FGI
Penelitian
Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PAI SD Kelas V
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Qur’an menurut bahasa adalah “bacaan”. Adapun definisi
al-quran adalah kalam Allah SWT. yang merupakan mu’jizat yang
diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW.
dan membacanya adalah ibadah. Dengan
definisi ini, maka kalam Allah yang diturunkan kepada
nabi-nabi selain Nabi Muhammad Saw tidak dinamakan Al-quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah
kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai salah satu rahmat yang
tidak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu
illahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang mempercayainya serta mengamalkannya.
Bukan itu saja, tetapi juga Al-quran itu adalah kitab
suci paling terakhir yang diturunkan Allah, yang
isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam
kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena
itu, setiap orang yang mempercayai Al-quran, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk
membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk
mengamalkan dan mengajarkannya.
Setiap mukmin yakin, bahwa membaca Al-quran termasuk amal yang
sangat mulia dan akan mendapatkan pahala. Al-quran adalah
sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik di kala
senang maupun dikala susah dikala gembira ataupun di kala sedih, bahkan membaca al quran menjadi obat dan penawar bagi
orang yang gelisah jiwanya.
Setiap mukmin yang mempercayai Al-quran,
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab
sucinya itu. Diantara tanggung jawab itu ialah mempelajarinya dan
mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan Al-quran adalah
kewajiban suci dan mulia. Rasulullah SAW. bersabda “Yang
sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari Al-quran dan
mengajarkannya”.
Kini kita hidup di dunia yang
tanpa batas (borderless), era globalisasi. Berbagai informasi baik
itu diperlukan atau tidak, buruk atau baik menghampiri rumah-rumah kita setiap saat tanpa dapat dibendung. Banjir informasi yang
sebagian besar tidak diperlukan ini
bagi sebagian kecil orang merupakan anugerah,
namun bagi sebagian besar lainya lebih sering berakibat
buruk walaupun kadang kurang disadarinya.
Era informasi yang oleh Alvin
Tofler disebut dengan istilah gelombang ketiga “third
wave” ini melanda seluruh dunia. “Barang siapa yang
menguasai informasi maka dia akan
menguasai dunia” bukanlah isapan jempol.
Sayangnya, yang menguasai pusat-pusat informasi adalah mereka yang bermodal besar namun
minim tanggung jawab moral, sehingga program-program yang
disuguhkan sebagian besar program yang tidak mendidik bahkan
cenderung merusak moral. Bagi mereka tidak masalah
apapun program yang disajikan selama itu
disukai masyarakat dan mendatangkan keuntungan yang
banyak. Akibat selanjutnya adalah terjadinya dekadensi moral melanda sebagian
besar masyarakat. Pergaulan bebas, gaya
hidup yang serba bebas, obat-obatan terlarang,
minum-minuman keras, dan efek-efek negatif lainnya.
Untuk mengantisipasi dampak negatif media informasi yang
merusak perlu adanya gerakan kembali kepada
Al-quran dalam rangka menggali nilai-nilai
Al-quran sebagai perisai guna membentengi diri dalam
menghadapi budaya-budaya yang merusak moral.
Belajar Al-quran hendaknya dilakukan dari
semenjak dini sekitar 5 atau 6 tahun, sehingga ketika beranjak remaja anak diharapkan familiar dengan
bacaan-bacaan Al-quran bahkan sudah
mampu menghafal surat-surat pendek.Belajar Al-quran dapat
dibagi kepada beberapa tingkatan, yaitu belajar membacanya sampailancar dan baik, menuruti qaedah-qaedah yang berlaku dan
qiraat dan tajwid, belajar arti dan
maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di
dalamnya dan belajar menghafalnya di luar
kepala.
Tidak dapat dipungkiri masih terlalu banyak anak-anak yang
belum bisa membaca dan menulis Al-quran dengan
berbagai alasan padahal Al- quran merupakan
rujukan utama bagi umat Islam. Bagaimana bisa menggali nilai-nilai Al-quran dalam
rangka membentengi diri dalam menghadapi budaya-budaya yang
merusak moral jika anak tidak dapat membaca dan
menulis Al-quran.
Berdasarkan uraian tersebut di
atas penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan
judul : “Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
Al-quran siswa dengan menggunakan metode demonstrasi di
Kelas V SD”.
1.2 Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka
pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kemampuan siswa
kelas V SD dalam membaca Al-Qur’an kurang
lancar
2. Kemampuan siswa
kelas V SD dalam menulis Al-Qur’an masih kurang.
3. Penggunaan metode
pembelajaran masih terlalu sulit, sehingga prestasi yang dicapai
masih rendah.
1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas,
maka penulis akan membatasinya pada : Penggunaan metode demonstasi dalam
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Quran siswa kelas
V SD.
1.3.2 Rumusan Masalah
Masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan
untuk dicari jawabannya melalui penelitian, Sudjana N. (1997:21).
Menurut pendapat di atas masalah yaitu masalah-masalah yang
sengaja diajukan jawabannya diperoleh melalui penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka masalah penelitian
ini adalah :
a. Apakah metode
demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa membaca dan menulis Al quran di
kelas V SD?
b. Apakah metode
demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis Al quran siswa di SD?
c. Apakah metode
demonstrasi dapat meningkatkan prestasi membaca dan
menulis Al quran siswa di SD?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Meningkatkan aktifitas
belajar siswa dalam pembelajaran PAI aspek Al quran melalui metode
demonstrasi di SD.
2. Untuk mengetahui efektifitas metode
demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa dalam
pembelajaran PAI aspek Al quran
3. Meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran PAI aspek Al quran melalui metode demonstrasi di
SD.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan
manfaat terhadap perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran, di antaranya :
1. Bagi siswa, dapat lebih
meningkatkan pemahaman dan penghayatan siswa, berani bertanya, mengemukakan
pendapat dan dapat meningkatkan hasil belajar PAI aspek AlQur’an
2. Bagi guru, sebagai salah satu
alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar PAI dengan metode
demonstrasi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis Al-Qur’an siswa melalui metode demonstrasi di kelas 5 pada
semester 2 di SD.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut
agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat
dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang
tersurat dan yang tersirat tidak akan tertanggkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodson, 1960:43-44).
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan
dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).
Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written
word) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan (oral language
meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang
bermakna. (Andrson, 972 : 202-210).
2.2 Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca adakah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat
sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
2.3 Pengertian Menulis
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang
terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah
simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat
empat unsur yang terlibat : Penulis sebagai
penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, salursan atau
media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
2.4 Manfaat Menulis
Adapun manfaat dari kegiatan menulis ini di
antaranya adalah sebagai berikut :
meningkatkan kecerdasan;
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas;
menumbuhkan keberanian; dan
mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
2.5 Hakikat Belajar dan Mengajar
Berbicara tentang pendidikan selalu berkenaan
dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikanpun tergantung pada
unsur manusianya. Adapun unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya
pendidikan adalah pelaksana pendidikan, yaitu guru. Karena gurulah yang secara
langsung mempengaruhi, membina, mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi
manusia yang bertaqwa, cerdas dan terampil.
Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar maka guru
harus menguasai bahan yang akan diajarkan dan terampil pula dalam
hal menyajikannya. Guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan metode-metode
pembelajaran yang sesuai dengan pokok-pokok bahasan atau sub pokok bahasan.
Adapun belajar adalah “Proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”
(Sudjana, 1989:5).
Selanjutnya, “Mengajar adalah bimbingan kegiatan
siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada
di sekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan
kegiatan belajar mengajar.” (Sudjana, 1987:7)
2.6 Metode Demonstrasi
Metode adalah cara guru menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan.
Depdiknas (2003) menurut Syaepul Sagala (2005:210) metode demonstrasi adalah
pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar
dapat diketahui dan dipahami oleh
peserta didik secara nyata.
Yang dimaksud dengan metode demonstrasi
dalam belajar dan mengajar yaitu metode yang digunakan oleh
seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau
murid sekalipun untuk mempertunjukkan
gerakan-gerakan suatu proses dengan peraturan yang
benar. Menurut Sudirman (1991:113), demonstrai adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering
disertai dengan penjelasan lisan, metode ini baik digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu,
membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, membandingkan suatu cara dengan
cara lain, untuk mengetahui atau melihat kebenaran
sesuatu.
Ada beberapa kelebihan dan
kekurangan dalam menggunakan metode demontrasi
:
a. Kelebihan
1. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih
jelas dan lebih konkrit, dengan demikian dapat
menghindarkan verbalisme.
2. Siswa diharapkan lebih
mudah dalam memahami apa yang dipelajari
3. Proses pelajaran akan
lebih menarik
4. Siswa dirancang untuk
aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan
mencoba melakukannya sendiri
5. Melalui metode
ini dapat sajikan materi pelajaran yang tidak
mungkin atau kurang sesuai dengan
menggunakan metode lain
b. Kelemahannya
Kelemahan metode ini antara lain :
1. Metode ini memerlukan keterampilan guru
secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan
hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif
2. Fasilitas seperti peralatan,
tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan
baik
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan
perencanaan yang matang disamping sering memerlukan waktu
yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil waktu
jam pelajaran lain.
2.7 Cara Pelaksanaan
Untuk menggunakan metode demonstrasi dengan baik, beberapa
langkah perlu ditempuh antara lain :
Penentuan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan. Dalam hal
ini pertimbangkan apakah tujuan yang akan dicapai dengan belajar melalui
demonstrasi itu tepat dengan menggunakan metode demonstrasi.
Materi yang akan didemonstrasikan terutama hal-hal
yang penting ingin ditonjolkan
Siapkan fasilitas penunjang demonstrasi seperti peralatan,
tempat, dan mungkin juga biaya yang dibutuhkan
Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik
Pertimbangkan jumlah siswa yang dihubungkan dengan
hal yang akan didemonstrasikan agar siswa dapat melihatnya dengan jelas
Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang akan
didemonstrasikan secara berurutan dan tertulis pda papan tulis atau padakertas
lembar agar dapat dibaca siswa dan gurunya secara keseluruhan
Untuk menghindari kegagalan dalam pelaksanaan, sebaiknya
demonstrasi yang direncanakan dicoba terlebih dahulu. Tak jarang demonstrasi
gagal hanya karena hal kecil seperti kabel listrik yang kurang panjang,
penerangan (lampu) yang kurang terang, atau penempatan peralatan yang kurang
strategis.
2.8 Pelaksanaan Demonstrasi
Setelah segala sesuatu direncanakan dan
disiapkan, langkah berikutnya ialah mulai melaksanakan demonstrasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
1. Sebelum memulai,
periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang
akan didemonstrasikan, pengaturan tempat,
keterangan tentang garis besar langkah dan
pokok-pokok yang akan didemonstrasikan.
2. Siapkan siswa,
barangkali ada hal yang perlu mereka catat
3. Mulailah demonstrasi dengan
menarik perhatian siswa
4. Ingatlah Pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai sasaran
5. Pada waktu berjalannya demonstrasi,
sekali-kali perhatikan keadaan, apakah semua mengikuti dengan
baik
6. Untuk menghindarkan ketegangan,
ciptakan suasana yang harmonis
7. Berikanlah kesempatan kepada
siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan
didengarnya dalam bentuk pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain
serta mencoba melakukannya sendiri dengan
bimbingan guru.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Waktu Penelitian
dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan,
yaitu dari Januari s/d Maret 2009. Siklus I
dilaksanakan tanggal 04 Februari 2009, sedangkan siklus II
dilaksanakan tanggal 11 Februari 2009.
Tempat penelitian ini dilakukan di SD Subjek penelitian adalah
siswa kelas V yang berjumlah 38 orang.
Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dan setiap
siklus terdiri dari dua pertemuan.
Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif karena dalam pelaksanaannya tidak terbatas pada
pengumpulan data, melainkan dilanjutkan dengan pengolahan data yaitu dengan
cara mengumpulkan data, menyusun, mengolah dan
menginterpretasikan data.
Prosedur
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas, adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
tindakan kelas ini menggunakan model yang digunakan oleh
Kurt Lewin. Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas ini
dibagi menjadi 4 tahapan pada setiap siklus yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Aksi atau tindakan (acting)
3. Obervasi (Observing)
4. Refleksi (reflecting). Dikdasmen
(h. 16.2003).
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan
kelas meliputi 2 siklus yang terdiri dari : a.
perencanaan, b. tindakan, c. pengamatan, dan refleksi.
1. Perencanaan meliputi aktivitas sebagai
berikut :
a. Mendiskusikan dan
menetapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan
sebagai tindakan dalam siklus
b. Menyusun rencana
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sesuai materi
yang telah ditetapkan
c. Mengembangkan skenario
pembelajaran
d. Mengembangkan format observai
dan format evaluasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan
sekenario pembelajaran yang telah direncanakan, melaksanakan evaluasi dalam
bentuk tes
3. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang disiapkan
4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukan pada skenario pembelajaran
b. Melakukan pertemuan untuk
membahas hasil evaluasi tentang skenario, tes kemampuan pemahaman dan lain-lain
c. Memperbaiki pelaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada pertemuan berikutnya.
Tahap pelaksanaan ini terus dilakukan secara berulang dan
berkesinambungan sesuai siklus.
o Indikator keberhasilan
Yang menjadi indikator keberhsilan penelitian ini adalah :
a. Instrumen-instrumen yang
telah disiapkan pada tiap-tiap siklus dapat dilaksanakan dengan baik
b. Aktivitas siswa dalam belajar
meningkat
c. Lebih dari 70% siswa yang
mendapat nilai 65 ke atas
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1) Data
Sumber data pada penelitian ini seluruh
siswa, sedangkan data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan
kualitatif. Data yang dikumpulkan meliputi :
a. Data tes kemampuan pada
siklus 1 dan 2
b. Data observasi pada waktu
proses pembelajaran
c. Jurnal harian (catatan
harian)
d. Foto, diambil pada waktu
proses pembelajaran
2) Teknik pengumpulan data
Data yang dikumpulkan diperoleh melalui observasi, tes
kemampuan pemahaman dan catatan harian
3) Obervasi
Observasi dilakukan untuk memperolah informasi
kegiatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Di dalam
observasi pengamatan, kita akan memperoleh masukan tentang akitifitas siswa,
cara belajar, kerjasama antar siswa dan sebagainya.
4) Jurnal harian
Jurnal harian semacam catatan harian yang dikumpulkan selama
proses pembelajaran baik itu aktifitas maupun kegiatan guru di dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar
5) Data tes kemampuan pemahaman
Data ini diambil dari pertemuan pertama maupun pertemua
kedua, ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil selama kegiatan
dilakukan dan menggunakan data kuantitatif.
6) Foto
Foto digunakan untuk melengkapi informasi data agar peristiwa
yang tejadi dalam kegiatan penelitian dapat direkam dan dijadikan
sebagai alat bukti dalam pengumpulan data.
3.5 Analisis Data
a. Data observasi
Data tes observasi ini diambil dari hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti selama kegiatan berjalan dengan menggunakan ceklis
kemudian dipersentasikan
b. Data tes kemampuan
Data tes ini untuk menemukan nilai setiap siswa dari hasil
tes dengan skala nilai 100 untuk menentukan banyaknya siswa yang mendapatkan
nilai 65 ke atas.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari uraian tersebut di atas penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran membaca dan
menulis Al-Qur’an dengan menggunakan metode demonstrasi dapat
membuat pengajaran lebih atraktif dan kelas tampak lebih hidup, sehingga siswa
lebih dapat memahami apa yang dipelajari.
2. Pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman dan
meningkatkan aktivitas siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil perbedaan
nilai rata-rata pretes dan postes.
Saran
Untuk keberhasilan dalam
pembelajaran ini penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut
:
1. Guru hendaknya mengkondisikan
kelas sebelum memulai pembelajaran
2. Selama proses pembelajaran
guru hendaknya mampu membangkitkan motivasi dan aktivitas siswa dengan memilih
metode dan teknik yang tepat.
3. Dalam proses belajar mengajar
guru hendaknya dapat menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan
sehingga interaksi antara guru dan murid berjalan harmonis,
merangsang siswa untuk bertanya dan menyatakan pendapatnya.
4. Pada saat memberikan bahan
pengajaran guru hendaknya tidak terpaku pada buku paket saja, tetapi hendaknya
menggali bahan pengajaran dari pengalaman siswa atau buku lain yang berkaitan
dengan bahan yang akan diajarkan.
KEPUSTAKAAN
Henry Guntur Tarigan. (1979). Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Suparno dan Muhamad Yunus. (2006). Keterampilan Dasar
Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka
Sujana N. (1995) Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah.
Bandung : Sinar Baru
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit
Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta : Depdikbud, Dikdasmen.
Suhardjono (2006). Laporan Penelitian sebagai KTI,
makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru dalam pengembangan profesi di
Pusdiklat Diknas Sawangan, Jakarta, Februari 2006.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2006) Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Tim Bina Karya Guru (2004) Pendidikan Agama Islam untuk
SD kelas V. Penerbit : Erlangga.
TERIMA KASIH
BalasHapus