Pengertian Metode Pembelajaran Inkuiri
Maslichah Asy’ari
(2006:46) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan upaya yang
dilakukan untuk membuat siswa terlibat secara aktif dan berminat dalam
mengikuti pembelajaran. Pendekatan juga dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009: 127).
Sedangkan Sri Subarinah (2006:9) mengungkapkan bahwa pendekatan adalah suatu
konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas bahan pelajaran untuk
mencapai tujuan belajar mengajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan
merupakan suatu cara pandang terhadap pembelajaran dari sudut tertentu untuk
memudahkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru
yang selanjutnya diikuti perlakuan pada pembelajaran tersebut.
Ada berbagai macam
pendekatan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan tersebut
ada yang berpusat pada guru dan ada juga yang berpusat pada kegiatan siswa
(student centered learning). Selanjutnya, pengertian inkuiri secara harfiah
yaitu berasal dari bahasa Inggris “inquiry” yang berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri menurut W. Gulo (2004:84-85) yaitu suatu
rangkaian kegiatan belajar mengajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Sedangkan Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:142)
menyatakan bahwa inkuiri yang disebut juga “penemuan” merupakan cara penyajian
pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan
informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Pendekatan inkuiri
merupakan salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student centered approach). Ciri utama yang dimiliki oleh pendekatan inkuiri
yaitu menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan (menempatkan siswa sebagai subjek belajar), seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri (self belief) serta mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental (Wina Sanjaya, 2009: 196-197).
Berdasarkan beberapa
pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan inkuiri merupakan
salah satu cara penyajian pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
siswa secara kritis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang disajikan oleh guru.
Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran tentu saja tidak terlepas dari peran guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk dilaksanakannya inkuiri. Peran utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri menurut W. Gulo (2004:86-87) yaitu :
Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran tentu saja tidak terlepas dari peran guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk dilaksanakannya inkuiri. Peran utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri menurut W. Gulo (2004:86-87) yaitu :
1)
Motivator yaitu guru sebagai pemberi
rangsangan supaya siswa aktif dan memiliki semangat untuk berpikir
2)
Fasilitator yaitu guru memberikan solusi
apabila siswa mengalami hambatan dalam proses berpikir
3)
Penanya yaitu guru menyadarkan siswa dari
kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri
4)
Administrator yaitu guru bertanggung jawab
terhadap seluruh aktivitas di kelas
5)
Pengarah yaitu guru mengarahkan aktivitas
berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan
6)
Manajer yaitu guru mengelola sumber belajar,
waktu dan organisasi kelas
7)
Rewarder yaitu guru memberi penghargaan pada
prestasi yang dicapai untuk meningkatkan semangat siswa
Menurut Sund dan Trowbridge dalam E. Mulyasa (2007:109) ada tiga macam pendekatan inkuiri yaitu :
a) Inkuiri terpimpin (guide inquiry)
Inkuiri
terpimpin merupakan pendekatan inkuiri yang menggunakan pedoman berupa
pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk membimbing siswa. Jadi tugas guru
dalam pendekatan ini adalah membimbing dan mengarahkan siswa secara luas serta
menyusun perencanaan pembelajaran. Pemberian bimbingan oleh guru disesuaikan
dengan tingkat perkembangan pengalaman siswa. Pendekatan ini digunakan terutama
bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.
b) Inkuiri bebas (free inquiry)
Inkuiri
bebas merupakan pendekatan yang inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melakukan penelitian sendiri seperti seorang ilmuwan. Pendekatan ini
mengharuskan siswa untuk dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai
macam persoalan yang hendak diselidiki secara berkelompok.
c) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)
Inkuiri
bebas yang dimodifikasi merupakan pendekatan inkuiri dimana guru memberikan
permasalahan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut
melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian.
Berdasarkan macam-macam pendekatan inkuiri di atas maka dapat disimpulkan bahwa jenis pendekatan inkuiri yang cocok untuk diterapkan di Sekolah Dasar adalah pendekatan inkuiri terpimpin/terbimbing. Pendekatan inkuiri ini sangat sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar terutama siswa kelas IV yang masih memerlukan bimbingan dalam mencari dan menemukan pengetahuannya sendiri khususnya tentang materi pecahan pada mata pelajaran matematika.
Prinsip Pembelajaran
dengan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing atau Inkuiri Terpimpin
Prinsip merupakan
sesuatu yang sangat mendasar yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan
sesuatu supaya tidak mengalami hambatan. Oleh karena itu, apabila pendekatan
inkuiri akan diterapkan dalam proses pembelajaran harus mengacu pada prinsip-prinsip
(Wina Sanjaya, 2009:199-201) :
1)
Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Pendekatan
inkuiri mempunyai tujuan utama yaitu mengembangkan kemampuan berpikir. Oleh
karena itu, pendekatan inkuiri berorientasi pada proses dan hasil belajar yang
merupakan bagian dari pengembangan kemampuan berpikirnya. Keberhasilan
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran, melainkan sejauh mana siswa beraktivitas
untuk mencari dan menemukan sesuatu.
2)
Prinsip Interaksi
Pada
proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ada proses interaksi antar siswa,
interaksi siswa dengan guru maupun interaksi antara siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi mengandung pengertian bahwa penempatan
guru bukan sebagai sumber belajar melainkan sebagai pengatur interaksi itu
sendiri atau pengatur lingkungan. Guru harus mengarahkan supaya siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi tersebut.
3)
Prinsip Bertanya
Prinsip
bertanya sangat penting dalam menerapkan pendekatan inkuiri ketika pembelajaran
berlangsung. Kemampuan bertanya ini harus dimiliki oleh guru karena setiap
pertanyaan yang diberikan guru akan merangsang jawaban dari dalam diri siswa
sebagai wujud proses berpikir siswa. Berbagai kemampuan bertanya harus dikuasai
oleh guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa,
bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya
untuk menguji.
Menurut W.
Gulo (2004:103) prinsip bertanya ada dua macam yaitu prinsip bertanya dasar dan
prinsip bertanya lanjut. Prinsip bertanya dasar bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dasar yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension) dan aplikasi. Sedangkan prinsip bertanya lanjut bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif-inovatif yang meliputi analisis,
sintesis dan evaluasi.
4)
Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar
merupakan proses berpikir (learning how to think) yaitu proses mengembangkan
kemampuan seluruh otak (otak kanan dan otak kiri). Jadi belajar yang baik harus
memperhatikan keseimbangan kemampuan berpikir otak kanan dan otak kiri.
5)
Prinsip Keterbukaan
Belajar
sebagai proses untuk mencoba segala kemungkinan. Maka dari itu, siswa perlu
diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan
penalarannya. Pembelajaran akan bermakna apabila menyediakan kemungkinan
sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya dan dalam hal ini guru harus
menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan
hipotesis serta membuktikan kebenarannya secara terbuka.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing atau Inkuiri Terpimpin
Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing atau inkuri terpimpin dalam pembelajaran di kelas harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut (Wina Sanjaya, 2009: 202-205) :
1.
Orientasi
Orientasi
merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif
dimana guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi yaitu
menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa; menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan (dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuannya); serta
menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memberikan motivasi
kepada siswa.
2.
Merumuskan masalah
Merumuskan
masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada suatu permasalahan yang
mengandung teka-teki. Permasalahan yang diberikan harus menantang siswa untuk
berpikir memecahkannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
merumuskan masalah yaitu masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa untuk
menumbuhkan motivasinya dalam belajar, masalah yang dikaji adalah masalah yang
mengandung teka-teki yang jawabannya pasti serta konsep-konsep dalam masalah
adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3.
Mengajukan hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang dikaji sehingga
kebenarannya perlu diuji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan hipotesis (menebak) pada siswa yaitu dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban
sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu persoalan yang dikaji. Kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi
oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
4.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan
data merupakan kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Kegiatan pengumpulan data adalah proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual karena membutuhkan motivasi yang
kuat, ketekunan serta kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Maka dari itu,
tugas guru dalam tahap ini yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang diperlukan.
5.
Menguji hipotesis
Menguji
hipotesis merupakan proses untuk menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan adalah hal terpenting dalam menguji
hipotesis.
6.
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan merupakan proses mendekripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Langkah perumusan kesimpulan ini adalah langkah
terakhir dalam penerapan pendekatan inkuiri di dalam pembelajaran.
ليست هناك تعليقات
إرسال تعليق