FGI
Penelitian
Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) IPS SD Kelas 5 dan 6 Lengkap
Penelitian tindakan kelas ini karena pembelajaran IPS kurang diminati oleh
para siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap pengelola pendidikan, agar proses belajar
mengajar lebih menarik sehingga siswa menyenangi pembelajaran IPS, dan dapat
meningkatakan minat serta motivasi siswa terhadap pembelajaran IPS sehingga
meningkatkan hasil prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas melalui tahapan
atau siklus, penelitian ini berlangsung dalam dua siklus.Prosedur pelaksanaan
tindakan meliputi beberapa tahapan.Tahapan pertama melakukan pendahuluan
identifikasi masalah.Tahapan kedua peningkatan metode bermain peran melalui
diskusi dengan guru dalam pengenalan.Tahapan ketiga pelaksanaan penggunaan
metode bermain peran dan dilanjutkan dengan refleksi agar dapat menyusun
rencana selanjutnya.Tahap keempat mengadakan tindak lanjut melalui penyusunan
laporan.
Setelah melakukan penelitian ini ada beberapa temuan dalam
pengembangan pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode bermain peran diantaranya :
pertama meningkatkan kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi rencana persiapan pembelajaran, yang kedua meningkatakan minat
siswa dalam pembelajaran IPS, ketiga partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS
menjadi efektif dan kondusif . berdasarkan penelitian ini
bahwa penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS perlu dikembangkan
dan ditingkatkan di Sekolah Dasar supaya dapat menigkatkan minat siswa dalam
pembelajaran IPS lebih menigkat sehingga siswa tertarik dalam pembelajaran IPS.
Dengan demikian prestasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS akan lebih
baik.
Laporan PTK atau Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran
IPS SD Lengkap
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial termasuk salah satu mata
pelajaran yang amat penting dikuasai dan diminati sejak tingkat Sekolah Dasar
oleh karena itu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting diminati
oleh siswa yang ditunjukkan dengan motivasi yang tinggi dalam belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Harapan tersebut ternyata belum nampak pada siswa kelas V
SDN PURNASATRIA 8. Dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial para siswa sepertinya
kurang tertarik, dari jumlah siswa hanya 35% yang tertarik, sedangkan yang
tidak tertarik 65%. Alasan yang sering mereka keluhkan antara lain, materi Ilmu
Pengetahuan Sosial terlalu susah untuk
dihafalkan dan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan.
Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan antara lain
dengan tanya jawab, lembaran tugas, membuat rangkuman dan mengerjakan LKS.
Namun demikian belum tampak hasilnya.
Untuk meningkatkan siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial perlu kiranya dicoba menerapkan metode pembalajaran yang membuat siswa
lebih tertarik dan senang mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial.
Metode pembelajaran tersebut yaitu
Metode Bermain Peran, karena dalam metode bermain peran melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif serta psikomotor.
Sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum SD 1994 bahwa
pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD
berfungsi mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar untuk
memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari; (Depdikbud, 1994). Oleh karena itu
dituntut memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai memiliki
kompetensi dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan peserta didik,
mempunyai jiwa kreatif dan memilikii etos kerja serta komitmen yang tinggi
terhadap profesinya.
Melalui penerapan Bermain Peran siswa juga dapat menguji
hubungan personal dan perilaku sosial dan mengkritisi berbagai pandangan dan
pelaku, karakter peran.
Melalui penerapan metode bermain peran diharapkan terjadi
peningkatan motivasi dan minat belajar siswa khususnya dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas V SDN Purnasatria. Berdasarkan pernyataan di atas
perlu kiranya di lakukan Penelitian Tindakan Kelas mengenai meningkatkan minat
belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan
metode bermain peran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas
untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS dapat dilakukan upaya
antara lain :
1. Apakah penggunaan metode pembelajaran dapat meningkatkan minat siswa dalam
pembelajaran IPS?
2. Apakah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa
dalam pembelajaran IPS?
3. Apakah lingkungan sekolah dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran
IPS?
4. Apakah kompetensi guru dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran
IPS?
5. Apakah sikap siswa terhadap mata pelajaran dapat meningkatkan minat siswa
dalam pembelajaran IPS?
C.
Pembatasan Masalah Dan Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas terdapat sejumlah faktor
yang dapat meningkatkan minat belajar. Dalam penelitian ini akan dibatasi pada
metode bermain peran dalam meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS berdasarkan
pembatasan masalah diatas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana penggunaan metode bermain peran untuk meningkatkan minat belajar
siswa dalam pembelajaran IPS?
b. Apakah dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan minat siswa
dalam pembelajaran IPS?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui penggunaan metode bermain peran dalam meningkatkan minat
dan perhatian siswa dalam pembelajaran IPS.
b. Untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
setelah menggunakan metode bermain peran.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan terjadi perbaikan dan
peningkatan proses hasil pembelajaran, secara lebih rinci manfaatnya adalah :
a. Bagi Guru : melalui PTK ini guru dapat mengetahui metode pembelajaran
metode bermain peran untuk meningkatkan minat belajar dalam pembelajaran IPS.
b. Bagi Siswa : diharapkan dapat tertarik dan senang mengikuti pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial sehingga menumbuhkan keberanian untuk bertanya, menjawab
sehingga aktifitas dan antusias belajar siswa lebih hidup dan meningkat.
c. Bagi Sekolah : hasil dari proses belajar dan pembelajaran yang efektif diharapkan dapat meningkatkan mutu Pendidikan
Sekolah.
Laporan PTK atau Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran IPS SD Lengkap
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional bahwa pengertian pembelajaran adalah suatu proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu pelajaran yang
mengkaji seperangkat peristiwa fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial (kurikulum 2006).
Tujuan pembelajaran IPS adalah memperkenalkan siswa
kepada pengetahuan tentang kehidupan masyarakat manusia secara sistematis.
Dengan demikian peran pendidikan IPS sangat penting untuk mendidik siswa
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk dapat aktif dalam
kehidupannya nanti sebagai anggota masyarakat.
IPS adalah bidang studi yang memepelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan
masalah sosial di masyarakat di tinjau dari berbagai aspek kehidupan secara
terpadu; ( Ischak 1997: 1.35).
Bahan kajian IPS dalam kurikulum 2006 disusun dengan
sistematis, materi pelajaran berorientasi pada fungsi dan tujuan pembelajaran,
standar kompetensi dasar hasil belajar dan indikator serta ruang lingkup yang
harus dicapai oleh siswa.
Bidang studi IPS adalah ilmu yang mempelajari gejala dan
masalah kehidupan manusia di masyarakat.
B. Karakteristik Pendidikan
IPS
IPS bukan merupakan pengajaran pengetahuan sosial yang terlepas- lepas dari satu dan
terisolasi yang lainnya, tapi IPS merupakan proses pengajaran yang memadukan
berbagai pengetahuan sosial; (Sumaatmadja,
1984:22). Pandangan lain bahwa karekteristik pendidikan IPS adalah :
1) Bahan pelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa,
masalah-masalah sosial, keterampilan berpikir, serta pemeliharaan dan
pemanfaatan lingkungan alam,
2) Program studi IPS akan mencerminkan
berbagai kegiatan dasar dari manusia,
3) Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang Integrated
(terppadu) berhubungan sampai yang terpisah,
4) Susunan bahan pelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewarganegaraan,
fungsional, humanitis sampai yang struktural,
5) Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratorium demokrasi,
6) Evaluasinya takan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor
saja, tetapi juga mencobakan mengembangkan apa yang disebut Democratic Quotient dan Atizanship Quetient,
7) Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainya akan melengkapi program
studi IPS. Begitu pula unsur-usnur Science, teknologi, matematika dan agama
akan ikut memperkaya bahan pelajaran IPS; (Daldjoeni,
1992:60)
Pembelajaran pendidikan IPS bukanlah bertujuan untuk mengembangkan dan
memenuhi ingatan para peserta didik semata melainkan juga untuk membina dan
mengembangkan mental anak untuk sadar akan tanggung jawabnya baik bagi dirinya
maupun masyarakat dan negara.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial para siswa dibekali
konsep-konsep pengetahuan yang mengarah kepada pemahaman atau
pengertian-pengertian. Dalam penyajiannya menggunakan akal pikiran (kognitif),
afektif serta psikomotor.
C. Tujuan Pendidikan IPS
Tujuan utama pendidikan IPS adalah menolong siswa
mengembangakan berbagai kemampuan untuk mengolah lingkungan Fisik dan Sosialnya
agar dapat harmonis dilingkungannya.
Tujuan pendidikan IPS di Sekolah Dasar bertujuan agar
siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang dimilikinya
berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Proses belajar pendidikan IPS
yang diharapkan adalah proses belajar yang mampu mengembangkan potensi yang
dimiliki siswa, baik pengetahuan, keterampilan dan maupun sikap. Menurut Bruce
Joyce dalam Pendidikan IPS memiliki tiga tujuan yaitu :
1. Pendidikan Kemanusiaan (Humamnistic
Education), yaitu membantu anak memahami pengalamanya dan menentukan arti
kehidupan,
2. Pendidikan Kewarganegaraan (Cisizenship
education), yaitu siswa ikut berpartisipasi secara efektif dalam dinamika
kehidupan masyarakat dengan penuh kesadaran sebagai warga negara,
3. Pendidikan Intelektual (intelectual
education) siswa mampu mengenalisa dan memecahkan masalah dengan
menggunakan Ilmu Sosial sebagai alat,
Banks (1985 :3) menyatakan bahwa
tujuan utama Pendidikan IPS adalah pengenalan kewarganegaraan, sehingga siswa
dapat merefleksikan dan mengambil keputusan serta mampu berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat, negara dan dunia. Adapun tujuan yang dimaksud meliputi
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.
Salah satu tujuan utama pendidikan IPS yang konsisten adalah mengembangkan
anak-anak dengan perilaku dan keterampilan seperti di atas yang mendorong
mereka untuk berpikir dan memecah masalah secara bebas;(Jarolimek, 1993).
Pembaharuan dibidang IPS dirasakan kurang mendapat perhatian jika
dibandingkan dengan yang ada di bidang lain seperti IPA, Matematika, dan
Bahasa.
Pola kehidupan masyarakat merupakan salah satu sumber bagi pembelajaran
IPS. Dengan demikian dapat dipahami bahwa melalui pembelajaran IPS berbagai
kemampuan yang diharapakan dapat berkembang pada diri siswa khususnya kemampuan
untuk dapat hidup ditengah- tengah masyarakat dimana tempat siswa hidup.
Ilmu Pengetahuan Sosial di SD berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan
nilai, sikap dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara.
D. Pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar
Proses pembelajaran dapat terjadi dalam berbagai model
pembelajaran. Pembelajaran tidak terlepas dari strategi guru dalam menyampaikan
materi pelejaran, strategi ini memiliki dua dimensi yaitu dimensi perencanaan
dan operasional. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil dari pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya; (Sumaatmadja, 2003: 1.18).
Pengertian di atas dapat ditemukan prinsip yang menjadi
landasan pengertian pembalajaran yakni :
1. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku,
2. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku,
3. Pembelajaran merupakan suatu proses,
4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong ada suatu
tujuan yang akan dicapai,
5. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.
Pendidikan IPS sebagai suatu program pembelajaran yang membina dan
menyiapkan kehidupan sosial yang baik bagi peserta didik sebagai warga negara
dan warga masyarakat, diharapkan mamapu membina perubahan dan harapan-harapan
baru yang positif. Pelaksanaan pendidikan IPS harus selalu mengikuti gejolak
kehidupan dan perkembangan masyarakat, bangsa, dan negara dan bahkan dunia pada
umumnya. Pembelajaran IPS di SD isi sajiannya harus pragmatis praktis sesuai
dengan tingkat perkembangan usia dan kemampuan pelajarnya.
Pendidikan IPS di Sekolah Dasar diandalkan untuk membina generasi muda,
agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya
dimasyarakat, melaluli pembelajaran IPS diharapakan siswa memiliki minat,
kecintaan terhadap pengetahuan kehidupan sosial. Oleh karen itu, sekolah
memiliki tanggung jawab unutk mentransmisikan pengetahuan, keterampilan, nilai
dan perilku yang sangat dibutuhkan oleh generasi muda.
E. Pembelajaran Model
Bermain Peran
1.
Pengertian Bermain Peran
Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan peranan dalam
dramatisasi masalah sosial atau psikologis.
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan
unutk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk
menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain (Depdikbud, 1964:171).
Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah
pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya teman-temannya sendiri.
Dengan kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui proses kelompok
sosial.
Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah-masalah
hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam
kelas.
Proses belajar dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan siswa
mampu menghayati tokoh yang dikehendaki, keberhasilan siswa dalam menghayati
peran itu akan menetukan apakah proses
pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang: (Hasan, 1996: 266).
2.
Tujuan Penggunaan Bermain Peran
Tujuan
dari penggunaan metode bermain peran adalah sebagai berikut:
a. Untuk motivasi siswa,
b. Untuk menarik minat dan perhatian siswa,
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana
mereka mengalami emosi, perbedaan pendapat dan permasalahan dalam lingkungan
kehidupan sosial anak,
d. Menarik siswa untuk bertanya,
e. Mengembangkan kemampuan komusikasi siswa,
f. Melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata,
3.
Langkah-langkah dan persiapan bermain peran
Agar proses pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain
peran tidak mengalami kaku, maka perlu adanya langkah-langkah yang harus kita
pahami terlebih dahulu ( Dahlan ; 1984)
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah dengan cara memotivasi para peserta didik,
2. Memilih tema,
3. Menyusun skenario pembelajaran,
4. Pemeranan,
5. Tahapan diskusi dan evaluasi,
6. Melakukan pemeranaan ulang,melakukan diskusi dan evaluasi tahap 2,
7. Membagi pengalaman dan menarik generalisasi,
4.
Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Penggunaan metode bermain peran tidak terlepas dari kegiatan tanya jawab
dan evalusi. Pembelajaran IPS dengan menggunakan bermain peran siswa akan
menemukan bahwa dengan pemeranan para
pemain dan pengamat memiliki kesempatan untuk merefleksikan apa yang sedang
terjadi.
Bermain peran dapat digunakan untuk melatih para siswa mengekspesikan
masalah-masalah hubungan manusia, serta untuk mengilustrasikan bagaimana
bermain peran bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuan perasaan, sikap dan
nilai.
Laporan PTK atau Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran
IPS SD Lengkap
BAB III METODE PENELITIAN
Permasalahan
mendasar dalam penelitian ini adalah terbatasnya minat belajar siswa dalam
pembelajaran IPS. Hal ini berkaitan dengan penggunaan pendekatan, strategi
pembelajaran dan metode yang digunakan. Penggunaan metode bermain peran ini
bertujuan untuk meningkatakan dan mengembangkan minat siswa dan kemampuan
inovasi profesional guru dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan Sosial di sekolah dasar. Dapat di artikan bahwa penelitian ini juga
membantu guru dalam meningkatkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Hal ini karena dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas, melalui
sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi serta
direfleksikan.
Penelitian
tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
meningkatkan profesional keguruannya.
A.
Pendekatan Metode penelitian
Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu
metode yang di anggap tepat adalah metode penelitian tindakan kelas (clasroom action research) yang
difokuskan pada situasi kelas.
Metode yang terkandung dalam penelitian tindakan kelas yaitu suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan nyata
agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara
lebih profesional. Tujuan akhir penelitian tindakan kelas adalah untuk
meningkatkan proses pembelajaran di kelas yang pelaksanaanya berulang-ulang.
Manfaat yang dapat dipetik jika melaksanakan penelitian tindakan kelas
menurut Suryanto ;(Darmawan, 1997: 41),
antara
lain dapat dilihat dan dikaji dalam
beberapa komponen pembelajaran yang mencakup antara lain : 1). Inovasi
pembelajaran, 2). Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat
kelas, dan 3). Peningkatan profesionalisme guru.
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan
peran guru sebagai praktisi agar memiliki kesadaran diri, melakukan refleksi terhadap aktifitas kinerja,
bagi perbaikan atau peningkatan tindakan pembelajaran, sehingga harapan untuk
meningkatkan minat dan aktivitas belajar anak dalam pembalajaran IPS dapat
tercapai.
Untuk mendukung tujuan di atas, penelitian tindakan ini menggunakan
rancangan kualitatif-naturalistik
yang biasa digunakan dalam penelitian etnografis,
dan didasarkan pada prinsip kealamiahan latar (natural setting) berbasis lingkungan, situasional, kontekstual
adaptif, dan bergantung dengan realitas situasi sosial kelas.
Penggunaan rancangan kualitatif-naturistik ini dalam penelitian tindakan
kelas agar pengertian terhadap apa yang terjadi dalam kelas diperoleh langsung,
serta melalui keterlibatan dan partisipasi diri bersama guru dan konteks kelas
secara alamiah.
B.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mengkaji dan menganalisis secara reflektif, partisifatip, dan kolaboratif
terhadap realitas, kendala, problema aktual, dan implikasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial yang dikembangkan berdasarkan penggunaan metode bermain peran.
Selanjutnya tujuan penelitian tindakan kelas ini menemukan bahan informasi dan
rujukan konseptual dalam mengadakan perubahan, perbaikan dan peningkatan iklim
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar. Penelitian ini dapat
dimanfaatkan oleh guru-guru di sekolah dasar sebagai pemberian bantuan
profesional untuk menigkatkan kinerja profesionalnya, khususnya dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas iklim pembelajaran IPS yang aktif, partisipatif dan lebih mengacu kepada
kepentingan siswa.
C.
Lokasi dan Subjek Penelitian.
Subjek penelitian ini adalah di kelas V (lima) Sekolah Dasar Purnasatria yang ada di wilayah Kecamatan Satria
Alas, Kabupaten Gumelar Karya tahun pelejaran 2010/2011 sejumlah 33 siswa. Unsur pelaku penelitian ini adalah guru dan seluruh
siswa kelas V (lima) yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.
a) Subjek Penelitian
Yang dijadikan subjek
penelitian ini adalah hal peristiwa, manusia dan situasi yang dapat di
observasi. Dalam penelitian tindakan ini, yang dijadikan subjek penelitian
adalah “kinerja guru dan siswa” serta proses pembelajaran IPS selama
pelaksanaan program tindakan ini dengan menggunakan metode bermain peran.
b) Data Penelitian
Data penelitian yang akan
dikumpulkan dalam penelitian tindakan ini berupa perkataan, tindakan, dokumen,
situasi dan peristiwa yang dapat di observasi, berkenaan dengan kinerja guru
dan siswa, juga interaksi sosial yang terjadi selama pembelajaran IPS
berlangsung dengan menggunakan metode bermain peran.
c) Instrumen Penelitian
Dalam rancangan
penelitian ini (kualitatif naturalistik)
peneliti sendirilah yang menjadi instrumen penelitian utama (human instrument) yang terjun langsung
ke lapangan untuk mengumpulkan sendiri data dan informasi yang diperlukan.
d) Prosedur Dasar Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur Dasar
penelitian Tindakan Kelas (action
research classrom) melalui lima tahapan yaitu orintasi, perencanaan
tindakan, observasi dan refleksi, diuraikan sebagai berikut :
1) Orientasi yaitu studi pendahuluan sebelum
tindakan dan penelitian tindakan dilakukan.
2) Perencanaan yaitu merencanakan pembelajaran yang akan diselenggarakan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode bermain peran,
perencanaan disusun dan dipilh secara efektip untuk dilaksanakan dalam berbagai
situasi.
3) Tindakan yaitu kegiatan yang dilakukan pada tahap ini melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang mengacu pada skenario yang telah direncanakan dan disiapkan.
4) Observasi yaitu melakukan observasi atau
pengamatan atas hasil tindakan yang dilaksanakan selama pembelajaran
berlangsung. Hasil observasi ini
menjadi dasar refleksi bagi tindak
yang telah dilakukan dan untuk penyusunan program selanjutnya..
5) Refleksi yaitu melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukan refleksi dimaksudkan untuk mendapatkan dasar bagi
perbaikan secara tindakan selanjutnya. Refleksi
dilakukan pada akhir pelaksanaan seluruh tindakan atau setelah pengembangan
program tindakan dipandang cukup.
D.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I
|
Perencanaan
identifikasi masalah dan penetapan alternativ pemecahan masalah
|
Ø Merencanakan pembelajaran yang akan diterapakan dalam KBM.
Ø Menentukan pokok bahasan.
Ø Mengembangkan skenario pembelajaran.
Ø Menyusun LKS.
Ø Menyiapkan sumber belajar.
Ø Meyiapkan format wawancara
Ø Mengembangkan format evalusi.
Ø Mengembangkan format observsi pembelajaran.
|
Tindakan
|
Ø Menerapkan tindakan mangacu kepada skenario pembelajaran yang telah
disiapkan dan LKS.
|
|
Pengamatan
|
Ø Melakukan observasi dengan memakai format observasi
Ø Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS
|
|
Refleksi
|
Ø Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evalusi mutu,
jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan
Ø Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario LKS
Ø Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus berikutnya.
Ø Evalusi tindakan
|
|
Indikator keberhasilan
Siklus I
|
Ø Instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada siklus I dapat terlaksana
semua.
Ø Siswa mampu belajar atau berdiskusi dengan teman dalam membahas tugas
yang diberikan
Ø Siswa mampu belajar dalam bentuk kelompok
Ø Diatas 50% siswa tertarik dalam pembelajaran IPS
|
|
Siklus II
|
Perencanaan
|
Ø Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
Ø Pengembangan program tindakan II
|
Tindakan
|
Ø Pelaksanaan program tindakan II
|
|
Pengamatan
|
Ø Pengumpulan data tindakan II
|
|
Refleksi
|
Ø Evaluasi tindakan
|
|
Indikator Keberhasilan
Siklus II
|
Ø Instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada siklus II dapat terlaksana
semua
Ø Minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran IPS meningkat
Ø Diatas 75% minat siswa meningkat dalam pembelajaran IPS
|
Laporan PTK atau Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran
IPS SD Lengkap
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Hasil Penelitian
Kelas V SD Negeri Purnasatria demikian sekolah dasar ini memiliki program
pengembangan sekolah. Jumlah siswa 197 orang,
jumlah tenaga pengajar PNS sebanyak orang, sukwan 1 orang dan penjaga
sekolah.
B.
Gambaran Awal Proses Pembelajaran IPS
Ada dua aspek
yang menjadi pembahasan tentang awal proses pembelajaran IPS dalam penelitian
ini, aspek tersebut meliputi jenis kelamin dan kegiatan belajar siswa di
sekolah. Kondisi siswa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1
Keadaan Siswa Kelas V SDN PURNASATRIA
|
||||
No.
|
Jenis Kelalmin
|
Jumlah
|
Prosentase
|
%
|
1.
|
Laki-Laki
|
17
|
||
2.
|
Perempuan
|
16
|
||
Jumlah
|
33
|
1.
Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Kegiatan peneliti berupa studi pendahuluan pada pembelajaran IPS yang
berlangsung di Kelas. Studi pendahuluan ditujukan untuk mengetahui kondisi,
potensi, kekuatan dan kelemahan pembelajaran IPS yang biasa dilakukan oleh guru
di kelas. Data mengenai situasi pembelajaran saat ini dikumpulkan melalui
wawancara, dan observasi.
Kegiatan pertama dalam studi pendahuluan berupa wawancara kepada siswa
kelas V.
Ada tiga hal yang ingin digali dari siswa berkaitan dengan wawancara yang
dilakukan. Pertanyaan berkisar kesiapan siswa belajar, kesungguhan dalam proses
pembelajaran dan perubahan pola pembelajaran yang diharapkan siswa.
Tabel 4.2
No.
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Prosentase
|
Ket.
|
1.
|
Apakah kalian
mengetahui apa yang akan dipelajari pada hari ini
|
Ya
Tidak
|
35
65
|
|
2.
|
Apakah kalian tahu
untuk apa tujuan belajar hari ini
|
Ya
Tidak
|
67
33
|
|
3.
|
Senangkah kalian
belajar IPS
|
12 orang menjawab
senang sedangkan 21 orang menjawab tidak senang
|
Dari tabel diatas
diketahui bahwa sebagian besar sudah mengetahui apa yang dipelajari dan sedikit
siswa yang mengetahui dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Rasa senang
belajar IPS juga hanya dimiliki oleh 12 orang siswa dari 33 siswa yang
diwawancarai, selebihnya menyatakan tidak tertarik karena pembelajaran IPS banyak
yang harus di ingat atau dihafalkan.
Pertanyaan
wawancara kedua berkisar tentang perubahan yang diinginkan siswa. Pertanyaan
ini merupakan pertanyaan kelanjutan karena banyak siswa yang kurang senang atau
berminat dalam pembelajaran IPS.
Tabel 4.3
No.
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Prosentase
|
1.
|
Apa yang kurang disenangi pada saat pembelajaran IPS
|
-
Banyak hafalan
-
Membosankan
|
65
67
|
2.
|
Seringkah kamu belajar kelompok
saat belajar IPS
|
Jarang
|
100
|
3
|
Senangkah kamu apabila terus
mendengarkan guru dalam belajar IPS
|
Tidak
|
Perubahan yang
diinginkan siswa dalam pembelajaran IPS meliputi cara belajar, desain
pembelajaran agar lebih meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS.
Kesimpulan yang
didapatkan dari hasil studi pendahuluan melalui wawancara adalah sebagai
berikut :
1. Siswa sudah mengetahui hal yang akan dipelajari dan siap untuk belajar.
2. Siswa tidak banyak mengetahui tujuan pembalajaran yang akan dicapainya.
3. Cara belajar siswa masih mengerjakan soal-soal latihan dan mendengarkan
penjelasan guru.
4. Siswa menginginkan perubahan cara belajar yang membuat pembelajaran lebih
menarik sehingga siswa berminat dan termotivasi.
1. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran yang dibuat guru melilputi silabus, program semester,
dan rencana pelaksanaan pembelajaran , komponen RPP terdiri dari standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, metode, media
pembelajaran dan evaluasi.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Sesuai dengan perencanaan yang dibuat, pembelajaran berlangsung dalam
klasikal, guru berperan penting sebagai narasumber dalam pembelajaran.
Informasi yang didapatkan dari guru diserap anak melalui metode ceramah, siswa
tidak bertanya kendati diberi kesempatan untuk bertanya. Guru memberikan soal
latihan sebagai pengganti tanya jawab yang tidak diminati siswa.
Pada akhir pembelajaran memberikan PR kepada siswa.
Dari hasil observasi selama
pembelajaran berlangsung dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Guru menduduki peran penting sebagai sumber dalam pembelajaran.
2. Siswa tidak antusias bertanya.
3. Jalannya pembelajaran sangat biasa, tidak nampak inovasi proses
pembelajaran yang berbeda.
Setelah pembelajaran berakhir, peneliti dengan guru kelas V berdiskusi
tentang hasil wawancara dan observasi. Hasil diskusi sebagai berikut :
a) Diperlukan perubahan pendekatan yang selama ini digunakan.
b) Diperlukan inovasi strategi, metode, dan model pembelajaran yang membuat
siswa berminat dan termotivasi untuk senang belajar IPS.
2.
Penelitian Siklus I
a. Perencanaan siklus I
Perencanaan siklus I
diawali dengan menyusun desain pembelajaran berdasarkan hasil kajian. Desain
pembelajaran berbentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran
siklus I dilakukan pada bulan Juli 2010 pada hari selasa
tanggal 20 Juli 2010. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit.
c. Refleksi
Refleksi atas rencana.
Proses, dan hasil pembelajaran dilakukan sesuai pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I. Refleksi dilakukan terhadap penyusunan desain pembelajaran berupa
RPP, proses pembelajaran, dan hasil belajar setelah siswa menjalani proses
pembelajaran dengan penekanan pada minat siswa.
3.
Penelitian Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Perencanaan pada siklus
II meliputi pembuatan rencana pembelajaran, hasil refleksi siklus I menunjukan
perlunya perbaikan rencana pembelajaran. RPP diatas menjadi dasar pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian
siklus II dilangsungkan pada minggu ke 4 Januari tanggal 27 Juli 2010. Seperti
yang terjadi pada siklus I pelaksanaan dimulai dengan kegiatan awal memberikan
materi pengait sebagai bahan apresepsi.
Dilanjutkan ke materi pokok yaitu masih tentang Perang Diponogoro (1925-1930),
dengan menggunakan metode bermain peran dan siswa memainkan tokoh yang ada pada
Perang Diponegoro.
Pada siklus ke dua ini
diarahkan pada kemampuan guru dalam mengerahkan siswa untuk bermain peran yang
labih baik dari pada siklus pertama. Dari gambar dialogis yang dilakukan siswa
dalam kegiatan bermain peran pada siklus kedua, nampaknya sudah sesuai dengan
skenario pembelajaran yang diharapkan guru. Observasi
yang dilakukan oleh peneliti terhadap tampilan guru dalam pembelajaran IPS
menampakan bahwa guru telah berupaya untuk menyerahkan siswa agar terfokus pada
materi pembelajaran. Kegiatan dialog terhadap siswa yang dihubungkan dengan
pendekatan kejadian menjadikan iklim pembelajaran semakin menarik dari
respon-respon siswa dengan menggunakan metode bermain peran sehingga minat
siswa terhadap pembelajaran IPS meningkat.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan
terhadap perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran dan hasil belajar
setelah siswa menjalani desain pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Dari dua kegiatan
penelitian (tindakan satu dan tindakan dua), dapat kita cermati bahwa
kreatifitas siswa semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan bagaimana siswa
(siklus satu) gemetar dan gugup saat mengungkapkan ke dalam dialog. Berbeda
pada siklus kedua dimana spontanitas siswa dalam dialog sangat terlihat
antusias dan senang. Sehingga pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan, minat belajar yang tinggi dapat meningkat hasil belajar siswa.
Laporan PTK atau Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran
IPS SD Lengkap
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil
uraian dari pembahasan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain
peran pada siswa kelas V SDN Purnasatria dapat ditarik simpulan dan saran
sebagai berikut :
A. Simpulan
1.
Pelaksanaan pembelajaran IPS melalui penggunaan metode
bermain peran dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS menjadi
menarik minat dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Pengembangan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
bermain peran terbukti meningkatkan minat belajar siswa SD, ini terlihat dari
rencana pembelajaran hingga proses pembelajaran dengan menetapkan siswa sebagai
pemeran aktif dalam pembelajaran yang didesain.
3.
Penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS
tujuan utamanya untuk meningkatkan minat siswa. Dalam belajar IPS yang terlihat
peningkatan minat siswa dalam pembelajaran IPS meningkat serta prestasi belajar
menunjukan kenaikan serta proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil
penelitian, ada beberapa hal yang perlu di sampaikan untuk dijadikan bahan
pertimbangan dan masukan bagi pihak yang akan menggunakan metode bermain peran.
Saran-saran peneliti ajukan kepada Guru, Kepala Sekolah, Instansi terkait, dan
peneliti selanjutnya.
1.
Guru
Hendaknya guru
melakukan kajian mendalam tentang metode bermain peran dalam pembelajaran IPS.
Guru perlu menjalin hubungan baik dengan kepala sekolah, teman, siswa dan orang
tua siswa sebab faktor-fakor tersebut dapat menjadi penentu keberhasilan
pendidikan di sekolah
2.
Kepala Sekolah
Sebagai manajer
sekolah, hendaknya mampu memberikan situasi yang kondusif bagi pengembangan
kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai profesional di sekolah.
Kepala sekolah pun perlu mengevaluasi program sekolah sehingga diketahui
keberhasilan sekolah yang dapat menjadi keunggulan sekolah tersebut.
3.
Instansi terkait
Hendaknya
memberikan kesempatan kepada guru secara merata untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang relevan. Pembinaan rutin pun kepada guru juga perlu diberikan
agar guru senantiasa menjaga kemampuannya dan disiplin.
4.
Untuk peneliti selanjutnya
Hendaknya
mengkaji dan menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan metode bermain
peran dengan lebih luas seperti kerangka teoritis maupun saat menerapkan metode
ini di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud (1999). Penelitian Tindakan
Kelas , Jakarta : Depdikbud
AI Muchtar, S (2001) Epistemologi
Pendidikan IPS , Bandung; Gelar Pustaka Mandiri
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Suplemen
kurikulum 1994) Jakarta; Depdikbud
Dahlan MD. (1990) Model-model
Mengajar, Bandung; Diponogoro.
David, I.K (1987) Pengelolaan Belajar, Jakarta: David_MC.
Coy, Inc
Dahar. RW. (1996) Teori-teori Belajar
, Jakarta ; Erlangga.
Gulo W (2002) Strategi belajar
mengajar, Jakarta; Gramedia.
Hasan S.N (1996) Pendidikan ilmu-ilmu
sosial buku 1 dan 2, Bandung, Jurusan
Pendidikan Sejarah UPI.
Maleong, lai (2004) Metologi
pendekatan kualitatif, Bandung; Remaja Rosdakarya
Suharsimi, Suhardjono, Supardi (2006) Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta; PT. Bumi Aksara
Sukamadinata (2006), Kurikulum dan
Pembelajaran kompetensi; Bandung: Yayasan Kusuma karya.
Bagi Anda yang ingin mendownload klik link download di bawah
ini
======================
maaf tolong jangan di zidu link download nya jelek. di idm saya ga mau dan gak bisa download file nya saya recommend 4shared atau mediafire deh...
ردحذفWah....blognya sangat membantu nih, bagus banget. Silahkan Download Contoh Laporan PTK Lengkap dalam Ms. Word yang bisa diedit di: www.peduliguruindonesia.blogspot.com
ردحذفblognya sangat membantu, jangan lupa kunjungi blog contohptkheru.blogspot.com
ردحذفbagus ,saya suka blog ini
ردحذفsama
حذفIzinkan Saya mendownload PTK ini Pak ya?
حذفTerimakasih.
saya suka blog ini sangat membantu kami tks ya...
ردحذفthanks alot..blog ini sumber solusi bg problem guru yg dituntut hrus siap dg dinamikanya...
ردحذفTerimakasih Pak.
ردحذفBlog ini sangat membantu bagi kami.
Izinkan Saya mendownload PTK ini Pak ya?
ردحذفTerimakasih atas bantuannya.
ijinkan saya men-down load contoh PTK-nya nich!
ردحذفterimakasih.. izin dowload!
ردحذفmohon izin down load ya pak
ردحذفizin copy,thanks
ردحذفDVD KUMPULAN PENELITIAN TINDAKAN
ردحذفBerisi 250 PTK Lengkap plus Lampiran, dengan berbagai Macam Model Dan Metode Pembelajaran yang bisa digunakan sebagai referensi dalam pembuatan karya ilmiah dan juga sebagai referensi untuk kenaikan pangkat, bapak/ibu guru tidak usah bingung dengan teori teori model dan metode pembelajaran, semua tingkat ada, Insya Alloh sangat bermanfaat. Untuk Pemesanan Bisa hubungi 085793794220
Saya butuh PTK untuk kelas PAUD saya baru kali ini dpt tugas dari guru pembimbing saya untuk menulis PTK..
ردحذفMohon bantuannya
terimakasih
yang PTK Bahasa inggris SMP kelas 2 ada gak min
ردحذفizin dowload ptk nya ya mas...
ردحذفPELIT BETUL TAK BISA DICOPY,YO SAMA-SAMA GURU
ردحذف