Cara Hidup Dan Reproduksi Virus Serta Pengaruh Positif Dan Negatif Virus Bagi Manusia

CARA HIDUP DAN REPRODUKSI VIRUS SERTA PENGARUH POSITIF DAN NEGATIF VIRUS BAGI MANUSIA


Bagaimana Cara Hidup dan Reproduksi Virus dan apa Pengaruh Positif dan Negatif Virus bagi Manusia ? Virus berkembang biak dengan cara replikasi (perbanyakan diri) di dalam sel inang. Energi dan bahan untuk sintesis protein virus berasal dari sel inang. Asam nukleat virus membawa informasi genetik untuk menyandikan semua makromolekul pembentuk virus di dalam sel inang sehingga virus baru yang terbentuk memiliki sifat yang sama dengan sel induk. Ciri yang menunjukkan virus dapat dapat berreproduksi adalah jika berinteraksi dengan sel inang, virion akan pecah, dan terbentuk partikel-partikel turunan virus. Keberhasilan virus dalam berreproduksi bergantung pada jenis virus dan kondisi ketahanan sel inang.

 

Reproduksi virus dapat terjadi melalui siklus litik dan siklus lisogenik.

1.   SIKLUS LITIK

Disebut siklus litik karena pada fase akhir dari siklus ini terjadi peristiwa lisisnya dinding sel bakteri akibat terbentuknya banyak virus baru di dalam sel bakteri. Siklus litik terjadi apabila pertahanan sel inang lebih lemah dibandingkan daya infeksi virus sehingga tahapan reproduksinya dapat berlangsung cepat. Virus yang mampu berreproduksi dengan siklus litik disebut virus virulen. Pada siklus litik, sel inang akan pecah dan mati serta membentuk virion-virion baru. Tahapan/fase yang terjadi selama siklus litik adalah sebagai berikut:

 

a.   Fase Adsorbsi

 

Virus akan menempel pada reseptor khusus pada sel inang denggan mengunakan serat ekornya.

 

b.   Fase Penetrasi.

Selubung ekor berkontraksi untuk membuat lubang yang menembus dinding dan membran sel. Selanjutnya, virus menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel inang sehingga kapsid virus menjadi kosong (mati).

 

c.   Fase Sintesis/Eklifase

DNA sel inang dihidrolisis dan dikendalikan oleh materi genetik virus untuk membuat asam nukleat (salinan genom) dan protein komponen virus.

 

d.   Fase Perakitan/Pematangan

Hasil sintesis berupa asam nukleat dan protein dirakit menjadi partikel-partikel virus yang lengkap sehingga terbentuk virion-virion baru.

 

e.   Fase Lisis

Fag menghasilkan lisozim, yaitu enzim perusak dinding sel inang. Rusaknya dinding sel inang mengakibatkan terjadinya osmosis ke dalam sel inang, sehingga sel inang membesar dan akhirnya pecah. Partikel virus baru yang keluar dari sel akan menyerang sel inang lainnya.

 



2.   SIKLUS LISOGENIK

Disebut siklus lisogenik karena terjadi proses penyatuan DNA virus dengan DNA bakteri, penyatuan DNA tersebut disebut dengan istilah lisogeni. Siklus lisogenik terjadi apabila sel inang memiliki pertahanan yang lebih baik dibandingkan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak segera pecah, bahkan dapat berreproduksi secara normal (membelah diri). Pada siklus lisogenik, terjadi replikasi genom virus, tetapi tidak menghancurkan sel inang. DNA fag berinteraksi ke dalam kromosom sel inang membentuk profag. Jika sel inang yang mengandung profag membelah diri untuk berreproduksi, profag akan diwariskan kepada kedua sel anaknya. Profag di dalam sel anak inang dapat menjadi aktif dan keluar dari kromosom sel inang untuk memasuki tahap-tahap dalam siklus litik. Virus yang dapat berreproduksi dengan siklus lisogenik dan siklus litik disebut virus temperat.

 

Tahapan/fase yang terjadi selama siklus lisogenik adalah sebagai berikut:

 

a.   Fase adsorpsi

Virus menempel pada bakteri.

 

b.   Fase Penetrasi

Virus memasukkan DNA ke dalam sel bakteri.

 

c.   Fase Penyisipan

 

DNA virus akan menyatu dengan DNA bakteri/sel inang. DNA virus yang menyatu namun tidak aktif ini disebut dengan istilah profage.

 

d.   Fase Penggandaan

Ketika bakteri menggandakan diri, profage akan ikut tergandakan juga sehingga bakteri-bakteri anak juga mengandung profage tersebut.

 

e.   Fase Pemisahan

Jika keadaan lingkungan mendukung, profage akan memisahkan diri dari DNA bakteri untuk melakukan sintesis bagian virus baru.


f.     Virus akan memasuki siklus litik.

 

Apa dan Bagaimana Pengaruh Positif dan Negatif Virus bagi Manusia

1. Pengaruh Positif Virus bagi Manusia.  Berikut ini contoh pengaruh positif virus bagi manusia, antara lain.

a.   Dalam Teknologi Rekayasa Genetika

Peranan virus misalnya untuk terapi gen, yaitu upaya perbaikan informasi genetik dengan memperbaiki susunan basa nitrogen pada untaian DNA di dalam gen. Salah satu keberhasilan teknik ini adalah memperbaiki kelainan genetik ADD (adenosine deaminase deficiency) yang menyebabkan seseorang tidak memiliki daya tahan tubuh karena tidak adanya enzim AD (adenosine deaminase). Dalam teknik terapi gen, Retrovirus digunakan sebagai vektor untuk memasukkan gen pengkode enzim AD ke dalam sel limfosit T yang abnormal.

 

b.   Pembuatan Vaksin Protein

Selubung virus dapat digunakan sebagai protein khusus yang akan memacu terbentuknya respons kekebalan tubuh melalui suatu penyakit. Contohnya adalah pembuatan vaksin cacar.

 

c.   Pengobatan secara biologis

Dengan cara melemahkan atau membunuh bakteri, jamur, atau protozoa yang bersifat patogen. Bakteriofag misalnya dapat digunakan untuk membunuh bakteri patogen.

 

d.   Pemberantasan serangga hama

Beberapa virus hidup parasit pada serangga. Virus tersebut dibiakkan dan digunakan untuk menyemprot serangga atau tanaman, misalnya Baculovirus. Sejak tahun 1950, Baculovirus digunakan sebagai bioinsektisida yang tidak mencemari lingkungan.

 

e.   Untuk membuat perangkat elektronik

Tim ilmuwan dari John Innes Center (pusat mikrobiologi di Inggris) berhasil menginokulasi partikel virus, kemudian mencampurnya dengan senyawa besi (Fe) untuk membuat kapasitor (alat penyimpanan energi listrik).


2.   Pengaruh  Negatif Virus bagi Manusia dan Hewan

a.   Menyebabkan Penyakit pada Manusia. Berikut ini contoh pengaruh negative virus bagi manusia.

 

1) Virus Corona atau Covid-19

 Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

 

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

 

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

 

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

 

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

 

Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.

 

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

 

Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 11 Januari 2021 adalah 828.026 orang dengan jumlah kematian 24.129 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 2,9%.

 

Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut golongan usia, maka kelompok usia 46-59 tahun memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia lainnya.

 

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 56,5% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 43,5% sisanya adalah perempuan.

 

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

 

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius);Batuk kering dan Sesak napas. Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu: Diare, Sakit kepala, Konjungtivitis, Hilangnya kemampuan mengecap rasa. Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia) dan Ruam di kulit.

 

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy hypoxia.

 

Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR. Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah Anda.

 

Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Bila Anda mungkin terpapar virus Corona tapi tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain. Bila muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan obat apa yang perlu Anda konsumsi.

 

Apa Penyebab Virus Corona (COVID-19) ? Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.

 

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu: 1) Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin; 2) Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19; 3) Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19. Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.

 

Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

 

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19.

 

Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan antara lain 1) Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona; 2) Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak; 3) CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru. Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda mutlak terbebas dari virus Corona.

 

Bagaimana Pengobatan Virus Corona (COVID-19) ? Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona atau COVID-19. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan di sarankan untuk melakukan protokol isolasi mandiri di rumah sambil tetap melakukan langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.

 

Selain itu, dokter juga bisa memberikan beberapa beberapa langkah untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu: 1) Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit rujukan; 2) Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita; 3) Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup; 4) Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh; 5) Komplikasi Virus Corona (COVID-19); 6) Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini: Pneumonia (infeksi paru-paru), Infeksi sekunder pada organ lain, Gagal ginjal, Acute cardiac injury. Acute respiratory distress syndrome dan Kematian

 

Selain itu, pada beberapa kasus, seseorang juga bisa mengalami kondisi yang disebut post-acute COVID-19 syndrome, meski telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus Corona.

 

Pencegahan Virus Corona (COVID-19). Sampai saat ini, sudah ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh karena itu ikut divaksin jika Kamu sudah masuk daftar orang-orang yang akan divaksin covid. Selian harus divaksin itu, jangan lupa untuk melakukan cara pencegahan lainnya yakni dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu: 1) Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak; 2) Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah; 3) Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum. 4) Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan; 5) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stress; 6) Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek; 7) Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah; 8) Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

 

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu: 1) Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain; 2) Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan. 3) Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput; 4) Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh; 5) Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit; 6) Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain; 7) Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain; 8) Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

 

2) AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) merupakan penyakit hilangnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh HIV (human immunodeficiency virus) dari genus Lentivirus, family Retroviridae, subfamily Lentivirinae yang menyerang sel limfosit T CD4.

3)   Hepatitis merupakan penyakit gangguan fungsi hati dan saluran empedu yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat penyakit Hepatitis A (disebabkan oleh virus HAV dari genus Heparnavirus), Hepatitis B (disebabkan oleh virus HBV dari genus Orthohepadnavirus), Hepatitis C (disebabkan oleh virus HCV dari genus Hepacivirus), Hepatitis D (disebabkan oleh virus HDV dari genus Deltavirus), dan Hepatitis E (disebabkan oleh virus HEV dari genus Hervesvirus)

4)   Campak (morbili) merupakan penyakt yang disebabkan oleh infeksi Morbillivirus. Gejala penyakit ini yaitu demam, bersin, batuk, pilek, mata merah, dan timbul ruam bercak cokelat pada kulit. Pencegahan penyakit ini bisa dilakukan dengan melakukan vaksin.

5)   Herpes adalah penyakit infeksi pada sel epitel. Setelah terjadi infeksi, virus tidak akan keluar dari tubuh dan tetap laten pada sel-sel saraf. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan yang berasal dari jaringan epitel yang terinfeksi. Herpes disebut juga demam lepuh. Penyebabnya adalah virus herpes simplex (HSV-1 dan HSV 2).

6)   Influenza merupakan penyakit pernafasan yang terkadang mewabah di beberapa bagian dunia. Gejala influenza timbul mendadak dengan gejala tubuh menggigil, sakit kepala, batuk kering, demam, dan nyeri otot menyeluruh.Influenza disebabkan oleh kelompok virus Orthomyxovirus yang berbentuk bulat dengan diameter 100 nm. Virus influenza menyerang sel-sel saluran pernafasan dan mudah menyebar dari orang ke orang saat batuk, bersin, atau melalui kontak tangan yang terkontaminasi.

7)   Ebola merupakan penyakit mematikan. Virus ebola diketahui muncul pertama kali di Zaire, Afrika Tengah, pada tahun 1976 dan diperkirakan ditularkan ke manusia melalui babi yang terinfeksi. Virus ini menyerang sel darah putih makrofag, jaringan fibroblas, kemudian menyebar ke organ-organ tubuh sehingga menyebabkan pendarahan dan kematian pada penderitanya.

8)   Demam Berdarah ditandai gejala tubuh menggigil dan sakit kepala. Rasa sakit segera timbul khususnya pada punggung, sendi, otot, dan bola mata. Suhu tubuh kembali normal setelah 5-6 hari dan meningkat kembali sekitar 5-8 hari kemudian. Bercak-bercak merah akan timbul dan berlangsung selama 24-72 jam. Kadar trombosit dalam darah akan menurun dan kondisi paling parah adalah terjadinya pendarahan yang menyebabkan kematian. Demam berdarah merupakan penyakit epidemi (wabah) di Filipina, India, dan Indonesia dengan angka kematian 9-10%. Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue (Flavivirus) melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

 

b.   Menyebabkan Penyakit pada Hewan

1)   Rabies merupakan infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh Rhabdovirus yang dapat menular ke manusia melalui gigitan atau air liur hewan penderita, misalnya anjing, serigala, kucing, dan sebagainya.

 

2)   Tetelo

Tetelo atau parrot fever merupakan penyakit yang terjadi pada unggas dengan gejala diare, batuk-batuk, dan kehilangan keseimbangan sehingga tubuhnya berputar-putar dengan kepala tertekuk. Penyakit ini disebabkan oleh virus NCD (newcastle disease) dan bersifat mudah menular. Tetelo dapat menyebabkan kematian hewan ternak.

 

c.   Menyebabkan Penyakit pada Tumbuhan

1)   Tungro

Virus tungro yang berasal dari family Caulimoviridae dapat menyerang tanaman padi yang menyebabkan sel-sel daun mati sehingga pertumbuhan terganggu dan kerdil. Penyebaran virus ini melalui perantaraan wereng cokelat dan wereng hijau.

 

2)   Mosaik

Penyakit mosaik dapat terjadi pada daun tembakau, kacang tanah, papaya, cabai, tomat, dan kentang. Gejalanya adalah timbul bercak-bercak kuning pada daun. Penyebaran virus mosaik terjadi melalui perantara serangga.

 

Demikian bahan ajar tentang Cara Hidup dan Reproduksi Virus serta Pengaruh Positif dan Negatif Virus bagi Manusia. semoga ada manfaatnya.

  



= Baca Juga =



Tidak ada komentar