Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik
cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan
pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran
tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 1983).
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak
keuntungan, di antaranya:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu
tema tertentu,
2)
Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar
antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3)
pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4)
kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran
lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5)
Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas;
6)
Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari matapelajaran lain;
7)
guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik
dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
B. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan Pembelajaran tematik mencakup:
1)
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga
aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3)
humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan
pada pembentukan kreatifitas, pemberian
sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman
siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan
adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi
pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru
kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa.
Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin
tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
2)
Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan
psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran
tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan
kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut
disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
3)
Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan
atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah
dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
C. Arti Penting Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi
Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna
dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh
karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan
mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema,
sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu,
dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu
siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat
segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik
antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang
dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan
kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi
siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu
mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang
bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam
lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti
kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan
memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran
akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab
isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh
sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak
terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat,
D. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah
dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:
1)
Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik
berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2)
Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik
dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3) Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran
tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan
dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai
matapelajaran
Pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5) Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik
bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa
Siswa diberi
kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat
dan kebutuhannya.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain
dan menyenangkan
E. RAMBU-RAMBU
1)
Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2)
Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester pada kelas yang
sama
3)
Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan, namun dapat
dibelajarkan melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
4)
Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung
serta penanaman nilai-nilai moral
5)
Setiap kegiatan pembelajaran hendaknya selalu mempergunakan alat peraga yang
sesuai dengan tujuan
6)
Judul maupun jumlah tema yang dipilih atau yang ditentukan oleh masing-masing
sekolah, disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah
setempat
7)
Agar pelaksanaan dapat optimal, jumlah peserta didik disesuaikan dengan jumlah
guru di kelas
F. Implikasi Pembelajaran Tematik
Dalam implementasi pembelajaran tematik di
sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup:
1. Implikasi
bagi guru
Pembelajaran tematik
memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar
bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan
utuh.
2) Implikasi
bagi siswa
Siswa harus siap
mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk
bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
Siswa harus siap
mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan
diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah
3) Implikasi
terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
Pembelajaran tematik
pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok
untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara
holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai
sarana dan prasarana belajar.
Pembelajaran ini
perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara
khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber
belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
Pembelajaran ini juga
perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga
akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
Penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang
sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula
untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi
4) Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana
belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
a) Ruang
perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
b) Susunan
bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan
pembelajaran yang sedang berlangsung
c) Peserta
didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
d) Kegiatan
hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas
e) Dinding
kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar
f) Alat,
sarana dan sumber belajar hendaknya
dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya
kembali.
5) Implikasi
terhadap Pemilihan metode
Sesuai dengan
karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan
perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode.
Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.
G. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu
dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan
pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
1) Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang
dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a)
Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran
ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
2) Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
3) Dirumuskan
dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati
b)
Menentukan tema
cara penentuan tema
1)
Dalam
menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara pertama,
mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam
masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua,
menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan
tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
Prinsip Penentuan
tema
Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa
prinsip yaitu:
1) Memperhatikan
lingkungan yang terdekat dengan siswa:
2) Dari yang termudah
menuju yang sulit
3) Dari yang sederhana
menuju yang kompleks
4) Dari yang konkret
menuju ke yang abstrak.
5) Tema yang dipilih
harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
6)
Ruang
lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat,
kebutuhan, dan kemampuannya
c)
Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema
sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi
habis.
2) Menetapkan
Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema
yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu.
Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat
kaitan antara tema, kompetensi
dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat
dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
3) Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses
yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam
penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
4) Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan
pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang
telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran
tematik meliputi:
- Identitas
mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan
waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
- Kompetensi
dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
- Materi
pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.
- Strategi
pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa
dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk
menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan
pembukaan, inti dan penutup).
- Alat
dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta
sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.
- Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).
1. Tahapan
kegiatan
Pelaksanaan
pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan
kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang
lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35
menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini
dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong
siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan
pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan
penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa
contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani,
dan menyanyi
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti
difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan
baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan berbagai strategi/metode
yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun
perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan
penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang
dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan
moral, musik/apresiasi musik.
Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran
perhari dapat dijabarkan menjadi:
Contoh 1:
Kegiatan
|
Jenis kegiatan
|
Kegiatan pembukaan
|
Anak berkumpul bernyanyi sambil menari
mengikluti irama musik
|
Kegiatan inti
|
Kegiatan untuk pengembangan membaca
Kegiatan untuk pengembangan menulis
Kegitan untuk pengembangan berhitung
|
Kegiatan penutup
|
Mendongeng atau membaca cerita dari buku
cerita
|
Contoh 2:
Kegiatan
|
Jenis kegiatan
|
Kegiatan pembukaan
|
Waktu berkumpul (anak m,enceritakan
pengalkaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)
|
Kegiatan inti
|
Pengembnagan kemmapuan menulis (kegiatan
kelompok besar)
Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan
kelompok kecil atau berpasangan)
Melakukan pengamatan sesuai dengan tema,
misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi,
menggambar hewan hasil pengamatan
|
Kegoiatan penutup
|
Mendongeng
Pesan-pesan moral
Musik/menyanyi
|
Pengaturan Jadwal pelajaran
Untuk memudahkan administrasi sekolah
terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan
guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran. Contoh jadwal yang dapat dikembangkan adalah:
Waktu
|
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
Kamis
|
Jumat
|
Sabtu
|
|||||
7-7.35
|
Matematika
|
B. Indo
|
Mat
|
BI
|
Penjaskes
|
IPA
|
|||||
7.35-8.10
|
Matematika
|
B. Indo
|
Mat
|
BI
|
penjaskes
|
IPA
|
|||||
8.10-8.45
|
Matematika
|
B. Indo
|
Mat
|
KTK
|
P. Agama
|
mulok
|
|||||
8.45-9.00
|
Istirahat
|
||||||||||
9.00-9.35
|
B. Ind
|
Mat
|
IPS
|
KTK
|
P. Agama
|
mulok
|
|||||
9.35-10.10
|
B. Ind
|
Mat
|
IPS
|
KTK
|
|||||||
I. Tahap
Penilaian Pembelajaran Tematik
1) Pengertian Penilaian Pembelajaran Tematik
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah
suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan
belajar.
2) Tujuan Penilaian Pembelajaran Tematik
Tujuan Penilaian pembelajaran tematik adalah:
1)
Mengetahui
percapaian indikator yang telah ditetapkan
2) Memperoleh umpan
balik bagi guru, untuk pengetahui hambatan yang terjadi dalam pembelajaran
maupun efektivitas pembelajaran
3) Memperoleh gambaran
yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa
4)
Sebagai
acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).
3) Prinsip Pembelajaran Tematik
1.
Penilaian di kelas I dan II mengikuti
aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa
siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian
di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.
2. Kemampuan
membaca, menulis dan
berhitung merupakan kemampuan
yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penguasaan
terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada
indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari mata-mata
pelajaran.
4.
Penilaian dilakukan secara terus menerus
dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya
sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan
menyanyi pada kegiatan akhir.
5.
Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam
mengambil keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun
angka.
4) Alat
Penilaian
Alat penilaian dapat
berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan
harian perkembangan siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di
kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas
dan portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada
sebuiah buku bantu. Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan
menulis siswa, khususnya untuk mengetahui
tentang penggunaan tanda baca, Jean, kata atau angka
Berikut adalah contoh
penilaian yang dapat dilakukan guru:
A. Kewarganegaraan dan
Pengetahuan Sosial
|
: Tes Lisan
|
Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami
Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang
berkesan
Mengekspresikan perasaan waktu memberi
kesan.
|
B. Bahasa Indonesia
|
: Perbuatan
|
Kelancaran membaca
Melafalkan kata
Melagukan/intonasi
Cara bertanya jawab
Tugas
Melengkapi kalimat
|
C. Ilmu Pengetahuan Alam
|
: Perbuatan
|
Mendemonstrasikan cara menggosok gigi
|
|
: Lisan
|
|
Menyebutkan cara memelihara gigi
Menjelaskan manfaat menggosok gigi
|
5) Aspek
Penilaian
Pada pembelajaran
tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan
Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut.
Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema,
melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil
Belajar dan Indikator mata pelajaran.
Nilai akhir pada
laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada
kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni
Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.
Terima kasih atas informasi. Blog Anda sangat bermanfaat. Terus terang saya sudah menjadi langganan blog Anda. Oleh karena itu kami trus menunggu uptodate infonya
BalasHapus