Cooperative Learning identik
dengan pembelajaran gotong royong. Falsafah yang mendasari model pembelajaran
gotong royong dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Falsafah ini
menekankan bahwa manusia adalah makhluk social. Kerjasama merupakan kebutuhan
yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup.
Slavin (1995:2)
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif menunjuk berbagai metode
pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok atau grup kecil untuk membantu
satu sama lain mempelajari materi pembelajaran. Menciptakan situasi dimana
suatu cara yang ditempuh oleh anggota kelompok untuk memperoleh tujuan
individual adalah jika kelompok tersebut berhasil. Oleh karena, itu untuk
mencapai tujuan individual, anggota harus membantu teman satu kelompoknya untuk
berhasil. Dengan demikian sebaliknya saling memotivasi agar mau berusaha.
Anita Lie (2005:29)
mengemukakan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan
sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dalam pembelajaran cooperative
learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan
asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan
memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan yaitu :
(1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap
muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok
Untuk memenuhi kelima
unsur tersebut memang dibutuhkan proses yang melibatkan niat dan kiat (will and
skill) para anggota kelompok. Para pembelajar harus mempunyai niat untuk bekerja
sama dengan yang lainnya dalam kegiatan belajar
Cooperative Learning yang akan saling menguntungkan. Ada tip hal penting yang
perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas model Cooperative Learning yakni
pengelompokan, semangat Cooperative Learning dan penataan ruang kelas.
Menurut Duren
Corebima (2002 : 4) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dicirikan oleh
struktur tugas, tujuan dan Penghargaan kooperatif siswa yang bekerja dalam
situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerja sama
pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih
individu Saling tergantung satu sama
lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut
seandainya mereka berhasil dalam kelompok. Dijelaskan pula, oleh Dasim
Budimansyah (2003 :13) bahwa dalam pembelajaran kooperatif merupakan
pembelajaran yang berbasis kerjasama antar siswa dan antar komponen-komponen
lain di sekolah.
Stahl ( Etin
Solihatin & Raharjo, 2007:7) mengemukakan bahwa guru sebagai perancang dan
pelaksana pembelajaran dalam menggunakan
model Cooperative Learning harus memperhatikan beberapa konsep dasar yang merupakan dasar-dasar konseptual dalam
penggunaan cooperative learning. Adapun prinsip-prinsip dasar tersebut adalah: (1) perumusan tujuan belajar
siswa harus jelas, (2) penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan
belajar, (3) ketergantungan yang bersifat positif (4) interaksi yang bersifat
terbuka, (4) tanggung jawab individu, (5) kelompok bersifat heterogen, (6)
interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif (7) tindak lanjut (follow up), dan (8)
kepuasan dalam belajar
Menurut Johnson &
Johnson (1989: 13) kemampuan interpersonal yang dipelajari melalui pendekatan
kooperatif antara lain:
a. Keterampilan
kooperatif tingkat dasar, yaitu:
1)
menghargai kesepakatan yaitu
mengutamakan pendapat yang bersama untuk meningkatkan hubungan dalam kelompok
2)
menghargai kontribusi yaitu
mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain
3)
mengambil giliran dengan
berbagi tugas berarti setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan
bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok
4)
berada dalam kelompok, yaitu
setiap anggota kelompok kerja selama kegiatan berlangsung
5)
mendorong partisipasi
berarti mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap
kelompok.
6)
mengundang orang lain untuk
berbicara yaitu meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas.
b. Keterampilan
kooperatif tingkat menengah, yaitu:
1)
menunjukkan penghargaan dan
simpati yaitu menghormati dan bertoleransi
2)
mendengarkan dengan aktif
3)
bertanya atau mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima
4)
membuat ringkasan
5)
menerima tanggung jawab
c. Keterampilan
kooperatif tingkat atas, yaitu:
1)
mengelaborasi
2)
memeriksa ketepatan
3)
berkompromi
4)
menetapkan tujuan
Teknik Two Stay Two Stray
Teknik Two Stay Two Stray merupakan
salah satu teknik dalam cooperative learning Teknik belajar mengajar Dua
Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan dan bisa
digunakan bersama dengan Teknik Kepala Bernomor. Teknik ini bisa digunakan
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Anita Lie (2007:61)
mengemukakan bahwa struktur Dua Tinggal Dua Tamu memberi kesempatan kepada
kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak
kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan individu. Siswa bekerja
sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal
dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling
bergantung satu dengan lainnya.
Langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran dengan teknik Two Stay Two Stray adalah sebagai
berikut:
Langkah 1 : siswa
bekerja sama dalam kelompok berempat
Langkah 2 : setelah
selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompokoya dan masing-masing bertamu
kepada kelompok lain.
Langkah 3 : dua orang
yang tinggal dalam kelompok bertugas membagi hasil kerja dan informasi kepada setiap
tamu yang berkunjung.
Langkah 4 : tamu
mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain.
Langkah 5 : kelompok
mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
Tidak ada komentar