CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD SMP SMA PADA KURIKULUM SEKOLAH PENGGERAK
Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris SD SMP SMA pada Kurikulum Sekolah Penggerak berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Dan Perbukuan Nomor 028/H/KU/2021 Tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, DAN SMALB Pada Program Sekolah Penggerak.
A. Rasional Mata
Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah
salah satu bahasa yang dominan digunakan secara global dalam berbagai aspek.
Bahasa Inggris digunakan secara global dalam aspek pendidikan, bisnis,
perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pariwisata, hubungan internasional,
kesehatan, teknologi, dll. Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik
kesempatan untuk berkomunikasi dengan warga dunia dari latar belakang budaya
yang berbeda. Dengan menguasai bahasa Inggris, maka peserta didik akan memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan berbagai teks. Dari
interaksi tersebut, mereka memperoleh pengetahuan, mempelajari berbagai
keterampilan, dan perilaku manusia yang dibutuhkan untuk dapat hidup dalam
budaya dunia yang beraneka ragam.
Pembelajaran bahasa
Inggris umum di jenjang Sekolah Dasar dan Menengah dalam kurikulum nasional
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk membuka wawasan yang berkaitan
dengan diri sendiri, hubungan sosial, kebudayaan, dan kesempatan kerja yang
tersedia secara global. Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik
kemampuan untuk mendapatkan akses ke dunia luar dan memahami cara berpikir yang
berbeda. Pemahaman mereka terhadap pengetahuan sosial-budaya dan interkultural
ini meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan memahami budaya lain dan
interaksinya dengan budaya Indonesia, mereka mengembangkan pemahaman yang
mendalam tentang budaya Indonesia, memperkuat identitas dirinya, dan dapat
menghargai perbedaan.
Pembelajaran bahasa
Inggris difokuskan pada penguatan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dalam
enam keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, memirsa,
menulis, dan mempresentasikan secara terpadu, dalam berbagai jenis teks.
Capaian Pembelajaran minimal keenam keterampilan bahasa Inggris ini mengacu
pada Common European Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching,
Assessment (CEFR) dan setara level B1. Level B1 (CEFR) mencerminkan spesifikasi
yang dapat dilihat dari kemampuan peserta didik untuk:
·
mempertahankan interaksi dan menyampaikan apa
yang diinginkan, dalam berbagai konteks dengan artikulasi jelas;
·
mengungkapkan pokok pikiran utama yang ingin
disampaikan secara komprehensif; dan
·
mempertahankan komunikasi walaupun terkadang
masih terdapat jeda.
Pembelajaran bahasa
Inggris di tingkat Sekolah Dasar dan Menengah diharapkan dapat membantu peserta
didik berhasil mencapai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai
bagian dari life skills. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Inggris umum adalah pendekatan berbasis teks (genre-based approach), yakni
pembelajaran difokuskan pada teks, dalam berbagai moda, baik lisan, tulis,
visual, audio, maupun multimodal. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
Halliday dan Mathiesen (2014: 3) bahwa “When people speak or write, they
produce text, and text is what listeners and readers engage with and
interpret.” Ada empat tahapan dalam pendekatan berbasis teks, dan keempat
tahapan ini dilakukan dalam pembahasan mengenai topik yang sama.
·
Building Knowledge of the Field (BKOF): Guru
membangun pengetahuan atau latar belakang pengetahuan peserta didik terhadap
topik yang akan ditulis atau dibicarakan. Pada tahapan ini, guru juga membangun
konteks budaya dari teks yang diajarkan.
·
Modelling of the Text (MOT): Guru memberikan
model/contoh teks sebagai acuan bagi peserta didik dalam menghasilkan karya,
baik secara lisan maupun tulisan.
·
Joint Construction of the Text (JCOT): Guru
membimbing peserta didik dan bersama-sama memproduksi teks.
·
Independent Construction of the text (ICOT):
peserta didik memproduksi teks lisan dan tulisan secara mandiri (Emilia, 2011).
Komunikasi akan
terjadi pada tingkat teks, bukan hanya sekedar kalimat. Artinya makna tidak
hanya disampaikan oleh kata-kata melainkan harus didukung oleh konteks. Setiap
teks memiliki tujuan, seperti mendeskripsikan, menjelaskan, bercerita, dsb.
(Agustien, 2020).
Pembelajaran bahasa
Inggris umum di dalam kurikulum nasional membantu peserta didik untuk
menyiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang memiliki profil
Pelajar Pancasila seperti beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar
kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global. Profil ini dapat dikembangkan
dalam pembelajaran bahasa Inggris umum, karena pembelajarannya yang bersifat
dinamis dan fluid, yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
terlibat dalam pemilihan teks atau jenis aktivitas belajarnya. Pembelajaran bahasa
Inggris memiliki peluang untuk mencapai profil Pelajar Pancasila melalui materi
teks tertulis, visual, teks oral, maupun aktivitas-aktivitas yang dikembangkan
dalam proses belajar mengajar.
Mata pelajaran Bahasa
Inggris pada jenjang Sekolah Dasar dapat diselenggarakan sebagai mata pelajaran
pilihan bagi satuan pendidikan yang memiliki kesiapan sumber daya. Satuan
pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam
mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat,
komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.
B. Tujuan
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Mata pelajaran bahasa
Inggris bertujuan untuk memastikan peserta didik:
·
Mengembangkan kompetensi komunikatif dalam
bahasa Inggris dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulisan, visual,
audiovisual).
·
Mengembangkan kompetensi interkultural untuk
memahami dan menghargai perspektif, praktik, dan produk budaya Indonesia dan
budaya asing.
·
Mengembangkan kepercayaan diri untuk
berekspresi sebagai individu yang mandiri dan bertanggung jawab.
·
Mengembangkan keterampilan bernalar kritis
dan kreatif.
C. Karakteristik
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
1.
Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa
Inggris umum semakin beragam, misalnya narasi, deskripsi, eksposisi, prosedur,
argumentasi, diskusi, teks khusus (pesan singkat, iklan), dan teks asli.
Beragam teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulis saja, tetapi
juga teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks
multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik otentik
maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun teks
ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk
memfasilitasi peserta didik agar terampil menggunakan teknologi (literasi
teknologi) sehingga meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi informasi
digital.
2.
Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin
diajarkan di kelasnya menyesuaikan dengan kondisi di kelas. Pembelajaran dapat
dimulai dari jenis teks yang sudah dikenal oleh peserta didik untuk membantu
mereka memahami isi teks yang dibacanya dan kemudian mampu menghasilkan teks
jenis tersebut dalam bentuk lisan dan tulis. Selanjutnya, guru dapat
memperkenalkan peserta didik dengan jenis teks yang baru diketahui oleh peserta
didik dan membantu mereka membangun pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut
sehingga mampu menghasilkan karya dalam jenis teks tersebut baik lisan dan tulis.
Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang sering dialami
oleh peserta didik baik di dalam konteks sekolah maupun konteks di rumah agar
peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mempraktekan teks
tersebut dalam kehidupan nyata.
3.
Proses belajar berfokus pada peserta didik
(learner-centred) (Tyler, 1949, 1990), yakni bahwa proses belajar harus
difokuskan pada upaya mengubah perilaku peserta didik (yang asalnya dari tidak
mampu menjadi mampu), dalam menggunakan bahasa Inggris pada enam keterampilan
berbahasa dalam berbagai jenis teks.
4.
Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan
pada kemampuan berbahasa peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangan
kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Inggris umum mencakup elemen keterampilan
reseptif (menyimak, membaca, dan memirsa), serta keterampilan produktif
(berbicara, menulis, dan mempresentasikan).
Elemen-elemen mata pelajaran serta
deskripsinya
a) Elemen:
Menyimak
Deskripsi:
Kemampuan memahami informasi, memberikan apresiasi kepada lawan bicara, dan
memahami informasi yang didengar, sehingga dapat menyampaikan tanggapan secara
relevan dan kontekstual. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan
seperti mendengarkan, mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi bunyi bahasa,
lalu memahami makna. Keterampilan menyimak juga merupakan kemampuan komunikasi
nonverbal yang mencakup seberapa baik seseorang menangkap makna (tersirat dan
tersurat) pada sebuah paparan lisan dan memahami ide pokok dan pendukung pada
konten informasi maupun konteks yang melatari paparan tersebut (Petri, 2017).
b) Elemen:
Membaca
Deskripsi:
Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan
kepentingannya, untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi seseorang agar ia
dapat berpartisipasi dengan masyarakat (OECD, 2000).
c) Elemen:
Memirsa
Deskripsi:
Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks visual sesuai tujuan dan
kepentingannya.
d) Elemen:
Berbicara
Deskripsi:
Kemampuan menyampaikan gagasan, pikiran, serta perasaan secara lisan dalam
interaksi sosial.
e) Elemen:
Menulis
Deskripsi:
Kemampuan menyampaikan, mengomunikasikan gagasan, mengekspresikan kreativitas
dan mencipta dalam berbagai genre teks tertulis, dengan cara yang efektif dan
dapat dipahami, serta diminati oleh pembaca dengan struktur organisasi dan
unsur kebahasaan yang tepat.
f) Elemen:
Mempresentasikan
Deskripsi:
Kemampuan memaparkan gagasan secara fasih, akurat, dapat dipertanggungjawabkan
dengan cara yang komunikatif melalui beragam media (visual, digital, dan
audiovisual), dan dapat dipahami oleh pendengar. Penyampaian dalam berbicara
dan mempresentasikan perlu disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
atau karakteristik penyimak.
Pada pembelajaran
bahasa Inggris umum di fase A difokuskan pada pengenalan bahasa Inggris dan
kemampuan berbahasa Inggris lisan. Pada fase B, pembelajaran difokuskan pada
kemampuan bahasa Inggris lisan, tapi mulai diperkenalkan bahasa tulis. Pada
pembelajaran fase ini, guru perlu membantu peserta didik memahami bahwa cara pengucapan
bahasa Inggris dengan penulisannya berbeda. Pada fase C, di tingkat akhir
jenjang SD, pembelajaran difokuskan pada kemampuan bahasa Inggris lisan dan
tulis.
Pada pembelajaran
bahasa Inggris umum di fase D tingkat Sekolah Menengah Pertama, pembelajaran
berfokus pada penguatan berbahasa Inggris lisan dan penguatan kemampuan bahasa
tulis.
Pada pembelajaran
bahasa Inggris umum di fase E dan F tingkat SMA, pembelajaran bahasa Inggris
berfokus pada penguatan berbahasa lisan dan tulis dengan target CEFR B1.
D. Capaian
Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Setiap Fase
1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD)
Pada akhir
fase A, peserta didik memahami bahwa bahasa Inggris lisan dapat membantu mereka
berinteraksi dengan orang lain dalam situasi
sosial sehari-hari dan konteks kelas.
Dalam mengembangkan keterampilan menyimak dan berbicara, peserta didik
mengikuti/merespon instruksi atau pertanyaan sederhana dalam bahasa Inggris dan
mengucapkan dengan baik kosakata sederhana. Pada fase ini, peserta didik banyak
menggunakan alat bantu visual dan komunikasi non verbal untuk membantu mereka
berkomunikasi. Peserta didik memahami bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan
individu maupun berkelompok yang bisa dilakukan untuk memberikan kesenangan
(reading for pleasure). Mereka memahami bahwa gambar yang terdapat dalam buku
yang dibacakan oleh guru atau gambar yang peserta didik amati memiliki arti.
Mereka merespon secara lisan, visual, dan/atau komunikasi non-verbal terhadap
teks sederhana yang dibacakan atau gambar yang dilihatnya.
1) Elemen Menyimak – Berbicara: Pada
akhir fase A, peserta didik menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk
berinteraksi dalam situasi sosial dan kelas seperti berkenalan, memberikan
informasi diri, mengucapkan salam dan selamat tinggal. Mereka merespon
instruksi sederhana (dengan bantuan visual) melalui gerakan tubuh atau menjawab
pertanyaan pendek sederhana dengan kata, frase atau kalimat sederhana. Mereka
memahami ide pokok dari informasi yang disampaikan secara lisan dengan bantuan
visual dan menggunakan kosa kata sederhana. Mereka menggunakan alat bantu
visual untuk membantu mereka berkomunikasi.
By the end
of Phase A, students use basic English to interact in social and classroom
situations such as introducing themselves, sharing personal information,
greeting and bidding farewell. They respond to simple instructions (with
support from visual cues) with action-related language or answer to short,
simple questions with simple words, phrases or sentences. They identify key
points of information in visually supported oral presentations containing
familiar vocabulary. They use visual texts to help them communicate.
2) Elemen Membaca – Memirsa: Pada akhir fase A, peserta didik merespon secara lisan terhadap teks
pendek sederhana dan familiar, berbentuk teks tulis yang dibacakan oleh guru.
Peserta didik menunjukkan pemahaman teks yang dibacakan atau gambar/ilustrasi
yang diperlihatkan padanya, menggunakan komunikasi non-verbal.
By the end
of Phase A, students respond orally to short, simple, familiar texts in the
form of print texts read by teachers. They show understanding of texts being
read to or pictures/illustration being shown, using non-verbal communication.
3) Elemen Menulis – Mempresentasikan: Belum menjadi fokus pembelajaran pada fase ini, karena peserta didik
belum diminta untuk mengungkapkan gagasan secara tertulis
(composing/producing).
2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD)
Pada akhir
fase B, peserta didik memahami dan merespon teks lisan dan visual sederhana
dalam bahasa Inggris. Dalam mengembangkan keterampilan menyimak dan berbicara,
peserta didik mengikuti/merespon instruksi atau pertanyaan sederhana dalam
bahasa Inggris dan membagikan informasi dengan kosakata sederhana. Peserta
didik merespon berbagai teks/gambar secara lisan dan tulisan sederhana dengan
alat bantu visual dan komunikasi non-verbal. Pada fase ini juga peserta didik
berinteraksi menggunakan bahasa Inggris sederhana.
1) Elemen Menyimak – Berbicara: Pada
akhir fase B, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berinteraksi dalam
lingkup situasi sosial dan kelas yang makin luas namun masih dapat diprediksi
(rutin) menggunakan kalimat dengan pola tertentu. Mereka mengubah/mengganti
sebagian elemen kalimat untuk dapat berpartisipasi dalam rutinitas kelas dan
aktivitas belajar, seperti menyampaikan perasaan, menyampaikan kebutuhan, dan
meminta pertolongan. Mereka memahami ide pokok dari informasi yang disampaikan
secara lisan dengan bantuan visual, serta menggunakan kosa kata sederhana.
Mereka mengikuti rangkaian instruksi sederhana yang berkaitan dengan prosedur
kelas dan aktivitas belajar dengan bantuan visual.
By the end
of Phase B, students use English to interact in a range of predictable social
and classroom situations using certain patterns of sentences. They
change/substitute some sentence elements to participate in classroom routines
and learning activities, such as expressing feelings, expressing needs and
requesting help. They identify key points of information in visually supported
oral presentations containing familiar vocabulary. Using visual cues, they
follow a series of simple instructions related to classroom procedures and
learning activities.
2) Elemen Membaca – Memirsa: Pada
akhir fase B, peserta didik memahami kata-kata yang sering digunakan
sehari-hari dengan bantuan gambar/ilustrasi. Mereka membaca dan memberikan
respon terhadap teks pendek sederhana dan familiar dalam bentuk tulisan atau
digital, termasuk teks visual, multimodal atau interaktif.
By the end
of Phase B, students understand everyday vocabulary with support from
pictures/illustration. They read and respond to a range of short, simple,
familiar texts in the form of print or digital texts, including visual,
multimodal or interactive texts.
3) Elemen Menulis – Mempresentasikan : Pada akhir fase B, peserta didik mengomunikasikan ide dan
pengalamannya melalui gambar dan salinan tulisan. Dengan bantuan guru, mereka
menghasilkan teks deskripsi dan prosedur sederhana menggunakan kata/frasa
sederhana dan gambar. Mereka menulis kosakata sederhana yang berkaitan dengan
lingkungan kelas dan rumah dalam bahasa Inggris menggunakan ejaan yang
diciptakan sendiri oleh anak.
By the end
of Phase B, students communicate their ideas and experience through drawings
and copied writing. With teachers’ support, they produce simple descriptions
and procedures using simple words/phrases and pictures. They use invented
spelling in writing simple vocabulary related to their class and home
environments.
3. Fase C
(Umumnya untuk kelas V dan VI SD)
Pada akhir
fase C, peserta didik memahami dan merespon teks lisan, tulisan, dan visual
sederhana dalam bahasa Inggris. Mereka menggunakan bahasa Inggris sederhana
untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam situasi yang familiar/lazim/rutin.
Peserta didik memahami hubungan bunyi huruf pada kosakata sederhana dalam
bahasa Inggris dan menggunakan pemahaman tersebut untuk memahami dan
memproduksi teks tulisan dan visual sederhana dalam bahasa Inggris dengan
bantuan contoh.
1) Elemen Menyimak – Berbicara : Pada
akhir fase C, peserta didik menggunakan kalimat dengan pola tertentu dalam
bahasa Inggris untuk berinteraksi pada lingkup situasi sosial dan kelas yang
makin luas, namun masih dapat diprediksi atau bersifat rutin. Mereka
mengubah/mengganti sebagian elemen kalimat untuk dapat berpartisipasi dalam
aktivitas belajar, seperti membuat pertanyaan sederhana, meminta klarifikasi
dan meminta izin. Mereka menggunakan beberapa strategi untuk mengidentifikasi
informasi penting/inti dalam berbagai konteks, seperti meminta pembicara untuk
mengulangi atau berbicara dengan lebih pelan, atau bertanya arti sebuah kata.
Mereka mengikuti rangkaian instruksi sederhana yang berkaitan dengan prosedur
kelas dan aktivitas belajar.
By the end
of Phase C, students use English to interact in a range of predictable social
and classroom situations using certain patterns of sentences. They
change/substitute some elements of sentences to participate in learning
activities such as asking simple questions, requesting clarification and
seeking permission. They use some strategies to identify key information in
most contexts such as asking a speaker to repeat or to speak slowly, or asking
what a word means.
They
follow a series of simple instructions related to classroom procedures and
learning activities.
2) Elemen Membaca – Memirsa : Pada akhir fase C, peserta didik memahami kata-kata yang sering
digunakan sehari-hari dan memahami kata-kata baru dengan bantuan
gambar/ilustrasi serta kalimat dalam konteks yang dipahami peserta didik.
Mereka membaca dan memberikan respon terhadap beragam teks pendek, sederhana
dan familiar dalam bentuk tulisan atau digital, termasuk teks visual,
multimodal atau interaktif. Mereka menemukan informasi pada sebuah kalimat dan
menjelaskan topik sebuah teks yang dibaca atau diamatinya.
By the end
of Phase C, students understand familiar and new vocabulary with support from
visual cues or context clues. They read and respond to a wide range of short,
simple, familiar texts in the form of print or digital texts, including visual,
multimodal or interactive texts. They find basic information in a sentence and
explain a topic in a text read or viewed.
3) Elemen Menulis – Mempresentasikan: Pada
akhir fase C, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalamannya melalui
salinan tulisan dan tulisan sederhana mereka sendiri, serta menunjukkan
perkembangan pemahaman terhadap proses menulis. Mereka menunjukkan kesadaran
awal bahwa teks dalam bahasa Inggris ditulis dengan kaidah (konvensi) yang disesuaikan
dengan konteks dan tujuannya. Dengan bantuan guru, mereka menghasilkan teks
deskripsi, cerita, dan prosedur sederhana menggunakan kalimat dengan pola
tertentu dan contoh pada tingkatan kata dan kalimat sederhana. Mereka
menunjukkan kesadaran atas pentingnya tanda baca dasar dan penggunaan huruf
kapital. Mereka menunjukkan pemahaman terhadap beberapa hubungan bunyi-huruf
dalam bahasa Inggris dan ejaan dari kata-kata yang umum digunakan. Dalam
menulis, mereka menggunakan kosakata yang berkaitan dengan lingkungan kelas dan
rumah, dan mereka juga menggunakan beberapa strategi dasar seperti menyalin
kata atau frasa dari buku atau daftar kata, menggunakan gambar, dan bertanya
bagaimana cara menuliskan sebuah kata.
By the end
of Phase C, students communicate their ideas and experience through copied
writing and their own basic writing, showing evidence of a developing
understanding of the writing process. They demonstrate an early awareness that
written texts in English are presented through conventions, which change
according to context and purpose. With teachers’
support, they produce simple descriptions, recounts and procedures using
certain patterns of sentences and modelled examples at word and simple sentence
level. They show awareness of the need for basic punctuation and
capitalization. They demonstrate knowledge of some English letter-sound
relationships and the spelling of high-frequency words. In their writing, they
use vocabulary related to their class and home environments, and use basic
strategies, such as copying words or phrases from books or word lists, using
images and asking how to write a word.
4. Fase D
(Umumnya untuk kelas VII, VIII, dan IX SMP)
Pada akhir
fase D, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa
Inggris untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam konteks yang lebih beragam dan
dalam situasi formal dan informal, berbagai jenis teks seperti narasi,
deskripsi, prosedur, teks khusus (pesan singkat, iklan) dan teks asli menjadi rujukan
utama dalam mempelajari bahasa Inggris di fase ini. Peserta didik menggunakan
bahasa Inggris untuk berdiskusi dan menyampaikan keinginan/perasaan. Pemahaman
mereka terhadap teks tulisan
semakin berkembang dan
keterampilan inferensi mulai tampak ketika memahami informasi tersirat. Mereka
memproduksi teks tulisan dan visual dalam bahasa Inggris yang terstruktur
dengan kosa kata yang lebih beragam. Mereka memahami tujuan dan pemirsa ketika
memproduksi teks tulisan dan visual dalam bahasa Inggris.
1) Elemen Menyimak – Berbicara : Pada
akhir fase D, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berinteraksi dan
saling bertukar ide, pengalaman, minat, pendapat dan pandangan dengan guru,
teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam konteks familiar yang formal
dan informal. Dengan pengulangan dan penggantian kosa kata, peserta didik
memahami ide utama dan detil yang relevan dari diskusi atau presentasi mengenai
berbagai macam topik yang telah familiar dan dalam konteks kehidupan di sekolah
dan di rumah. Mereka terlibat dalam diskusi, misalnya memberikan pendapat, membuat
perbandingan dan menyampaikan preferensi. Mereka menjelaskan dan memperjelas
jawaban mereka menggunakan struktur kalimat dan kata kerja sederhana.
By the end
of Phase D, students use English to interact and exchange ideas, experiences,
interests, opinions and views with teachers, peers and others in an increasing
variety of familiar formal and informal contexts. With
some repetition and rewording, they comprehend the main ideas and relevant
details of discussions or presentations on a variety of general interest
topics. They engage in discussion such as giving opinions, making comparisons
and stating preferences. They explain and clarify their answers using basic
sentence structure and verb tenses.
2) Elemen Membaca – Memirsa : Pada
akhir fase D, peserta didik membaca dan merespon teks familiar dan tidak
familiar yang mengandung struktur yang telah dipelajari dan kosakata yang
familiar secara mandiri. Mereka mencari dan mengevaluasi ide utama dan
informasi spesifik dalam berbagai jenis teks. Teks ini dapat berbentuk cetak
atau digital, termasuk diantaranya teks visual, multimodal atau interaktif.
Mereka mengidentifikasi tujuan teks dan mulai melakukan inferensi untuk
memahami informasi tersirat dalam sebuah teks.
By the end
of Phase D, students independently read and respond to familiar and unfamiliar
texts containing predictable structures and familiar vocabulary. They locate
and evaluate main ideas and specific information in texts of different genres.
These texts may be in the form of print or digital texts, including visual,
multimodal or interactive texts. They identify the purpose of texts and begin
to make inference to comprehend implicit information in the text.
3) Elemen Menulis – Mempresentasikan: Pada
akhir fase D, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalaman mereka melalui
paragraf sederhana dan terstruktur, menunjukkan perkembangan dalam penggunaan
kosa kata spesifik dan struktur kalimat sederhana. Menggunakan contoh, mereka
membuat perencanaan, menulis, dan menyajikan teks informasi, imajinasi dan
persuasi dengan menggunakan kalimat sederhana dan majemuk untuk menyusun
argumen dan menjelaskan atau mempertahankan suatu pendapat.
By the end
of Phase D, students communicate their ideas and experience through simple,
organized paragraphs, demonstrating a developing use of specific vocabulary and
simple sentence structures. Using models, they plan, create and present
informative, imaginative and persuasive texts in simple and compound sentences
to structure arguments and to explain or justify a position. They include basic
information and detail, and also vary their sentence construction in their
writing. Students express ideas in the present, future, and past tenses. They
use time markers, adverbs of frequency and common conjunctions to link ideas.
Their attempts to spell new words are based on known English letter-sound
relationships and they use punctuation and capitalization with consistency.
5. Fase E
(Umumnya untuk kelas X SMA)
Pada akhir
fase E, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa
Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan
pemirsa/pembacanya. Berbagai jenis teks seperti narasi, deskripsi, prosedur,
eksposisi, recount, report, dan teks
asli menjadi rujukan utama dalam mempelajari bahasa Inggris di fase ini.
Peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan keinginan/perasaan
dan berdiskusi mengenai topik yang dekat dengan keseharian mereka atau isu yang
hangat sesuai usia peserta didik di fase ini. Mereka membaca teks tulisan untuk
mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi. Keterampilan inferensi tersirat
ketika memahami informasi, dalam bahasa Inggris mulai berkembang. Peserta didik
memproduksi teks tulisan dan visual yang lebih beragam, dengan kesadaran
terhadap tujuan dan target pembaca.
1) Elemen Menyimak – Berbicara: Pada
akhir fase E, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi
dengan guru, teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam situasi dan
tujuan. Mereka menggunakan dan merespon pertanyaan dan menggunakan strategi
untuk memulai dan mempertahankan percakapan dan diskusi. Mereka memahami dan
mengidentifikasi ide utama dan detail relevan dari diskusi atau presentasi
mengenai topik yang dekat dengan kehidupan pemuda. Mereka
menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan opini terhadap isu yang dekat
dengan kehidupan pemuda dan untuk membahas minat. Mereka memberikan pendapat
dan membuat perbandingan. Mereka menggunakan elemen non-verbal seperti bahasa
tubuh, kecepatan bicara, dan nada suara untuk dapat dipahami dalam sebagian
konteks.
By the end
of Phase E, students use English to communicate with teachers, peers and others
in a range of settings and for a range of purposes. They use and respond to
questions and use strategies to initiate and sustain conversations and
discussion. They understand and identify the main ideas and relevant details of
discussions or presentations on youth-related topics. They use English to
express opinions on youth-related issues and to discuss youth-related
interests. They give and make comparisons. They use nonverbal elements such as
gestures, speed and pitch to be understood in some contexts.
2) Elemen Membaca – Memirsa: Pada
akhir fase E, peserta didik membaca dan merespon berbagai macam teks seperti
narasi, deskripsi, prosedur, eksposisi, recount, dan report. Mereka membaca
untuk mempelajari sesuatu atau untuk mendapatkan informasi. Mereka mencari dan
mengevaluasi detil spesifik dan inti dari berbagai macam jenis teks. Teks ini
dapat berbentuk cetak atau digital, termasuk diantaranya teks visual,
multimodal atau interaktif. Pemahaman mereka terhadap ide pokok, isu-isu atau
pengembangan plot dalam berbagai macam teks mulai berkembang. Mereka
mengidentifikasi tujuan penulis dan mengembangkan keterampilannya untuk
melakukan inferensi sederhana dalam memahami informasi tersirat dalam teks.
By the end
of Phase E, students read and respond to a variety of texts, such as
narratives, descriptions, procedures, expositions, recount and report. They
read to learn or to find information. They locate and evaluate specific details
and main ideas of a variety of texts. These texts may be in the form print or
digital texts, including visual, multimodal or interactive texts. They are
developing understanding of main ideas, issues or plot development in a variety
of texts. They identify the author’s purposes and are developing simple
inferential skills to help them understand implied information from the texts.
3) Elemen Menulis – Mempresentasikan : Pada akhir fase E, peserta didik menulis berbagai jenis teks fiksi
dan non-fiksi, melalui aktivitas yang dipandu, menunjukkan kesadaran peserta
didik terhadap tujuan dan target pembaca. Mereka membuat perencanaan, menulis,
mengulas dan menulis ulang berbagai jenis tipe teks dengan menunjukkan strategi
koreksi diri, termasuk tanda baca dan huruf besar. Mereka menyampaikan ide
menggunakan kosa kata dan kata kerja umum dalam tulisannya. Mereka menyajikan
informasi menggunakan berbagai mode presentasi untuk menyesuaikan dengan
pembaca/pemirsa dan untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda, dalam bentuk cetak
dan digital.
By the end
of phase E, students write a variety of fiction and non-fiction texts, through
guided activities, showing an awareness of purpose and audience. They plan,
write, review and redraft a range of text types with some evidence of
self-correction strategies, including punctuation and capitalization. They
express ideas and use common/daily vocabulary and verbs in their writing. They
present information using different modes of presentation to suit different
audiences and to achieve different purposes, in print and digital forms.
6. Fase F
(Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)
Pada akhir
Fase F, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa
Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan
pemirsa/pembacanya. Berbagai jenis teks seperti narasi, deskripsi, eksposisi,
prosedur, argumentasi, diskusi, dan teks asli menjadi rujukan utama dalam
mempelajari bahasa Inggris di fase ini. Peserta didik menggunakan bahasa
Inggris untuk berdiskusi dan menyampaikan keinginan/perasaan. Peserta didik
menggunakan keterampilan berbahasa Inggris untuk mengeksplorasi berbagai teks
dalam berbagai macam topik kontekstual. Mereka membaca teks tulisan untuk
mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi dan untuk kesenangan. Pemahaman
mereka terhadap teks tulisan semakin mendalam. Keterampilan inferensi tersirat
ketika memahami informasi, dan kemampuan evaluasi berbagai jenis teks dalam
bahasa Inggris sudah berkembang. Mereka memproduksi teks lisan dan tulisan
serta visual dalam bahasa Inggris yang terstruktur dengan kosa kata yang lebih
beragam. Peserta didik memproduksi beragam teks tulisan dan visual, fiksi
maupun non-fiksi dengan kesadaran terhadap tujuan dan target pembaca/pemirsa.
1) Elemen Menyimak – Berbicara: Pada akhir fase F, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk
berkomunikasi dengan guru, teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam
situasi dan tujuan. Mereka menggunakan dan merespon pertanyaan terbuka dan menggunakan
strategi untuk memulai, mempertahankan dan menyimpulkan percakapan dan diskusi.
Mereka memahami dan mengidentifikasi ide utama dan detail relevan dari diskusi
atau presentasi mengenai berbagai macam topik. Mereka menggunakan bahasa
Inggris untuk menyampaikan opini terhadap isu sosial dan untuk membahas minat,
perilaku dan nilai- nilai lintas konteks budaya yang dekat dengan kehidupan
pemuda. Mereka memberikan dan mempertahankan
pendapatnya, membuat perbandingan dan mengevaluasi perspektifnya. Mereka
menggunakan strategi koreksi dan perbaikan diri, dan menggunakan elemen non-
verbal seperti bahasa tubuh, kecepatan bicara dan nada suara untuk dapat
dipahami dalam sebagian besar konteks.
By the end
of Phase F, students use English to communicate with teachers, peers and others
in a range of settings and for a range of purposes. They use and respond to
open-ended questions and use strategies to initiate, sustain and conclude
conversations and discussion. They understand and identify the main ideas and relevant
details of discussions or presentations on a wide range of topics. They use
English to express opinions on social issues and to discuss youth-related
interests, behaviours and values across cultural contexts. They give and
justify opinions, make comparisons and evaluate perspectives. They employ
self-correction and repair strategies, and use nonverbal elements such as
gestures, speed and pitch to be understood in most contexts.
2) Elemen Membaca – Memirsa: Pada
akhir fase F, peserta didik membaca dan merespon berbagai macam teks seperti
narasi, deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, dan diskusi secara
mandiri. Mereka membaca untuk mempelajari sesuatu dan membaca untuk kesenangan.
Mereka mencari, membuat sintesa dan mengevaluasi detil spesifik dan inti dari
berbagai macam jenis teks. Teks ini dapat berbentuk cetak atau digital,
termasuk diantaranya teks visual, multimodal atau interaktif. Mereka
menunjukkan pemahaman terhadap ide pokok, isu-isu atau pengembangan plot dalam
berbagai macam teks. Mereka mengidentifikasi tujuan penulis dan melakukan
inferensi untuk memahami informasi tersirat dalam teks.
By the end
of Phase F, students independently read and respond to a wide range of texts
such as narratives, descriptives, expositions, procedures, argumentatives and
discussions. They read to learn and read for pleasure. They locate, synthesize
and evaluate specific details and gist from a range of text genres. These texts
may be in the form of print or digital texts, including visual, multimodal or
interactive texts. They demonstrate an understanding of the main ideas, issues
or plot development in a range of texts. They identify the author’s purpose and
make inference to comprehend implicit information in the text.
3) Elemen Menulis – Mempresentasikan: Pada
akhir fase F, peserta didik menulis berbagai jenis teks fiksi dan faktual
secara mandiri, menunjukkan kesadaran peserta didik terhadap tujuan dan target
pembaca. Mereka membuat perencanaan, menulis, mengulas dan menulis ulang
berbagai jenis tipe teks dengan menunjukkan strategi koreksi diri, termasuk
tanda baca, huruf besar dan tata bahasa. Mereka menyampaikan ide kompleks dan
menggunakan berbagai kosa kata dan tata bahasa yang beragam dalam tulisannya.
Mereka menuliskan kalimat utama dalam paragraf-paragraf mereka dan menggunakan
penunjuk waktu untuk urutan, juga konjungsi, kata penghubung dan kata ganti
orang ketiga untuk menghubungkan atau membedakan ide antar dan di dalam
paragraf. Mereka menyajikan informasi menggunakan
berbagai mode presentasi untuk
menyesuaikan dengan pemirsa dan untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda, dalam
bentuk cetak dan digital.
By the end
of Phase F, students independently write an extensive range of fictional and
factual text types, showing an awareness of purpose and audience. They plan,
write, review and redraft a range of text types with some evidence of
self-correction strategies, including punctuation, capitalization and tenses.
They express complex ideas and use a wide range of vocabulary and verb tenses
in their writing. They include topic sentences in their paragraphs and use time
markers for sequencing, also conjunctions, connectives and pronoun references
for linking or contrasting ideas between and within paragraphs. They present
information using different modes of presentation to suit different audiences
and to achieve different purposes, in print and digital forms.
E. CAPAIAN
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS TINGKAT LANJUT
1. Rasional
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut
Bahasa
Inggris Tingkat Lanjut adalah program di luar pengajaran bahasa Inggris wajib,
yang diberikan di kelas 11 dan 12 untuk memfasilitasi peserta didik yang
betul-betul berminat untuk mempelajari bahasa Inggris dengan lebih komprehensif
dan terfokus. Program ini diharapkan dapat membantu peserta didik berhasil
mencapai kemampuan akademik yang ditargetkan serta ‘’life skills’’ yang
diperlukan untuk dapat hidup dalam tatanan dunia dan teknologi yang berubah
dengan cepat. Selain life skills, di dalam pembelajaran Bahasa Inggris Tingkat
Lanjut juga menekankan pada keterampilan Abad 21 (berpikir kritis, kreatifitas,
komunikasi, dan kolaborasi), pengembangan karakter, dan literasi sesuai
kebutuhan.
Pengajaran
Bahasa Inggris Tingkat Lanjut ini memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris, pada keempat keterampilan bahasa
Inggris yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis, ke tingkat yang
lebih tinggi. Capaian Pembelajaran minimal keempat keterampilan Bahasa Inggris
di program Bahasa Inggris Tingkat Lanjut ini mengacu pada Common European
Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching, Assessment (CEFRL)
dan setara level B2. English level B2 adalah tingkat keempat bahasa Inggris,
yakni tingkat Upper Intermediate dalam Common European Framework of Reference
(CEFR), suatu penentuan berbagai tingkat kecakapan bahasa yang disusun oleh
Dewan Eropa. Dalam percakapan sehari-hari, tingkat ini biasa disebut sebagai
“confident atau percaya diri”. Pada tingkat ini, peserta didik dapat berfungsi
secara mandiri di berbagai lingkungan akademik dan profesional menggunakan
bahasa Inggris, meskipun dengan berbagai nuansa dan keakuratan yang terbatas.
(https://www.cambridgeenglish.org/exams-and-tests/cefr/; EF, CEFR, https://www.efset.org/id/cefr/b2/.).
Pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut ini adalah
pendekatan berbasis teks (genre-based approach), yakni pembelajaran difokuskan
pada teks, dalam berbagai moda, baik lisan, tulis, visual, audio, maupun
multimodal. Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman dalam
menggunakan teks-teks berbahasa Inggris untuk memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, dan procedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata. Teks menjadi fokus pembelajaran karena,
seperti dikatakan oleh Halliday dan Mathiesen (2014: 3) bahwa “When people
speak or write, they produce text, and text is what listeners and readers
engage with and interpret.” Untuk itu, pengajaran juga difokuskan pada
penguatan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dalam empat keterampilan
berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu, dalam
tiga jenis teks, yakni naratif, eksposisi, dan diskusi. Ada 4 tahap pada
pengajaran bahasa yang menggunakan pendekatan berbasis teks: tahap pertama
Building Knowledge of Field; guru dan peserta didik membangun konteks budaya,
berbagi pengalaman, membahas kosakata, pola-pola kalimat, dan sebagainya. Pada
tahap kedua, Modelling of Text; guru menunjukkan teks model (lisan atau tulis)
dari jenis teks yang sedang dipelajari. Tahap ketiga, Joint Construction of
Text; peserta didik mencoba memproduksi teks secara berkelompok dengan bantuan
guru. Tahap keempat, Independent Construction of Text; peserta didik diberi
kesempatan untuk memproduksi teks lisan dan tulisan secara mandiri, dengan
bimbingan guru yang minimal, hanya kalau diperlukan.
Pembelajaran
Bahasa Inggris Tingkat Lanjut juga dirancang untuk membentuk Profil Pelajar
Pancasila seperti beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis,
kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam melalui pembelajaran yang bersifat kontekstual. Dalam kaitannya dengan
tujuan pembentukan Profil Pelajar Pancasila, pengajaran Bahasa Inggris Tingkat
Lanjut diharapkan dapat mewujudkan peserta didik yang merdeka, yakni menjadi
pengguna bahasa Inggris yang mandiri dan percaya diri, selain itu, pembentukan
Profil Pelajar Pancasila juga dapat dicapai melalui berbagai aktivitas
pembelajaran dengan berbagai jenis teks.
2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut
Mata pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut bertujuan untuk memastikan
peserta didik:
1) Menggunakan bahasa Inggris secara mandiri dan dengan
rasa percaya diri untuk mencapai tujuan komunikasi baik lisan maupun tulis
dalam tiga jenis teks, yakni naratif, eksposisi, dan diskusi dalam
empat keterampilan berbahasa secara terpadu, dengan kompetensi bahasa Inggris
setara Level B2 CEFR.
Pada
level B2 CEFR, peserta didik diharapkan mampu:
a) memahami gagasan utama dari teks yang
kompleks baik tentang topik konkrit terkait kejadian-kejadian di lingkungan
sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir atau topik terkait mata pelajaran
lain dalam teks naratif, eksposisi, dan diskusi.
b) berinteraksi dengan lancar, spontan, dan
mampu berinteraksi secara teratur dengan penutur jati bahasa Inggris, serta
cukup mungkin tanpa ada hambatan bagi kedua belah pihak yang berkomunikasi atau
berinteraksi.
c) memproduksi teks dengan struktur organisasi
yang jelas dan detail, tentang berbagai topik dan menjelaskan pendapat atau
pandangan terkait isu dalam topik tertentu dengan memberikan manfaat dan kelemahan
(pro dan kontra) dari berbagai pilihan atau pendapat.
Semua
karakteristik kemampuan bahasa Inggris level B2 di atas sesuai dengan tujuan
dari teks naratif, eksposisi, dan diskusi.
2) Memiliki keterampilan abad 21, termasuk
berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi lisan dan
tulis, dan mampu bekerja sama, serta literasi digital.
3) Menjadi warga masyarakat global yang tetap
memegang teguh nilai- nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dengan
mengedepankan Profil Pembelajar Pancasila seperti beriman dan berahlak mulia,
mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebinekaan global.
3. Karakteristik
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut
Pengajaran
mencakup empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan
menulis yang diajarkan secara terintegrasi dalam siklus pengajaran berbasis
teks, khususnya 3 jenis teks, yakni naratif, eksposisi, dan diskusi. Teks
naratif dipilih karena tiga alasan utama. Pertama, teks naratif merupakan
“life— worlds” (Macken-Horarik, dkk, 2017: 32) peserta didik, tersedia di
setiap masa, dalam setiap kalangan dan kelompok usia, dalam berbagai jenis dan
topik, mulai dari topik sejarah sampai topik terkini. Kedua, Teks naratif
bertujuan untuk menghibur, dan merupakan bagian dari karya sastra. Hal ini
diharapkan mampu menarik perhatian dan meningkatkan minat peserta didik untuk terus
belajar bahasa Inggris. Alasan terakhir adalah naratif juga memainkan peran
penting dalam menentukan cara pandang seseorang terhadap dunia. (Bruner, 1986;
Gee, 1989,1999, dalam Lopez-Bonilla, 2011:49). Teks eksposisi dan diskusi
dipilih karena jenis teks ini mempunyai peranan yang sangat penting tidak hanya
di dunia akademik, tetapi juga di dunia kerja. Teks eksposisi dan diskusi
menuntut peserta didik untuk mampu menggunakan bahasa Inggris untuk
mengemukakan pendapat tentang suatu isu, dengan mengungkapkan argumen yang
didukung fakta, data, dan pendapat para ahli terkait isu tersebut. Teks
diskusi, khususnya, menuntut peserta didik untuk melihat satu isu dari berbagai
perspektif, minimal dua perspektif, yakni perspektif yang mendukung dan
menentang. Pengajaran teks diskusi dapat memfasilitasi peserta didik untuk
berlatih berdebat dalam bahasa Inggris dan juga kemampuan yang sangat penting
baik dalam dunia akademik maupun dunia kerja dewasa ini. Kedua jenis teks ini,
dengan argumen sebagai bagian utama, berperan penting dalam pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dewasa
ini.
Ketiga
teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulis, tetapi juga teks lisan
(monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks yang
mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik otentik maupun teks yang
dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi
dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi peserta didik
untuk terampil menggunakan teknologi (literasi teknologi) sehingga meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam mengelola informasi digital.
Pengajaran
sastra dan lintas budaya menjadi bagian dari pengajaran Bahasa Inggris Tingkat
Lanjut, karena teks merupakan konstruksi sosial, pembahasan teks tidak akan
terlepas dari pembahasan budaya yang direfleksikan dalam setiap teks yang
dibahas. Dengan demikian, pengajaran sastra dan budaya sudah inklusif dalam
pengajaran 3 jenis teks di atas.
Konsep
belajar yang digunakan adalah the zone of proximal development, yakni bahwa
proses belajar harus menciptakan jarak antara tingkat perkembangan aktual yang
ditentukan oleh penyelesaian masalah secara mandiri dengan tingkat perkembangan
yang dicapai di bawah bimbingan orang dewasa (guru)
atau kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu (Vygotsky, 1978: 86). Dalam
kaitannya dengan konsep merdeka belajar, pengajaran Bahasa Inggris Tingkat
Lanjut diharapkan dapat mewujudkan para peserta didik yang merdeka, yakni
menjadi pengguna bahasa Inggris yang mandiri dan percaya diri.
Proses
belajar berlangsung berdasarkan konsep bahwa belajar merupakan proses sosial,
dan peserta didik belajar bahasa, belajar melalui bahasa, dan belajar tentang
bahasa (Halliday, dalam Feez and Joyce, 1998).
Proses
belajar terjadi dalam kerangka apprenticeship magang, dimana guru berperan
sebagai ahli yang bisa memberikan bimbingan sampai peserta didik memiliki
kemampuan yang diharapkan. Proses belajar selanjutnya berfokus pada peserta
didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990), yakni bahwa proses belajar harus
difokuskan pada upaya mengubah perilaku peserta didik (yang asalnya dari tidak
mampu menjadi mampu), dalam menggunakan bahasa Inggris pada empat keterampilan
berbahasa dalam jenis teks naratif, eksposisi, dan diskusi.
Prinsip
belajar adalah scaffolding, yakni bantuan tutorial yang diberikan oleh guru
atau orang dewasa lain yang mengetahui cara mengontrol hal-hal yang berada di
luar kapasitas peserta didik (Wood, Bruner and Ross, 1976; Wells, 1999). Guru
berperan mengajarkan kepada peserta didik cara melakukan sesuatu, dalam hal ini
cara menggunakan bahasa Inggris dan memberikan kesempatan untuk mempraktekkan
nya (Mendelsohn, 2008: 56).
4. Elemen-elemen
mata pelajaran serta deskripsinya
1) Elemen
: Menyimak/Listening
Deskripsi : Peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam
mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memahami gagasan utama dari teks
dengaran yang kompleks baik tentang topik konkrit terkait kejadian-kejadian di
lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir atau topik terkait mata
pelajaran lain dalam teks naratif, eksposisi dan diskusi.
2) Elemen : Membaca/Reading
Deskripsi : Peserta didik diharapkan mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam
mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memahami gagasan utama dari teks
tulis, baik dalam bentuk cetak maupun dalam visual, baik teks tunggal maupun
ganda, dan yang kompleks baik topik konkrit terkait kejadian-kejadian di
lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir atau topik terkait mata
pelajaran lain dalam teks naratif, eksposisi dan diskusi.
3) Elemen : Menulis/Writing
Deskripsi : Peserta
didik diharapkan mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran
Bahasa Inggris wajib dan mampu memproduksi teks dengan struktur organisasi yang
jelas dan detail dalam jenis teks naratif, eksposisi dan diskusi tentang
berbagai topik dan menjelaskan pendapat atau pandangan terkait isu dalam topik
tertentu dengan menjelaskan manfaat dan kelemahan atau argumen yang mendukung
dan menentang tentang berbagai pilihan atau pendapat.
4) Elemen : Berbicara/Speaking
Deskripsi : Peserta
didik mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris
wajib dan mampu berinteraksi dengan lancar dan spontan secara teratur dengan
penutur asli bahasa Inggris dan cukup mungkin tanpa ada hambatan bagi kedua
belah pihak yang berkomunikasi atau berinteraksi dalam jenis teks naratif,
eksposisi, diskusi.
5. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa
Inggris Tingkat Lanjut Setiap Fase
a) Fase
F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA)
Pada akhir
fase F, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa
Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan
pemirsa/pembacanya. Berbagai jenis teks seperti naratif, eksposisi, diskusi,
teks sastra, teks asli maupun multi teks menjadi rujukan utama dalam
mempelajari bahasa inggris di fase ini. Peserta didik menggunakan kemampuan
bahasa Inggris untuk mengeksplorasi teks naratif, eksposisi, dan diskusi dalam
berbagai macam topik termasuk isu sosial dan konteks budaya. Pada fase ini,
bukan hanya kemampuan berbahasa peserta didik yang semakin berkembang tapi juga
kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan percaya diri
demi terwujudnya profil pembelajar Pancasila.
1) Elemen: Menyimak/Listenining
Capaian
Pembelajaran: Pada akhir fase ini, peserta didik diharapkan
mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib
dan mampu memahami gagasan utama dari teks dengaran yang kompleks baik tentang
topik konkrit terkait kejadian-kejadian di lingkungan sekitar, maupun abstrak
terkait isu mutakhir atau topik terkait mata pelajaran lain dalam teks naratif,
eksposisi dan diskusi.
At the
completion of Phase F, students are expected to achieve the targeted competence
in the compulsory English subject and to comprehend main ideas of complex
listened texts, on both concrete and abstract topics (on events in their
surrounding and current issue),
including those specialised ones relevant to other subjects in the curriculum
in Narrative, Exposition and Discussion texts.
2) Elemen: Membaca/Reading
Capaian
Pembelajaran: Pada akhir fase ini, peserta didik diharapkan
mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib
dan mampu memahami gagasan utama dari teks tulis, baik dalam bentuk cetak
maupun dalam visual, baik teks tunggal maupun ganda, yang kompleks baik topik
konkrit terkait kejadian-kejadian di lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait
isu mutakhir atau topik terkait mata pelajaran lain dalam teks naratif,
eksposisi, dan diskusi.
At the
completion of Phase F, students are expected to achieve the targeted competence
in the compulsory English subject, and can comprehend main ideas of complex
written texts, both in print and on screen, single or multiple, both on
concrete and abstract topics (on events in their surrounding and current
issue), including the discussion on specialised ones relevant to other subjects
in the curriculum in three text types: Narrative, Exposition and Discussion.
3) Elemen: Menulis/Writing
Capaian
Pembelajaran: Pada akhir fase ini, peserta didik diharapkan
mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib
dan mampu memproduksi teks dengan struktur organisasi yang jelas dan detail
dalam jenis teks naratif, eksposisi dan diskusi tentang berbagai topik dan
menjelaskan pendapat atau pandangan terkait isu dalam topik tertentu dengan
menjelaskan manfaat dan kelemahan atau argumen yang mendukung dan menentang
tentang berbagai pilihan atau pendapat.
At the
completion of Phase F, students are expected to achieve the targeted competence
in the compulsory English subject, and can produce texts with a clear and
detailed structure of organisation on different topics, and express ideas or
opinions on a certain issues or topics by explaining the strengths and
weaknesses or arguments for and against of different choices or opinions.
4) Elemen: Berbicara/Speaking
Capaian
Pembelajaran: Pada akhir fase ini, peserta didik mencapai
kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu
berinteraksi dengan lancar dan spontan secara teratur dengan penutur asli
Bahasa Inggris, serta cukup mungkin tanpa ada hambatan bagi kedua belah pihak
yang berkomunikasi atau berinteraksi dalam jenis teks naratif, eksposisi, dan
diskusi.
At the end
of this phase, students are expected to achieve the targeted competence in the
compulsory English subject and can interact fluently and spontaneously, and can
interact regularly with English native speakers and quite possibly without
hindrances for both sides of interactants or can interact in these text types
that is Narrative, Exposition and Discussion.
Demikian info tentang Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa
Inggris SD SMP SMA pada Kurikulum Sekolah Penggerak
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Dan Perbukuan
Nomor 028/H/KU/2021 Tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB,
SMPLB, DAN SMALB Pada Program Sekolah Penggerak. Semoga ada
manfaatnya.
terima ksih infonya, sangat berguna sekali sebagai referensi
BalasHapusTerima kasih untuk infonya luar biasa 🙏
BalasHapus