A.
Pengertian Tentang Anak Tunagrahita
Anak tunagrahita
memiliki kelemahan dalam berfikir dan bernalar. Akibatnya dari kelemahan
tersebut anak tunagrahita mempunyai kemampuan belajar dan beradaptasi sosial
berada dibawah rata-rata. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Munzayanah
(2000: 14), yaitu: Anak cacat mental atau anak tunagrahita anak yang mengalami
gangguan dalam perkembangan daya pikir serta seluruh kepribadiannya sehingga
mereka tidak mampu hidup dengan kekuatan sendiri didalam masyarakat meskipun
dengan cara hidup yang sederhana.
Menurut A. Salim
Choiri dan Ravik Karsidi (1999: 47), ”Anak tunagrahita adalah anak dimana
perkembangan mental tidak berlangsung secara normal, sehingga sebagai akibatnya
terdapat ketidak mampuan dalam bidang intelektual, kemauan, rasa, penyesuaian
sosial dan sebagainya”. Menurut Tjutju Sutjiati Somantri (1995: 159) menyatakan
bahwa ”Anak tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana perkembangan
kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang
optimal”.
Sedangkan menurut
Mohammad Amin (1995: 116) adalah sebagai berikut: ”Anak tunagrahita adalah
mereka yang kecerdasannya jelas berada dibawah rata-rata. Disamping itu mereka
mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mereka
kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang abstrak, yang sulit-sulit dan
berbelit-belit. Mereka kurang atau terbelakang atau tidak berhasil bukan sehari
dua hari atau sebulan dua bulan, tetapi untuk selama-lamanya dan bukan hanya
dalam satu dua hal tetapi hampir segala-galanya, lebih-lebih dalam pelajaran
seperti: mengarang, menyimpulkan isi bacaan, hal-hal yang menggunakan
simbol-simbol, berhitung dan dalam semua pelajaran yang bersifat teoritis. Dan
juga mereka kurang atau terhambat dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya”.
Tuna grahita sebagai
kelainan (1) yang meliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-rata yaitu IQ
84 kebawah yang berdasar tes individual (2) muncul sebelum 16 tahun dan (3)
menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif. Tahun1961 American Association On
Mental Deficiency (ADMD). Tuna grahita yaitu (1) anak yang fungsi
intelektualnya lamban yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes intelegensi buku (2)
kekurangan dalam perilaku adaptif dan (3) terjadi pada masa perkembangan yaitu
antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun (Japan League for The Mentally
Retarded, 1992: 22). Pendidikan Luar Biasa Umum menurut Mulyono Abdurrachman (1994:
76), tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Jadi dari beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita adalah kondisi anak dimana
perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga mempunyai ketidakmampuan
dalam bidang intelektual, kemauan, rasa, penyesuaian diri dengan lingkungan,
kurang cakap dalam berpikir dalam hal-hal yang abstrak sehingga mereka tidak
mampu hidup dengan kekuatan sendiri didalam masyarakat meskipun dengan cara yang
sederhana.
B.
Klasifikasi Tunagrahita
Anak Tunagrahita
memiliki beberapa klasifikasi. Klasifikasi anak tuna grahita menurut Mulyono
Abdurrahman (1994: 24) sebagai berikut:
1) Klasifikasi
Medis-Biologis
Menurut pandangan
medis tunagrahita dipandang suatu akibat dari beberapa penyakit atau kondisi
yang tidak sempurna. Menurut Grosmman Ettel yang dikutip Mulyono Abdurrahman
(1994: 24) mempunyai daftar Etiologis penyakit sebagai berikut :
a. Akibat
infeksi/intixikasi
b. Akibat ruda
paksa/sebab fisik lain
c. Akibat gangguan
metabolisme
d. Akibat penyakit
otak yang nyata
e. Akibat penyakit
prenatal yang tidak diketahui
f. Akibat kelainan
kromosom
g. Gangguan waktu
kehamilan
h. Pengaruh
lingkungan
i. Akibat kondisi
lain yang tidak tergolongkan.
2) Klasifikasi
Sosial-Psikologis
Klasifikasi
Sosial-Psikologis menggunakan kriteria psikomotorik dan perilaku adaptif.
Menurut Grossman Ettel dikutip oleh Kirk dan Galagher (dalam Mulyono
Abdurahman, 1994: 25) ada empat retardasi mental menurut skala intelegensi
Wechsler yaitu:
a. Retardasi mental
ringan IQ 55-69
b. Retardasi mental
sedang IQ 40-54
c. Retardasi mental
berat IQ 25-39
d. Retardasi mental
sangat berat IQ 24 kebawah
Taraf retardasi mental
berdasarkan perilaku juga terdiri dari empat macam :
a. Ringan
b. Sedang
c. Berat
d. Sangat Berat
2) Klasifikasi untuk
keperluan pembelajaran
Menurut Grosmman
Ettel yang dikutip Mulyono Abdurrahman (1994: 24), ada empat kelompok perbedaan
untuk keperluan pembelajaran yaitu:
a. Taraf pembatasan
atau lamban belajar (The borderline or they slow learner)
b. Tunagrahita mampu
didik (Educable mentally retarded)
c. Tuna grahita mampu
latih (Trainable mentally retarded) IQ 30-50
d. Tunagrahita mampu
rawat (idependent or profoundly mental retarded) IQ 30 ke bawah.
C. Faktor Penyebab
Tunagrahita
Penyebab tunagrahita
menurut Mulyono Abdurrahman (1994: 30). Ada beberapa faktor penyebab antara
lain:
1) Genetik
2) Sebab-sebab pada
masa prenatal
3) Sebab-sebab pada
natal
4) Sebab-sebab pada
masa posnatal
5) Sosiokultural
Faktor-faktor
tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor Genetik
Penentuan dibidang
biokimia dan genetik telah memberikan penjelasan tentang tunagrahita. Penyebab
tunagrahita karena biokimia atau biochemical disoders dan abnormalitas kromosom
atau chromosomal abnormal malities .
a. Kerusakan Biokimia
Menurut Waiman dan
Gerritsen yang dikutip oleh Krik dan Galagher (dalam Mulyono Abdurahman (1994:
31) pada saat ini ada lebih 90 penyakit yang dapat menyebabkan kelainan
metabolisme sejak kelahiran, hal tersebut dapat diturunkan secara genetika
dalam arti penurunan sifat.
b. Abnormalitas
Kromosomal (Chromosomal Abnormalities)
Paling umum
diketemukan sindroma down atau sindroma mongol lejeune. Geuter dan Turpin 1959
menemukan pada anak sindroma down memiliki 47 kromosom karena pasangan kromosom
ke 21 terdiri dari tiga kromosom. Kelainan tersebut terletak pada kromosom
nomer 3 pada pasangan ke 21.
2. Penyebab
Tunagrahita pada masa prenatal
a. Infeksi Rubella
(Cacar)
Misalnya retardasi
mental, gangguan penglihatan, tuli, penyakit hati dan mikrosefalli.
b. Faktor Rhisus (Rh)
Rh positif bersatu
dalam satu aliran darah, maka akan terbentuk aglutinin yang menyebabkan sel
darah menggumpal dan menghabiskan sel-sel yang tidak dewasa.
3. Penyebab pada masa
natal
Yaitu pada saat
kelahiran sesak nafas, luka pada saat kelahiran prematuritas. Kerusakan otak
sesak nafas karena kekurangan oksigen.
4. Penyebab pada masa
postnatal
Penyakit akibat
infeksi dan problem nutrisi. Penyakit enchephalitis dan meningitis.
Enchephalitis suatu pandangan sistem saraf pusat yang disebabkan oleh virus
tertentu.
Menginitis suatu
kondisi yang berasal dari infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan pada
selaput otak dan dapat menimbulkan pada sitem saraf pusat.
5. Penyebab
tunagrahita sosiokultural
Manusia bisa
mengaktualisasikan sifat-sifat kemanusiaannya hanya jika ia berada dalam
lingkungan manusia. Lingkungan sosial, budaya mempengaruhi perkembangan
intelektual.
D. Karakteristik
tunagrahita
Anak tunagrahita
memiliki beberapa karakteristik dan mendapatkan pelayanan pendidikan yang
bervariasi disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki siswa.Karakteristik
anak tunagrahita menurut Mohammad Amin (1995: 37), adalah sebagai berikut :
1) Karakteristik tunagrahita ringan
Anak tunagrahita
ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan katanya, mengalami
kesukaran berfikir abstrak tetapi masih mampu mengikuti kegiatan akademik dalam
batas-batas tertentu. Pada umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang
sama dengan umur 12 tahun.
2) Karakteristik anak tunagrahita sedang
Anak tunagrahita
sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaranpelajaran akademik, mereka
umumnya dilatih untuk merawat diri dan aktifitas sehari-hari. Pada umur dewasa
baru mencapai tingkat kecerdasan yang sam dengan anak umur 7 tahun. ]
3) Karakteristik anak tunagrahita berat dan
sangat berat
Anak tunagrahita
berat dan sangat berat sepanjang hidupnya selalu tergantung pada pertolongan
dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat memelihara diri, tidak dapat
membedakan bahaya, kurang dapat bercakap-cakap, kecerdasannya hanya dapat
berkembang paling tinggi seperti anak normal yang berusia 3-4 tahun. Karakteristik
anak tuna grahita menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam proyek
pusat pengembangan guru tertulis tahun 1995- 1996, ada 7 karakteristik, yaitu :
1. Penampilan fisik yang tidak seimbang
(kepala terlalu kecil atau besar, tipe mongoloid)
2 Selalu mengeluarkan air liur dan tampak
bengong
3. Tidak dapat mengurus diri sesuai dengan
usia
4. Perkembangan bicara atau bahasa terlambat
5. Tidak ada atau kurang sekali perhatian
terhadap lingkungan
6. Koordinasi gerakan kurang, gerakan tidak
terkendali
7. Perkembangan fungsi penglihatan, kemampuan
berfikir lambat
E. Permasalahan Anak
Tunagrahita
Anak tunagrahita
memiliki bebarapa masalah. Masalah yang ada pada anak tunagrahita meliputi
masalah pendidikan dan kehidupan sosial di dalam keluarga maupun di masyarakat.
Permasalahan anak tuna grahita menurut Moh. Amin (1995: 4) dengan keterbatasan
yang ada dan daya kemampuan yang dimiliki anak tunagrahita memunculkan berbagai
masalah. Kemungkinan-kemungkinan masalah yang dihadapi anak tunagrahita dalam
konteks pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Masalah kesulitan
dalam kehidupan sehari-hari
2) Masalah kesulitan
belajar
3) Masalah
penyesuaian diri
4) Masalah penyaluran
ketempat kerja
5) Masalah gangguan
kepribadian dan emosi
6) Masalah
pemanfaatan waktu luang.
Masalah kesulitan
dalam kehidupan sehari-hari,masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan
pemeliharaan diri dalam kehidupan sehari-hari. Melihat kondisi keterbatasan
anak-anak dalam kehidupan sehari-hari mereka banyak mengalami kesulitan,
apalagi yang termasuk kategori berat dan sangat berat, kehidupan sehari-harinya
selalu memerlukan bimbingan. Masalah-masalah yang sering ditemui adalah cara
makan, menggosok gigi, memakai baju, memekai sepatu dan lain sebagainya.
Masalah kesulitan
belajar, dapat disadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan berfikir mereka,
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mereka sudah tentu mengalami kesulitan
belajar, yang pasti dalam bidang pengajaran akademik. Sedangkan untuk bidang
studi non akademik mereka tidak banyak mengalami kesulitan belajar.
Masalah-masalah yang sering dirasakan dalam kaitannya dengan proses belajar
mengajar diantaranya kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan dalam belajar
yang baik, mencari metode yang tepat, kemampuan berfikir abstrak yang terbatas,
daya ingat yang lemah dan sebagainya.
Masalah penyesuaian
diri, masalah ini berkaitan dengan masalahmasalah atau kesulitan dalam
hubungannya dengan kelompok maupun individu disekitarnya. Disadari bahwa
kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan sangat dipengaruhi oleh tingkat
kecerdasan, karena tingkat kecerdasan anak tunagrahita jelas-jelas berada
dibwah rata-rata normal, maka dalam kehidupan bersosialisasi mengalami
hambatan.
Masalah penyaluran
ketempat kerja, masalah ini secara empirik dapat dilihat bahwa kehidupan anak
tunagrahita cenderung banyak yang masih menggantungkan diri kepada orang lain
terutama kepada keluarga (orang tua) dan masih sedikit sekali yang sudah dapat
hidup mandiri. Walaupun ada masih terbatas pada anak tunagrahita ringan. Dengan
demikian perlu disadari betapa pentingnya masalah penyaluran tenaga kerja
tunagrahita ini dan untuk itu perlu dipkirkan matang-matang dan secara ideal
dapat diwujudkan dengan penanganan yang serius. Oleh karena itu perlu ada
imbangan dari pihak sekolah untuk lebih banyak meningkatkan kegiatan
non-akademik baik itu kerajinan tangan , ketrampilan dan sebagainya. Yang
semuanya itu diharapkan dapat membekali mereka untuk terjun ke masyarakat.
Masalah gangguan
kepribadian dan emosi, dalam memahami akan kondisi karakteristik mentalnya,
nampak jelas bahwa anak tuna grahita kurang memiliki kemampuan berfikir,
keseimbangan pribadinya kurang konstan atau labil, kadang-kadang stabil dan
kadang-kadang kacau. Kondisi yang demikian itu dapat dilihat dalam penampilan
tingkah lakunya sehari-hari, misalnya : berdiam diri berjam-jam lamanya,
gerakan yang hiperaktif, mudah marah dan mudah tersinggung, suka mengganggu
orang laindisekitarnya (bahkan tindakan merusak atau destruktif).
Masalah pemanfaatan
waktu luang adalah wajar bagi anak tunagrahita dalam tingkah lakunya sering
menampilkan tingkah laku nakal. Dengan kata lain bahwa anak ini berpotensi
untuk mengganggu ketenangan lingkungan, apakah terhadap benda-benda atau
manusia sekitarnya. Sebenarnya sebagian dari mereka cenderung suka berdiam diri
dan menjauhkan diri dari keramaian, sehingga hal ini dapat berakibat fatal bagi
dirinya karena dapat saja terjadi tindakan bunuh diri. Untuk mengimbangi kondisi
ini sangat perlu adanya imbangan kegiatan dalam waktu luang, sehingga mereka
dapat terjauhkan dari kondisi yang berbahaya, dan tidak pula sampai mengganggu
ketenangan masyarakat maupun keluarga sendiri.
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Terima kasih atas infonya jangan lupa kunjung balik ke laman http://adaformasi.blogspot.com/
BalasHapusTerima kasih atas informasinya jangan lupa berkunjung ke http://infobanten22.blogspot.co.id/
BalasHapusmakasih bisa bantu..
BalasHapussip
BalasHapusTerimakasih banyak atas ulasannya.. sangat bermanfaat..
BalasHapusbro itu musik menggu banget.
BalasHapuskalau bisa di hilangin aja bro