FGI
Penelitian
Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PAI SD
Inilah
contoh Laporan PTK atau PENELITIAN TINDAKAN KELAS mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SD yang disajikan
secara lengkap.
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang Belakang Masalah
Tujuan pendidikan
dirumuskan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga terbentuk
generasi muda yang tangguh, memiliki tanggung jawab dan dapat diandalkan bagi
masa depan bangsa. Generasi muda yang cerdas saja belum cukup bagi masa depan
bangsa karena mentalitasnyapun harus dibina , sehingga melalui proses
pendidikan diberikan juga materi ahlak mulia yang bersumberkan dari agama.
Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum terdapat kelompok mata pelajaran
Agama dan ahlak mulia yang dengan uraian cakupan dimaksud untuk membentuk
peserta didik manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sedangkan berahlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.(Permendiknas, nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi).
Dalam pembelajaran agama Islam yang menjadi
sumber dari pendidikan agama adalah Al-qur’an, karena berisi kandungan
ajaran-ajaran yang lengkap tentang keimanan, ahlak mulia, aturan ibadah,
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, serta segala
yang berhubungan dengan kehidupan manusia, karena itulah yang terpenting dalam
pendidikan agama adalah memahami Al-qur’an. Dua sumber penting bagi pemeluk
Islam yaitu Al-qur’an dan Hadits, maka pengenalan agama Islam melalui dua
sumber tersebut harus dilakukan sedini mungkin, termasuk dilakukan pada satuan
pendidikan Sekolah Dasar dari mulai kelas rendah sampai kelas tinggi.
Manakala Al-qur’an harus dipahami,
sedangkan Al-qur’an itu sendiri berbahasa dan bertuliskan huruf Arab yang juga
berbeda dengan bahasa Arab itu sendiri, sehingga Al-qur’an bahasanya khusus
yaitu bahasa Al-qur’an. Memahami berarti mengkaji kandungan Al-qur’an tidaklah
gampang memerlukan penafsiran dengan berbagai alat dan tata bahasa Arab.
Yang menjadi permasalahan adalah ketika
Al-qur’an itu harus dipahami, untuk sekedar membacanya saja dengan benar sesuai
dengan kaidah baca Al-qur’an tidak sedikit siswa SD kelas tinggi kemampuan
bacanya masih sangat rendah. Kaidah baca Al-qur’an yang benar sering juga
disebut membaca dengan Tartil, yang dimaksud Tartil adalah sesuai dengan kaidah
Tajwid dan Makharijul Huruf, atau cara melafalkan huruf demi huruf dalam bacaan
Al-qur’an, sedangkan yang dimaksud dengan kaidah Tajwid adalah cara baca mana
bacaan yang dipanjangkan, dipendekkan, dengung dan lain sebagainya.
Permasalahan yang sering nampak pada siswa
SD kelas tinggi, bahwa untuk membaca
dengan benar sesuai aturan (Tartil), dirasakan oleh sebagian besar guru pada
saat mengajarkan agama pada kompetensi bacaan Al-qur’an masih banyak yang belum
mencapai kemampuan tersebut bahkan sekedar mmbaca biasa saja banyak siswa yang
belum mampu membaca Al-qur’an. Kenyataan seperti itulah tidak sedikit orang tua
siswa, serta guru mendorong anak untuk mendapat pelajaran khusus di tempat
pendidikan non formal antara lain Madrasah Diniyah, Taman Pendidikan Al-qur’an
(TPA), Pengajian-pengajian dengan metode tradisional ataupun metode baca
terbaru.
Masalah rendahnya kemampuan membaca Al-qur’an
dengan benar juga nampak pada siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar
Kabupaten Alam Barzah, yaitu dari jumlah siswa 20 orang, sebelum penulis
melakukan tindakan penelitian terdapat klasifikasi kemampuan membaca dengan
skor penilaian guru pengajar agama antara lain:
1.
Mampu
membaca dengan benar (Tartil) serta bagus bacaan diberi skor nilai dianggap 80 keatas 5 siswa.
2.
Mampu
membaca dengan benar (Tartil), diberi skor 65 sd 79 sebanyak 5 siswa,
3.
Sementara
Bisa membaca tapi belum sesuai kaidah Tajwid dan Makhraj diberi skor nilai 55
sd 64 sebanyak 10 orang.
Penulis menetapkan
Kriteria Ketuntasan Minimal 65 untuk menyatakan siswa yang dianggap bisa
membaca serta memakai kaidah Tajwid dan makhraj, hal tersebut disesuaikan
dengan Standar minimal mata pelajaran agama yang telah ditetapkan .
Bila data tersebut kita simpulkan, bahwa
secara umum semua siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar
tersebut bisa atau paling tidak mengenal huruf dalam Al-qur’an, namun terdapat
klasifikasi kemampuan seperi diuraikan diatas, sedangkan yang diuntut pada
kompetensi dasar bacaan Al-qur’an yaitu bisa baca serta sesuai kaidah Tajwid
dan Makhraj, dengan demikian masih terdapat banyak siswa yang kemampuan bacanya
dibawah kriteria yang ditetapkan. Untuk menyikapi masalah tersebut penulis
memcoba meyikapinya dengan menggunakan metode bacaan yang cukup popular dalam
pembelajaran baca Al-qur’an yaitu metode Iqra. Penggunaan metode tersebut
dilakukan penulis melalui tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua bulan
dari bulan mei sampai dengan Juni tahun 2009 dengan tujuan terdapat peningkatan
jumlah siswa yang dikategorikan mampu membaca Al-qur’an dengan benar, karena
itulah penulis melaksanakan Penelitian Tindakan dengan judul penelitian ini “ Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Dengan Tartil Melalui metode Iqra Pada Siswa Kelas V SD Negei Cinta Allah 3
Kecamatan Maksyar”
B.
Identifikasi Masalah
Pembelajaran membaca Al-qur’an bagi
anak sangat penting diberikan sedini mungkin, agar anak terbiasa dengan sumber
pedoman hidup yang selanjutnya berusaha untuk dipahami. Namun kenyataan tidak
sedikit usia anak SD pada kelas tinggi sekalipun, masih banyak yang belum bisa
baca Al-qur’an apalagi membaca dengan baik. Beberapa hal yang mungkin menjadi faktor rendahnya
kemampuan membaca Al-qur’an pada siswa SD, terutama yang terjadi di kelas V SD
Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar, antara lain :
1.
Pembelajaran
membaca Al-qur’an dengan metode tradisional, dianggap terlalu lama bisa diserap
oleh siswa.
2.
Metode
mengajar yang biasa dilakukan tidak memberikan motivasi untuk belajar membaca
dengan kaidah yang benar.
3.
Metode
lama tidak memberikan motivasi untuk sering melatih, mengulang pelajaran yang
sedang diberikan.
4.
Banyak
siswa beranggapan bahwa membaca Al-qur’an, hanya sampai bisa membaca saja,
tanpa disertai dengan bacaan yang benar sesuai kaidah makhraj dan tajwid.
5.
Masalah
lain adalah masih sedikit guru yang memiliki kemampuan dalam mengajarkan Al-qur’an dengan benar
serta menarik perhatian dan minat siswa.
C.
Rumusan Masalah
Bagaimana mengajarkan Al-qur’an dengan benar
sesuai kaidah makhraj dan Tajwid serta
menghasilkan kemampuan membaca yang benar pada siswa menjadi permasalahan pokok
dalam penelitian ini. Peneliti menerapkan suatu metode pembelajaran yang disebut
metode Iqra, metode baru yang khusus diperuntukkan mengajarkan baca Al-qur’an.
Dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, serta penerapan
metode Iqra dalam proses pembelajaran baca Al-qur’an di kelas V SD Negeri Cinta
Allah 3 Kecamatan Maksyar, melalui penelitian tindakan kelas ini, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah
penerapan metode Iqra dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan benar sesuai
kaidah makraj dan tajwid (Tartil) pada siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3
Kecamatan Maksyar ?
2.
Apakah
penerapan metode Iqra dapat meningkatkan minat belajar baca Al-Qur’an pada
siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar ?
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dari penelitian
tindakan kelas ini yakni setelah siswa mampu membaca Al-qur’an dengan benar,
maka diharapkan membaca Al-qur’an menjadi aktivias rutin yang dilakukan siswa,
sebagai bagian dari perilaku seorang muslim yang selalu berpedoman pada kitab
suci Al-qur’an, sehingga terbentuk generasi qur’ani. Adapun tujuan penelitian secara spesifik antara lain :
1. Untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an dengan benar (Tartil),
sesuai dengan kaidah makhraj dan Tajwid pada siswa Kelas V SD Negeri Cinta
Allah 3 Kecamatan Maksyar.
2. Untuk meningkatkan perhatian serta minat dalam membaca Al-qur’an pada siswa
kelas V SD Negeri Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat secara umum dari hasil penelitian ini adalah pemahaman siswa
tentang pentingnya Al-qur’an sebagai sumber hukum serta pedoman hidup yang
harus dibaca dengan benar, serta lebih jauh dikaji untuk dipahami maknanya agar
dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat secara khusus
dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Bagi Guru
Dapat
mengetahui bahwa metode baca Al-qur’an, salah satunya metode Iqra adalah
alternatif yang cukup efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran baca
Al-qur’an di sekolah, serta memudahkan pemahaman siswa tentang bacaan yang
benar sesuai dengan kaidah mkhraj dan tajwid.
2. Bagi siswa
Dapat menambah
pemahaman siswa bahwa belajar membaca Al-qur’an dengan benar melalui metode
Iqra bisa lebih cepat dibandingkan metode lama, pemahaman lain yaitu bahwa
membaca Al-qur’an merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap
muslim, karena Al-qur’an merupakan pedoman hidup serta sumber hukum umat Islam.
3. Bagi Sekolah
Dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendikan Agama Islaim,
serta mutu pendidikan pada struktur kurikulum cakupan mata pelajaran Agama dan
ahlak mulia serta budi pekerti.
Laporan PTK
Pendidikan Agama Islam (PAI) SD
Bab II Kajian Teori
A. Membaca Al-qur’an
Al-qur’an
menurut bahasa artinya “bacaan”,selanjutnya batasan umum Al-qur’an artinya
wahyu Allah yang kekal dan dijaga-Nya, Al-qur’an merupakan Firman Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW,melalui perantaraan malaikat Jibril untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia di muka bumi. Al-qur’an berisi
kandungan yang memuat segala aturan serta semua aspek kehidupan manusia,
ringkasnya Al-qur’an adalah pedoman hidup bagi manusia yang mengaku sebagai muslim.
Dari
uraian tersebut menimbulkan suatu kewajiban bagi umat Islam untuk membacanya,
menghafal, memahami maknanya, serta mengamalkan kandungan Al-qur’an. Kewajiban
yang pertama adalah membaca, termasuk belajar membaca. kemampuan membaca
Al-qur’an merupakan kewajiban awal terhadap pedoman hidup, karena tidak mungkin
bisa memahami tanpa bisa membaca. Kewajiban belajar Al-qur’an menimbulkan
kewajiban lain bagi guru dan orang tua yaitu mengajarkan Al-qur’an baik segi
membaca atau kandungan isinya.
Membaca
Al-qur’an adalah melafalkan huruf-huruf menjadi kata dan kalimat dengan
pengucapan yang jelas berbeda huruf demi huruf dalam satu kalimat atau satu
ayat. Manusia diperintahkan untuk membaca, namun terkadang kita kurang bisa
mengambil makna dari ayat-ayatnya, seperti disebutkan dalam Al-qur’an : Demikianlah, kami telah mengutus kamu pada
suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu
membacakan kepada mereka(Al-qur’an) yang kami wahyukan kepadamu, padahal mereka
kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah, “ Dialah Tuhanku tidak ada tuhan selain Dia ;
hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.” (QS
Ar-Ra’ad :30).
Untuk kesekian kalinya Al-qur’an
menyebutkan bahwa membaca Al-qur’an merupakan asas tawakal, asas menghadap Zat
Yang Maha Agung, dan asas pembentukkan jiwa manusia. Fungsi Al-qur’an bukan
hanya sebatas untuk dibaca, lebih dari itu memperingatkan seseorang untuk
mengingat hari pembalasan dan berdialog dengan orang-orang yang masih hidup
bahwa hari pembalasan itu benar. Disamping itu berdialog dengan orang-orang
yang berakal untuk berpikir tentang hal-hal yang mereka dengar agar dapat
menjadi suatu bangsa yang dinamis, kreatif , dan berbuat banyak terhadap
bangsanya. Ini dikarenakan mereka telah memahami dan menghayati kandungan
Al-qur’an serta mampu menganalisis tujuan dan maksudnya.(syaikh Muhammad
Al-Ghazali,199123).
Dari uraian diatas memberikan makna
pada kita beberapa hal yang membedakan pengertian membaca Al-qur’an dengan
membaca bacaan lainnya. Bahwa membaca Al-qur’an merupakan perintah Allah
disertai dengan maknanya, agar manusia memikirkannya sebagai bentuk ketaatan
manusia pada Sang Maha Pencipta, sehingga manusia bisa berdialog dengan hari
akhir sebagai konsekuensi amal perbuatan dimuka bumi. Bila kita simpulkan maka
membaca Al-qur’an merupakan amal ibadah yang memiliki nilai amat tinggi,
sehubungan yang dibaca adalah bacaan yang mengandung nilai-nilai luhur dari
agama, hal tersebut dimungkinkan apabila membaca Al-qur’an bukan semata membaca,
tetapi memahami maknanya, memikirkannya serta berusaha mengamalkannya.
Yang dimaksud dengan membaca Al-qur’an
pada kajian teori kali ini adalah pembelajaran membaca, melafalkan bacaan
diperdengarkan dan harus terdengar sehingga jelas bacaan huruf serta kalimat
yang benar sesuai kaidah makhraj dan tajwid, bukan membaca tanpa terdengar atau
membaca Al-qur’an dalam hati, tidak ada
konsep membaca Al-qur’an dalam hati karena tidak akan kedengaran makhraj
dan tajwidnya. Didalam
sebuah hadits disebutkan “Bacalah Al-qur’an dengan suara yang merdu”
(Al-Hadits). Berdasarkan hadits tersebut mengisyaratkan pada kita bahwa membaca
Al-qur’an dengan suara nyaring namun dengan suara yang halus dan merdu hukumnya
sunah.
Bagaimana
membaca Al-qur’an dengan suara yang nyaring ? yang penulis ketahui terdapat dua
cara baca Al-qur’an yaitu:
1.
Murottal
, yaitu membaca Al-qur’an satu atau beberapa surat dengan bacaan yang bagus
tajwid dan makhrajnya, tanpa lagu-lagu khusus, biasanya untuk membacakan lebih
dari satu surat.
2.
Qira’at,
sering juga disebut seni baca Al-qur’an, yaitu membaca Al-qur’an dengan kaidah
makhraj dan Tajwid sebagai aturan baca yang wajib terdengar dengan baik,
disertai lagu-lagu khusus bacaan Al-qur’an, seperti lagu Bayyati, shoba, hijaz, rhast, sikhah, nahawan, jiharkhah dengan
tangga nada rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
B.
Metode Iqro
Metode
Iqro, sering juga disebut cara cepat
membaca Al-qur’an , Metode ini dikemukakan oleh : KH. AS’AD HUMAN dari
Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “ AMM” Yogyakarta. Pada dasarnya
metode iqro ini merupakan cara membaca Al-qur’an tanpa meng eja, tetapi siswa
atau santri langsung belajar baca satu, dua, tiga huruf, kata, beberapa kata,
atau kalimat disertai melafalkan huruf yang benar, dan aturan Tajwid yang
benar.
Pada buku Iqro, terdapat petunjuk praktis penggunaan metode Iqro, antara
lain :
1. Sistem
a. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif) guru sebagai penyimak
saja, jangan sampai menuntun,
kecuali hanya memberikan contoh pokok pelajaran.
b. Privat. Penyimakan secara
seorang demi seorang.
Catatan : Bila klasikal, santri dikelompokkan berdasarkan persamaan/ jilid. Guru
menerangkan pokok-pokok pelajaran secara klasikal dengan menggunakan peraga,
dan secara acak santri dimohon membaca bahan latihan.
c. Asistensi, Santri yang lebih tinggi jilid /
kemampuannya dapat membantu menyimak
santri lain.
2. Mengenai judul-judul , guru langsung memberi contoh bacaannya,
jadi tidak perlu banyak komentar.
3. Sekali huruf
dibaca betul, tidak boleh/ jangan diulang lagi.
4. Bila santri
keliru panjang-panjang dalam membaca huruf, maka guru harus dengan tegas
memperingatkan ( sebab yang betul dengan pendek-pendek) dan membacanya agar
diputus-putus, bila perlu ditekan.
5. Bila santri
keliru membaca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang keliru saja, dengan cara
:
- Isyarah,
umpamanya dengan kata-kata ’eee...awas...stop...dsb”
- Bila dengan
isyarah tetap keliru, berilah titian ingatan. Umpamanya santri lupa membaca
huruf (ﺯ ) ustadz cukup mengingatkan titiknya yaitu ”
bila tidak ada titiknya dibaca RO (ﺮ )” dst. Bila masih tetap lupa,
barulah ditunjukkan bacaan yang sebenarnya.
6. Pelajaran satu
ini berisi pengenalan huruf berfathah, maka\sebelum dikuasai benar
, jangan naik ke jilid berikutnya.
7. Bagi santri
yang betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranya mampu berpacu dalam
menyelesaikan belajarnya, maka membacanya boleh diloncat-loncatkan tidak harus
utuh sehalaman.
8. Untuk EBTA
sebaiknya ditentukan guru pengujinya.
Pedoman tersebut berguna bagi
ustadz atau guru pengajar dalam menerapkan metode Iqro. Bila melihat
langkah-langkah pada pedoman tersebut metode Iqro, memberi perhatian yang penuh
pada tiap santri / siswa, sehingga santri betul-betul lancar membaca, bila
tidak mau mengulang pada halaman yang sedang dibaca. Dengan demikian metode
Iqro tersebut, menurut hemat penulis akan efektif meningkatkan kemampuan
membaca Al-qur’an, bila satu guru tidak terlalu banyak menangani siswa dalam
satu kelas.
Bab III Metode Penlitian
A. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian pada
penelitian tindakan kelas ini adalah : yang pertama mengenai kemampuan siswa
dalam membaca Al-qur’an, kemampuan membaca Al-qur’an ini disertai dengan
ketentuan kaidah baca atau yang disebut dengan Tartil, membaca fasih sesuai dengan hukum tajwid, dan makhorijul
huruf. Sedangkan objek penelitian yang kedua berkaitan dengan salah satu metode
pembelajaran membaca Al-qur’an, yaitu metode Iqro. Metode ini populer mulai
tahun 1990, pada awalnya sering digunakan di Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA),
atau TKA ( Taman Kanak-kanak Al-qur’an), pada perkembangan selanjutnya metode
ini juga digunakan di Sekolah Dasar, ketika guru menyampaikan kompetensi dasar
membaca Al-qur’an dengan fasih.
B. Setting / Lokasi / Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Cinta
Allah 3 Kecamatan Maksyar, kabupaten Alam Barzah, pada bulan januari sampai
dengan bulan maret 2009. Sementara yang menjadi sampel, atau subjek penelitian
tindakan kelas adalah siswa kelas V sebanyak 20 siswa, pemilihan sampel di
kelas V dengan alasan bahwa kelas tersebut berdasarkan data yang ada mengenai
kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an sangat rendah, antara lain dari 20
siswa, setelah melalui tes awal baca Al-qur’an dengan baik, ternyata hanya 5
siswa yang dianggap mampu dengan fasih membaca Al-qur’an, sementara 5 siswa
dinyatakan bisa membaca meskipun belum fasih, sedangkan Kriteria ketuntasan
Minimal adalah 65, jadi dari 20 siswa yang nilai kompetensi dasar baca
Al-qur’annya mencapai KKM baru 10 siswa.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan, siklus I tindakan dilakukan
pada minggu ke 1, dan 2 pebruari, sedangkan siklus II tindakan dilakukan minggu
ke 4 bulan pebruari dan minggu ke 1 bulan maret 2009.
C. Data
dan Teknik Pengumpulan Data
1.Data
Sumber
data penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3, sedangkan
jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang
meliputi :
a.
Data
tes hasil belajar berupa nilai pretes dan postes
b.
Hassil
observasi terhadap proses pembelajaran
c.
Data
tentang minat belajar yang didapatkan dari lembar angket
d.
Catatan
harian, tiap pertemuan dari guru dan observer
e.
Foto
kegiatan tindakan dalam proses pembelajaran
2.Teknik Pengumpulan data
Data-data hasil
penelitian dikumpulkan melalui lembar hasil belajar pretes dan postes, angket
kuisioner, lembar observasi, dan catatan harian, sementara proses mendapatkan
data secara rinci dilakukan sebagai berikut:
a. Data hasil pretes , data ini dihasilkan dari tes pratindakan
pada kemampuan membaca Al-qur’an dari sebanyak 20 siswa . Pratindakan dengan
melakukan pretes dimaksudkan untuk melihat sejauhmana kemampuan awal siswa pada
kemampuan membaca Al-qur’an dengan tartil, agar kemampuan awal ini menjadi tolok
ukur peneliti dalam melakukan tindakan dalam dua siklus. Dalam tes pratindakan
ini dihasilkan seberapa banyak siswa yang dianggap mampu membaca Al-qur’an
dengan baik, ukuran kemampuan bisa membaca ditetapkan dengan pemberian skor
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Seperti telah disampaikan
sebelumnya, bahwa kemampuan awal siswa dalam membaca Al-qur’an yang dianggap
telah mendapatkan nilai memenuhi KKM adalah 10 siswa. Maka tindakan selanjutnya
dalam penelitian tindakan kelas ini berupaya meningkatkan kemampuan siswa,
terutama siswa yang dianggap kurang mampu dalam membaca Al-qur’an.
b.
Data tes hasil
belajar Postes, data
ini merupakan data kuantitatif, yang diambil dari setiap siklus, setiap
berakhirnya siklus dalam penelitian dilakukan postes pada siswa. Postes
dilakukan dalam satu hari, dimana setiap siswa diuji kemampuannya dalam membaca
Al-qur’an dengan menggunakan bahan bacaan mengambil surat-surat pendek dari Juz
ke 30, atau Juz A’ma. Antara lain surat Al-ma’un, dan
surat Al-a’la. Pada pengujian ini guru mendengarkan dan menyimak siswa pada
saat siswa membaca Al-qur’an. Hasil pengujian tiap siswa diberi skor angka,
sehingga terkumpul data kuantitatif skor nilai siswa. Selanjutnya skor ini
digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan kemajuan siswa pada kemampuan
membaca Al-qur’an. Hasil pengujian pada tiap siklus menjadi bahan pertimbangan
refleksi untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya, serta mengambil
suatu putusan, efektif tidaknya metode iqro dalam pembelajaran membaca
Al-qur’an.
c.
Observasi, kegiatan observasi dilakukan untuk
mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi
sesungguhnya mengamati keseluruhan kegiatan baik proses pembelajaran, sampai
hasil belajar : Dalam proses pembelajaran yang diamati : aktivitas siswa,
perhatian siswa, antusias siswa dalam belajar, minat dan motivasi. Sementara
berkaitan dengan hasil belajar, maka yang diamati adalah nilai tes hasil
belajar, baik pretes maupun postes.
d.
Data angket, data ini untuk dapat melihat sejauh
mana minat siswa dalam membaca, atau
belajar membaca Al-qur’an setelah siswa belajar membaca Al-qur’an dengan benar
melalui metode baca iqro. Data angket atau kuisioner menjadi bahan pertimbangan
sejauh mana minat siswa dalam belajar membaca melalui metode Iqro, karena dalam
kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan
yang bisa dijawab dengan menckheklis pada kolom sebelah kanan pada kata
”Ya” atau ” Tidak”. Jawaban akan memberikan data tentang minat siswa.
e.
Jurnal/ catatan harian, Jurnal harian ini
merupakan catatan selama tindakan dilakukan setiap pertemuan, untuk mencatat
temuan-temuan penting selama kegiatan penelitian, catatan berisi aktivitas
penting yang tidak tercatat dalam lembar observasi berkaitan dengan aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran, perilaku-perilaku khusus dari siswa, maupun
permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan pada siklus berikutnya. Dalam
jurnal harian inipun dicatat mengenai kegiatan guru dalam proses pembelajaran
seperti penggunaan metode, keterampilan guru dalam mengajar serta kesesuaiannya
dengan kompetensi dasar yang disampaikan.
f.
Foto Kegiatan, penelitian ini juga dilengkapi foto
kegiatan agar dapat merekam kegiatan penting untuk dijadikan dokumen di kelas
berupa gambar aktivitas siswa, penggunaan metode pembelajaaran, kegiatan observasi,
refleksi, sehingga memperjelas data-data.
3. Instrumen Penelitian
Adapun
instrumen yang harus dipersiapkan, dan digunakan serta melengkapi data
penelitian ini antara lain :
a. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)
b.
Al-qur’an
pada juz A’ma
c.
Format
nilai untuk membaca Al-qur’an
d.
Lembar
observasi aktivitas siswa
e.
Lembar
daftar nilai pretes dan postes
f.
Daftar
hadir siswa, dsb
D. Analisis Data
Data-data hasil
penelitian didapatkan dari tes hasil belajar (Pretes, dan Postes tiap siklus)
berupa tes kemampuan membaca Al-qur’qn, Lembar pengamatan dari peneliti
berkolaborasi dengan observer, data-data angket kuisioner dari siswa. Data-data
tersebut untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an,
aktivitas siswa dalam belajar membaca, serta minat siswa dalam membaca
Al-qur’an setelah penerapan metode Iqro.
1. Data Tes kemampuan
Yang dimaksud data tes kemampuan disini
adalah kemampuan membaca Al-qur’an dengan benar, tes kemampuan terdiri dari
pratindakan, setelah tindakan penerapan metode iqro, pra tindakan kita sebut
pretes, sedangkan setelah tindakan tes kemampuan itu disebut dengan postes. Tes
kemampuan dilakukan dengan cara siswa membaca Al-qur’an pada surat-surat pendek
sementara guru menyimak dan memberi skor nilai, untuk skor minimal yang
dianggap bisa membaca diberi skor 65 atau batas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
Banyaknya siswa yang
mencapai nilai ≥ 65 dihitung prosentasenya dengan menggunakan rumus :
Jumlah siswa yang
mencapai KKM X 100 %
Jumlah seluruh siswa
Sementara skor nilai
rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan skor nilai seluruh siswa dibagi dengan
jumlah siswa.
3. Data Observasi
Data diambil dari
pengamatan yang dilakukan oleh kolabolator sebagai observer, yang dilakukan
pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran di kelas. Pengolahannya dengan
menggunakan rumus :
A/B
X 100 % dengan keterangan :
A.
=Frekuensi
aktivitas yang teramati
B. =Jumlah siswa / frekuensi semua aktivitas pada lembar observasi
4. Data Angket
Data angket yang
disebarkan pada siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dengan
mencheklis ” ya”, ” tidak” pada kolom
sebelah kanan pernyataan / pernyataan. Kuisioner diberikan kepada siswa pada
tiap siklus setelah berakhirnya tindakan, baik pada pertemuan pertama maupun
pertemuan kedua. Pernyataan siswa berkaitan dengan metode iqro, atau cara
belajar baca Al-qur’an yang berbeda dengan cara baca tradional, bisa direspon
oleh siswa melalui jawaban pada kuisioner. Respon siswa di prosentasekan untuk
menyatakan sejauhmana antusias, perhatian serta minat siswa terhadap baca
Ar-qur’an.
5. Data Jurnal Harian
Peneliti sebagai orang
yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan, dan juga guru lain
sebagai kolabolator mengumpulkan data-data yang dapat dicatat, serta
kejadian-kejadian selama penelitian berlangsung kemudian bersama-sama
mendeskripsikan kejadian dari tiap siklus, sebagai ode Iqropelengkap pendukung
hasil penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
A. Siklus I
1. Kemampuan Membaca Al-qur’an Melalui
Metode Iqro
Penelitian tindakan Kelas ini, tujuan
yang pokok adalah bagaimana metode iqro dalam pembelajaran dapat meningkatkan
kemampuan membaca Al-qur’an pada siswa kelas V SD Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar.
Penelitian dilakukan dengan memberi tindakan dalam dua siklus,
terdiri dari masing-masing dua pertemuan. Tindakan dilaksanakan pada bulan
pebruari minggu ke 2 untuk pertemuan pertama, minggu ke 3 pertemuan kedua,
selanjutnya minggu ke1dan ke 2 bulan maret masing masing pertemuan kesatu dan
kedua di siklus ke 2, kemudian minggu selanjutnya di bulan maret 2009, peneliti
mengadakan refleksi untuk siklus ke 1, atau akumulasi dua siklus, untuk
mengambil suatu keputusan tentang hasil penelitian secara keseluruhan.
Minggu pertama bulan pebruari,
peneliti mengadakan uji kompetensi membaca Al-qur’an pada salah satu surat
pendek di Juz Am’ma yaitu surat Al-Ma’un, masing-masing siswa membaca,
sementara guru menyimak untuk memberi penilaian tentang kebenaran bacaan
berkaitan dengan makhraj, tajwid, yang benar. Guru atau peneliti menyimak
dengan menyiapkan format nilai yang disediakan sebelumnya, nilai yang didapat
dikategorikan bisa membaca dengan benar tajwid dan makhrajnya dengan rentang
nilai 65 keatas, atau angka 65 merupakan batas minimal bisa membaca dengan
benar, sementara selebihnya adalah bila siswa membaca dengan lebih bagus
bacaannya.
Dari hasil Tes kompetensi membaca
Al-qur’an para tindakan tersebut didapatkan hasil uji kompetensi membaca antara
lain sebagai berikut
Terdapat 15 siswa
yang dianggap sudah bisa membaca Al-qur’an dengan benar, meskipun bila dilihat
nilainya rata-rata baru dianggap batas minimal, sementara siswa yang masih
belum bisa membaca dengan benar terdapat 5 orang siswa. Data tersebut seperti
terdapat pada tabel berikut:
Tabel. 1
No
|
NAMA
|
KKM
|
NILAI
|
|
1.
|
Azi
|
65
|
70
|
L
|
2.
|
Erwi
|
65
|
75
|
L
|
3.
|
Fahmi
|
65
|
64
|
TL
|
4.
|
Muhammad
|
65
|
74
|
L
|
5.
|
Bilal
|
65
|
76
|
L
|
6.
|
Elis
|
65
|
64
|
TL
|
7.
|
Ilham
|
65
|
60
|
TL
|
8.
|
Herdian
|
65
|
60
|
TL
|
9.
|
Randi
F
|
65
|
75
|
L
|
10.
|
Siti
Bayi
|
65
|
75
|
L
|
11.
|
Muna
|
65
|
72
|
L
|
12.
|
Tophidayat
|
65
|
78
|
L
|
13.
|
Rojanah
|
65
|
72
|
L
|
14.
|
Urudin
|
65
|
70
|
L
|
15.
|
Fahla
Hikmat
|
65
|
73
|
L
|
16.
|
Oktavian
|
65
|
74
|
L
|
17.
|
Falana
|
65
|
72
|
L
|
18.
|
Fauziah
|
65
|
63
|
TL
|
19.
|
Salam
|
65
|
74
|
L
|
20.
|
Doturopiah
|
65
|
75
|
L
|
Skor nilai
rata-rata : 70,80
Prosentase
Ketuntasan : 75 %
Dari hasil pretes
atau tes pada pra tindakan memperlihatkan data antara lain skor rata-rata kelas
yaitu 70,80 dengan prosentase ketuntasan daalam kelas yaitu 75 %, dengan
demikian masih terdapat sekitar 25 % siswa yang harus mendapat pengaruh yang
intensif dari metode Iqro.
Selanjutnya pada tanggal 13 pebruari
2009, tindakan mulai dilakukan dengan menggunakan metode iqro dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an pada siswa, metode iqro sbagai metode
baca Al-qur’an yang langsung membaca lafal huruf, kata, serta kalimat dalam
buku panduan baca Al-qur’an dengan lafal serta kaidah yang benar, ternyata
memberikan perubahan yang cukup signifikan pada antusias siswa dalam membaca
Al-qur’an. Untuk mendapatkan hasil sejauh mana peningkatan kemampuan membacaa
Al-qur’an melalui metode iqro, selanjutnya setelah pertemuan kedua yaitu pada
hari jum’at tanggal 20 pebruari 2009, peneliti mengadakan tes uji cobaa membaca
Al-qur’an , dimana siswa masing-masing membaca pada jilid yang sama, sementara
guru menyimak serta memberi penilaian, kegiatan ini dianggap sebagai Postes
pada siklus I. Hasil yang didapat ternyata memperlihat peningkatan kemampuan
membaca Al-qur’an pada masing masing siswa, termasuk ada beberapa siswa yang
belum mencapai standar kemampuan, sehingga bila kita lihat peningkatan secara
umum dari pretes ke postes antara lain sebagai berikut skor rata-rata siswa
menjadi 73,10 dengan prosentase ketuntasan dari keseluruhan menjadi 85 %, atau
dari jumlah 20 siswa masih ada tiga siswa yang dikategorikan belum mencapai
standar kemampuan baca Al-qur’an . Lebih jelasnya tabel berikut akan memberi
penjelasan rinci tentang hasil uji kemampuan baca Al-qur’an atau hasil postes 1:
Tabel. 2
No
|
NAMA
|
KKM
|
NILAI
|
KET
|
1.
|
Azi
|
65
|
75
|
L
|
2.
|
Erwi
|
65
|
75
|
L
|
3.
|
Fahmi
|
65
|
70
|
L
|
4.
|
Muhammad
|
65
|
78
|
L
|
5.
|
Bilal
|
65
|
76
|
L
|
6.
|
Elis
|
65
|
70
|
L
|
7.
|
Ilham
|
65
|
62
|
TL
|
8.
|
Herdian
|
65
|
64
|
TL
|
9.
|
Randi
F
|
65
|
78
|
L
|
10.
|
Siti
Bayi
|
65
|
75
|
L
|
11.
|
Muna
|
65
|
76
|
L
|
12.
|
Tophidayat
|
65
|
78
|
L
|
13.
|
Rojanah
|
65
|
74
|
L
|
14.
|
Urudin
|
65
|
70
|
L
|
15.
|
Fahla
Hikmat
|
65
|
73
|
L
|
16.
|
Oktavian
|
65
|
76
|
L
|
17.
|
Falana
|
65
|
74
|
L
|
18.
|
Fauziah
|
65
|
64
|
TL
|
19.
|
Salam
|
65
|
76
|
L
|
20.
|
Doturopiah
|
65
|
78
|
L
|
65
|
Skor nilai rata-rata :
73,10
Prosentase
Ketuntasan : 85 %
2. Aktivitas Belajar Siswa
Metode iqro yang digunakan dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an
pada siswa kelas V SD Cinta Allah 3 Kecamatan Maksyar, juga memberi pengaruh
terhadap peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, data yang
didapat hasil pengamatan observer yang berkolaborasi dengan peneliti, dimana
sengaja menyiapkan lembar pengamatan yang berisi kolom-kolom aktivitas yang
perlu diamati untuk setiap pertemuan, baik pada siklus I dan juga siklus
berikutnya. Pada siklus I pertemuan
pertama daan pertemuan kedua didapatkan hasil data aktivitas siswa sebagai berikut
:
Tabel. 3
Pertemuan 1, jum’at tanggal 13 pebruari 2009
No
|
A k t i v i t a s
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Aktivitas memperhatikan guru dalam memberi penjelasan
|
12
|
60 %
|
2.
|
Aktivitas mencoba latihan membaca pada masing-masing jilid
|
10
|
50 %
|
3.
|
Aktivitas menyimak saat teman membaca
|
7
|
35 %
|
4.
|
Mengulang kembali bacaan setelah membaca dihadapan guru
|
6
|
30 %
|
5.
|
Mencoba membaca
dengan nyaring, tajwid dan makhraj yang benar disimak oleh guru dan semua
teman satu kelas
|
5
|
25 %
|
6.
|
Menjawab pertanyaan
guru, berkaitan dengan ilmu tajwid pada bacaan jilid yang dibacanya
|
6
|
30 %
|
Tabel. 4
Pertemuan 2,
Jum’at tanggal 20 pebruari 2009
No
|
A k t i v i t a s
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Aktivitas memperhatikan guru dalam memberi penjelasan
|
15
|
75 %
|
2.
|
Aktivitas mencoba latihan membaca pada masing-masing jilid
|
12
|
60 %
|
3.
|
Aktivitas menyimak saat teman membaca
|
14
|
70 %
|
4.
|
Mengulang kembali bacaan setelah membaca dihadapan guru
|
10
|
50 %
|
5.
|
Mencoba membaca
dengan nyaring, tajwid dan makhraj yang benar disimak oleh guru dan semua
teman satu kelas
|
8
|
40 %
|
6.
|
Menjawab pertanyaan
guru, berkaitan dengan ilmu tajwid pada bacaan jilid yang dibacanya
|
8
|
40 %
|
Aktivitas dalam proses tersebut
merupakan aktivitas siswa dalam belajar membaca Al-qur’an dengan menggunakan
metode iqro sebagai tindakan dalam penelitian ini. Dari data yang dapat dihimpun
berkaitan dengan aktivitas belajar ini dalam siklus I, dengan dua kali
pertemuan memperlihatkan peningkatan aktivitas belajar siswa pada tiap kolom
aktivitas di lembar pengamatan, seperti nampak pada tabel diatas. Peningkatan
aktivitas terutama terlihat pada kolom aktivitas ” menyimak saat teman membaca
” pada pertemuan pertama sebanyak 7 siswa atau 35 % menjadi 14 siswa atau 70 %,
jadi peningkatan aktivitas dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebanyak 7
siswa atau 35 %.
3. Minat Siswa dalam Membaca Al-qur’an
Minat siswa dalam membaca Al-qur’an juga menjadi perhatian peneliti untuk
dilihat melalui data yang terkumpul dari hasil angket atau kuisioner yang diberikan
pada siswa kelas V SD Cinta Allah 3 kecamatan Maksyar, setelah mereka mengenal
cara baca Al-qur’an yang disebut dengan metode Iqro tanpa mengeja.
Setelah selesai siklus I dengan dua
kali pertemuan, peneliti memberikan kuisioner pada siswa sebanyak 20 orang
untuk dijawab pada kolom “ya” dan “ Tidak” yang telah disediakan, hasil yang
didapat memperlihatkan antara lain respon siswa seperti berikut ini :
Tabel. 5
NO
|
PERNYATAAN
|
JML YG MENJAWABAN
|
|
YA
|
TIDAK
|
||
1.
|
Belajar membaca Al-qur’an dengan metode Iqro lebih mudah dari pada metode
eja
|
15
|
5
|
2.
|
Belajar membaca
Al-qur’an dengan metode Iqro, lebih menyenangkan
|
17
|
3
|
3.
|
Saya merasa lebih paham, membaca dengan cara baca metode Iqro
|
14
|
6
|
4.
|
Saya akan terus belajar baca Al-qur’an dengan cara baca Iqro
|
16
|
4
|
5.
|
Setelah saya bisa
baca dengan baik, saya akan terus rajin membaca Al-qur’an, serta akan
menularkan / mengajak pada teman-teman untuk gemar belajar membaca
|
20
|
0
|
Dari pernyataan
dalam kuisioner tersebut, semuanya mengarah kepada upaya menumbuhkan minat
dalam membaca Al-qur’an, tetapi peneliti lebih menekankan pada pernyataan no 4.
dan no. 5 yaitu : “ saya akan terus belajar baca Al-qur’an dengan cara baca
Iqro” dan “ Saya akan terus rajin membaca Al-qur’an, serta akan menularkan pada
teman-teman untuk gemar belajar membaca” . Dua pernyataan tersebut dianggap
lebih penting termasuk jumlah respon siswanya, karena kalimat tersebut secara
langsung menunjukkan adanya minat membaca. Sementara data yang didapat dari dua
pernyataan tersebut menunjukkan adanya minat yaang cukup signifikan bahwa siswa
kelas V SD Cinta Allah 3 berminat besar daalam membaca Al-qur’an, seperti
nampak pada tabel. 5.
4. Refleksi Hasil Siklus I
Setelah selesai siklus I dengan dua
kali petertemuan, Penelitian Tindakan Kelas ini, Peneliti bersama kolabolator
antara lain observer dan guru lain, mengadakan pertemuan sederhana mengevaluasi
secara keseluruhan hasil tindakan kelas, atau dikenal dengan kegiatan refleksi.
Kegiatan refleksi terutama ditujukan terhadaap hasil tindakan menyangkut
kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an, serta aktivitas, serta minat siswa.
Kemampuan siswa dalam membaca memperlihatkan adanya peningkatan dari data
kemampuan awal pratindakan sampai kemampuan siswa setelah mendapat tindakan di
siklus I. Peningkatan dari skor rata-rata 70,80 menjadi 73,10, atau prosentase
ketuntasan dari 75 % menjadi 85 % , dengan peningkatan prosentse 10 %.
Sementara peningkatan aktivitas terutama pada aktivitas menyimak saat teman
membaca dari 35 % menjadi 70 %. Selanjutnya minat siswa juga sudah mulai nampak
dari hasil kuisioner yang direspon oleh siswa.
Melihat hasil tindakan di siklus I,
yang memperlihatkan peningkatan kemampuan dan aktivitas siswa, maka peneliti
dan kolabolator bersepakat bahwa tindakan yang diberikan pada siswa berkaitan
dengan pembelajaran membaca Al-qur’an dengan menggunakan metode iqro, perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan menambah kualitas pembelajaran,
pembinaan, serta perhatian terhadap siswa terutama yang dianggap kemampuannya
belum memenuhi estándar bisa membacaa Al-qur’an.
B. Siklus II
Melihat hasil yang diperoleh pada
siklus I, baik mengenai hasil kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an,
aktivitas belajar siswa, maupun minat siswa dalam membaca Al-qur’an dilihat
dari hasil kuisioner yang diberikan pada siswa, maka peneliti melanjutkan
tindakan pembelajaran membaca Al-qur’an melalui metode iqro pada siklus II
yaitu melalui dua pertemuan pada taanggal 6 maret dan 13 maret 2009. Pembelajaran
membaca Al-qur’an disampaikan dengan tujuan sesuai dengan silabus yaitu membaca
dengan harokat dan makhorijul huruf yang benar pada surt Al-Fiil.
1.
Kemampuan Membaca Al-qur’an
Pada siklus II, setelah pertemuan kedua pada tanggal 13 juni 2009 peneliti mengadakan tes kemampuan membaca Al-qur’an pada siswa,
dengan tes baca melalui metode Iqro terhadaap siswa sebanyak 20 siswa. Dengan
stándar kemampuan minimal tetap yaitu 65, tes dilakukan dengan memanggil siswa
satu persatu membaca Al-Qur’an, sementara guru mata pelajaran menyimak dan
memberi penilaian. Setelah 20 siswa kelas V SD Negeri Cinta Allah 3
mengikuti tes dengan hasil tes
dikumpulkan dalam daftar nilai hasil tes, ternyata menghasilkan kemampuan
rata-rata siswa antara lain 80,25 serta prosentase ketuntasan siswa yaitu 100%,
Dengan kata lain bahwa melalui metode Iqro, tindakan yang dilakukan pada
Penelitian Tindakan Kelas dalam dua siklus terdapat peningkatan kemampuan
membaca Al-qur’an dari pra tindakan , hasil tes di siklus I saampai dengan
siklus II atau siklus terakhir. Adapun hasil tes kemampuan membaca Al-qur’an di
siklus II, nampak pada tabel berikut :
Tabel. 6. Hasil Tes
Kemampuan Siklus II
No
|
NAMA
|
KKM
|
NILAI
|
KET
|
1.
|
Azi
|
65
|
78
|
L
|
2.
|
Erwi
|
65
|
78
|
L
|
3.
|
Fahmi
|
65
|
76
|
L
|
4.
|
Muhammad
|
65
|
80
|
L
|
5.
|
Bilal
|
65
|
76
|
L
|
6.
|
Elis
|
65
|
74
|
L
|
7.
|
Ilham
|
65
|
68
|
L
|
8.
|
Herdian
|
65
|
68
|
L
|
9.
|
Randi
F
|
65
|
80
|
L
|
10.
|
Siti
Bayi
|
65
|
78
|
L
|
11.
|
Muna
|
65
|
78
|
L
|
12.
|
Tophidayat
|
65
|
78
|
L
|
13.
|
Rojanah
|
65
|
76
|
L
|
14.
|
Urudin
|
65
|
74
|
L
|
15.
|
Fahla
Hikmat
|
65
|
76
|
L
|
16.
|
Oktavian
|
65
|
78
|
L
|
17.
|
Falana
|
65
|
74
|
L
|
18.
|
Fauziah
|
65
|
68
|
L
|
19.
|
Salam
|
65
|
76
|
L
|
20.
|
Doturopiah
|
65
|
82
|
L
|
Skor Rata-rata
|
80,25
|
2. Aktivitas Belajar
Hasil penelitian juga mengungkapkan sejauh mana aktivitas belajar dalam
proses kegiatan pembelajaran pada siswa, aktivitas belajar siswa sangat
dipengaruhi oleh perhatian siswa terhadap proses pembelajaran, sementara selain
keterampilan memusatkan perhatian yang dapat digunakan oleh guru, metode pembelajaran
yang digunakan juga dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar. Melalui
metode Iqro dalam pembelajaran membaca Al-qur’an, aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, sebagaimana siklus I pada tiap pertemuan observer mengamati
aktivitas belajar dan menggunakan lembar
pengamatan.
Lembar pengamatan yang disiapkan
terdiri dari enam poin aktivitas yang dapat diisi oleh observer seberapa banyak
siswa melakukan aktivitas seperti terdapat pada lembar pengamatan tiap
pertemuan. Adapun hasil pengamatan obser
ver berkaitan
dengan aktivitas belajar siswa ketika peneliti memberi tindakan menggunakan
metode Iqro pada siklus II dalam dua pertemuan yaitu tanggal 6 maret dan 13
maret 2009, maka terdapat hasil aktivitas belajar sebagaimana tertuang dalam
tabel berikut :
Tabel. 7. Hasil Pengamatan Siklus
II Pertemuan 1
No
|
A k t i v i t a s
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Aktivitas memperhatikan guru dalam memberi penjelasa
|
16
|
80 %
|
2.
|
Aktivitas mencoba latihan membaca pada masing-masing jilid
|
18
|
90 %
|
3.
|
Aktivitas menyimak saat teman membaca
|
18
|
90 %
|
4.
|
Mengulang kembali bacaan setelah membaca dihadapan guru
|
14
|
70 %
|
5.
|
Mencoba membaca
dengan nyaring, tajwid dan makhraj yang benar disimak oleh guru dan semua
teman satu kelas
|
15
|
75 %
|
6.
|
Menjawab pertanyaan
guru, berkaitan dengan ilmu tajwid pada bacaan jilid yang dibacanya
|
12
|
60 %
|
Tabel.8. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 2.
No
|
A k t i v i t a s
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Aktivitas memperhatikan guru dalam memberi penjelasa
|
18
|
90 %
|
2.
|
Aktivitas mencoba latihan membaca pada masing-masing jilid
|
20
|
100 %
|
3.
|
Aktivitas menyimak saat teman membaca
|
20
|
100 %
|
4.
|
Mengulang kembali bacaan setelah membaca dihadapan guru
|
18
|
90 %
|
5.
|
Mencoba membaca
dengan nyaring, tajwid dan makhraj yang benar disimak oleh guru dan semua
teman satu kelas
|
17
|
85 %
|
6.
|
Menjawab pertanyaan
guru, berkaitan dengan ilmu tajwid pada bacaan jilid yang dibacanya
|
16
|
80 %
|
Dari hasil
pengamatan tersebut terdapat peningkatan pada masing-masing aktivitas terdapat
pada lembar pengamatan yang telah disiapkan, peningkatan aktivitas lebih nampak
pada mencoba melatih membaca kembali
, serta pada aktivitas menyimak saat
teman membaca. Dua aktivitas siswa tersebut memberi kontribusi terhadap
peningkatan kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an.
3. Minat Siswa Membaca Al-qur’an
Penelitian Tindakan Kelas ini juga ingin mengungkap sejauh mana minat siswa
terhadap membaca Al-qur’an setelah siswa memahami cara baca Al-qur’an melalui
metode Iqro, maka peneliti pada siklus II, sebagaimana siklus pertama setelah
melakukan tindakan dan melaksanakan tes kemampuan membaca Al-qur’an, kembali
memberikan beberapa pertanyaan dalam kuisioner yang harus diisi oleh siswa
dengan menjawab “ya”, atau “tidak” pada kolom pernyataan. Hasil dari kuisioner
yang diberikan memberi makna sejauh mana minat siswa terhadap baca Al-qur’an. Data yang bisa kita dapatkan antara lain nampak pada tabel berikut :
Tabel .9. Hasil kuisioner siklus II
NO
|
PERNYATAAN
|
JML YG MENJAWAB
|
|
YA
|
TIDAK
|
||
1.
|
Belajar membaca Al-qur’an dengan metode Iqro lebih mudah dari pada metode
eja
|
20
|
0
|
2.
|
Belajar membaca
Al-qur’an dengan metode Iqro, lebih menyenangkan
|
19
|
1
|
3.
|
Saya merasa lebih paham, membaca dengan cara baca metode Iqro
|
19
|
1
|
4.
|
Saya akan terus belajar baca Al-qur’an dengan cara baca Iqro
|
20
|
0
|
5.
|
Setelah saya bisa
baca dengan baik, saya akan terus rajin membaca Al-qur’an, serta akan
menularkan / mengajak pada teman-teman untuk gemar belajar membaca
|
20
|
0
|
Bila kita melihat hasil data yang
terdapat pada tabel. 9 diatas memperlihatkan bahwa secara umum memperlihatkan
minat baca Al-qur’an meningkat pada siswa kelas V SD Cinta Allah 3, dengan
demikian penelitian tindakan kelas berkaitan dengan upaya meningkatkan
kemampuan baca Al-qur’an melalui penerapan metode baca Iqro, selain dapat
meningkatkan kemampuan, aktivitas siswa dalam proses belajar baca Al-qur’an,
juga dapat meningkatkan minat siswa terhadap baca Al-qur’an.
Laporan PTK
Pendidikan Agama Islam (PAI) SD
Bab IV Simpulan Dan Saran
A. Simpulan
Dari uraian sebelumnya, terutama pada bagian pembahasan berkaitan dengan
penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan di kelas V SD Cinta Allah 3
kecamatan Maksyar pada proses pembelajaran baca Al-qur’an melalui metode Iqro
yang dilakukan dalam dua siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari dua
pertemuan, maka dapat ditarik beberapa kesimpula yakni bahwa penggunaan metode
Iqro dalam pembelajaran membaca Al-qur’an dapat meningkatkan :
1. Kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an, peningkatan ini dapat terlihat
dari data hasil tes kemampuan baca Al-qur’an antara lain prosentase ketuntasan
dari 85 % di siklus I menjadi 100 % disiklus II, dengan skor rata-rata siswa
73,10 di siklus I menjadi 80,25 di siklus II, maka peningkatan skor adalah
7,15.
2. Aktivitas belajar siswa dalam proses belajar baca Al-qur’an, peningkatan
aktivitas nampak dari data yang dikumpulkan pada lembar pengamatan yang
dikumpulkan oleh observer, secara singkat aktivitas meningkat dari siklus I ke
siklus II, terutama pada aktivitas :
Melatih membaca pada masing-masing jilid dari 12 siswa (60%) disiklus I,
menjadi 20 siswa ( 100% ) di siklus II.
Menyimak teman saat teman membaca dari 14 siswa (70%) di siklus I menjadi
20 siswa ( 100%) di siklus II.
3. Minat siswa dalam membaca Al-qur’an, peningkatan minat ini dapat
dilihat dari data hasil kuisioner
terutama pada kalimat ” saya akan terus belajar membaca Al-qur’an dengan cara
baca Iqro” di siklus I terdapat 16 siswa atau 60% di siklus I, menjadi 20 siswa
( 100% ) di siklus II.
B. Saran
Dari uraian pembahasan serta kesimpulan hasil berkaitan dengan upaya
meningkat kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an melalui metode Iqro yang
peneliti lakukan, maka beberapa saran dapat disampaikan antara lain :
1.
Pentingnya siswa mampu
membaca Al-qur’an sejak dini, maka guru pengajar mata pelajaran agama harus berupaya
mencari metode yang tepat, serta memotivasi siswa untuk selalu belajar sampai
mampu membaca dengan fasih bacaan Al-qur’an.
2.
Hendaknya guru pengajar
agama khususnya, disekolah berupaya menanamkan kegemaran siswa dalam membaca
Al-qur’an, serta menjadi sekolah pada
pembelajaran agama, maupun di rumah.
3.
Kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas bagi guru pengajar termasuk guru agama, hendaknya menjadi suatu
kegiatan yang segera dapat dilakukan sebagai tindakan, manakala guru mata
pelajaran dikelas menemukan masalah-masalah pembelajaran, terutama ketika hasil
belajar serta aktivitas belajar kurang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksar
As’ad Human. Prof. Metode Iqro.
CV. Al Ma’arif. 2008
Al-qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama
Arikunto,
Suharsimi. 1986. Prsedur Peneletian .
Jakarta: PT Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Didaktik/ Metodik Umum. 1992. Jakarta
Harjasujana,
Ahmad, 1986. Keterampilan Membaca.
Jakarta : Karunika
Sudjana, Nana. 1985. Penelitian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung
Remaja Rosdakarya
Sadiman, Arief S, dkk, 1986. Media
Pendidikan. Pengertian Pengembangan , dan pemanfaatannya. Jakarta : Putekom
Dikbud dan CV Rajawali
Tarigan, Henry Guntur, 1986. Membaca
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
Ujer Usman, Moh. 1992. Menjadi Guru
Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya
semoga bermanfaat
ردحذفijin share, semoga bermanfaat. Makasih
ردحذفijin Share, semoga bermanfaat. Makasih
ردحذفizin copy ya...
ردحذفMOGA BERI IJIN KAMI MO BUAT PTK
ردحذفIjin copy ya..
ردحذفMau bikin PTK
ijin copy yaa .... ling dinlowdnya mana yaa ?
ردحذفizin Copas buat bikin PTK ... Makasih...
ردحذفJazaakumullohu biahsaniljazaa
izin copy mba terima kasih
ردحذفAssalaamu'alaikum
ردحذفizin copas buat Tgas UAS PTK.mksi bnyk
ijin copy yah makasih
ردحذفaslkm ijin copas yh terimakasih
ردحذفada yang sudah bisa downlod contoh PTK di atas?
ردحذفTerima kasih
ردحذف