melaksanakan
tes. Bila guru menyatakan bahwa Andi berhasil 50% dari tugas yang diberikan,
pada saat itu guru telah melakukan asesmen. Bila guru menyatakan bahwa Andi
baru mulai berkembang (MB) pengetahuannya tentang tubuh manusia karena Andi baru
berhasil menyelesaikan 50%, maka guru telah melakukan evaluasi karena kriteria
keberhasilan yang digunakan yaitu 50% berada pada kategori mulai berkembang
(MB). Bila guru tidak membandingkan data tersebut dengan kriteria tersebut
(misalnya 50%) atau kriteria lain, maka guru tidak melakukan evaluasi dan data
tersebut tidak digunakan sebagai bahan evaluasi.
Jadi penggunaan tes dan
pengukuran adalah memberikan informasi atau menyediakan data. Pelaksanaan
asesmen adalah memberi makna atau penjelasan pada data yang diperoleh dengan
membuat deskripsi atau narasi. Evaluasi sebagai proses menentukan posisi anak
dalam rentang kriteria penilaian yang ditetapkan guru. Penjelasan ini
menunjukkan bahwa pengukuran, tes, asesmen dan evaluasi berkaitan. Bagaimana
dengan perkembangan. Kriteria yang digunakan guru untuk menentukan posisi atau
capaian perkembangan anak tentu disusun atau ditetapkan berdasarkan teori tugas-tugas
perkembangan anak pada tahap perkembangan seusia Andi.
Berikut ini adalah Contoh atau Latihan Soal Asesmen Sumatif
Akhir Tahun Bahasa Arab Kelas 11 MA Tahun 2025
Demikian sekilas info
tentang Latihan Soal Asesmen Sumatif
Akhir Tahun Bahasa Arab Kelas 11 MA Tahun 2025. Sermoga ada manfaatnya.
Tidak ada komentar