Hasil survei Programme for International Assessment (PISA) yang
diselenggarakan oleh Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) disampiakn secara resmi hari Rabu tanggal 3 Desember 2019 tepat pada pukul
09:00 waktu Paris, atau pukul 15:00 waktu Indonesia bagian barat.
Lebih dari setengah juta anak berusia 15 tahun dari 79 negara dan wilayah
mengikuti tes PISA pada tahun 2018. Mereka diuji dalam kemampuan membaca,
matematika dan sains dengan fokus membaca. Selain itu, siswa di beberapa negara
mengikuti tes literasi keuangan dan kompetensi global. Berdasarkan rilis hasil Programme
for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diselenggarakan oleh The
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Skor Indonesia pada PISA 2018 ternyata masih dibawah rata-rata organisasi
tersebut.
Pada pengumuman Hasil PISA 2018 yang dirilis oleh OECD di
Paris, (Perancis) pada Rabu 3 Desember 2019 (WIB) menunjukkan bahwa
kemampuan siswa Indonesia dalam membaca meraih skor rata-rata yakni 371, jauh
di bawah rata-rata OECD yakni 487. Kemudian untuk skor rata-rata matematika
yakni 379, sedangkan skor rata-rata OECD 487. Selanjutnya untuk sains skor
rata-rata siswa Indonesia yakni 389, sedangkan skor rata-rata OECD yakni 489.
Laporan Hasil PISA 2018
tersebut juga menunjukkan bahwa sedikit siswa Indonesia yang memiliki kemampuan
tinggi dalam satu mata pelajaran, dan pada saat bersamaan sedikit juga siswa
yang meraih tingkat kemahiran minimum dalam satu mata pelajaran.
Dalam
kemampuan membaca, hanya 30 persen siswa Indonesia yang mencapai setidaknya
kemahiran tingkat dua dalam membaca. Bandingkan dengan rata-rata Hasil PISA
2018 yakni 77 persen siswa.
Sedangkan untuk bidang
matematika, hanya 28 persen siswa Indonesia yang mencapai kemahiran tingkat dua
Hasil PISA 2018, yang mana rata-rata Hasil PISA 2018 yakni 76 persen. Dalam
tingkatan itu, siswa dapat menafsirkan dan mengenali, tanpa instruksi langsung,
bagaimana situasi dapat direpresentasikan secara matematis.
Skor Indonesia Pada PISA
2018 menunjukkan bahwa Siswa Indonesia yang
menguasai kemampuan matematika tingkat tinggi (tingkat lima ke atas) hanya satu
persen, sedangkan rata-rata Hasil PISA 2018 sebanyak
11 persen.
Untuk bidang sains, sekitar
40 persen siswa Indonesia mencapai level dua, bandingkan dengan rata-rata Hasil
PISA 2018 yakni 78 persen. Pada kemampuan tingkat dua, siswa dapat mengenali
penjelasan yang benar untuk fenomena ilmiah yang dikenal dan dapat menggunakan
pengetahuan tersebut untuk mengidentifikasi, dalam kasus-kasus sederhana.
OECD merilis untuk sampel
PISA pada 2001 hanya mencakup 46 persen anak usia 15 tahun di Indonesia.
Sedangkan pada 2018, sampel OECD mencakup 85 persen anak usia 15 tahun di
Indonesia. OECD juga menyebut perlunya upaya peningkatan sistem pendidikan di
Indonesia.
Sebagaimana diketahui, PISA merupakan survei tiga
tahunan yang menilai kemampuan siswa berusia 15 tahun, yang telah memperoleh
pengetahuan dan keterampilan utama untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Penilaian tersebut fokus
pada kemahiran membaca, matematika, sains, domain inovatif, dan kesejahteraan
siswa. Untuk survei PISA 2018, domain inovatiberfokus pada kemahiran dalam
membaca, matematika, sains dan domain inovatif. Untuk survei PISA 2018, domain
inovatifnya adalah kompetensi global. (sumber antara)
ليست هناك تعليقات