Seorang
pengajar harus dapat menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
sebab dengan perhatian yang dimiliki siswa akan timbul keinginan yang tertuju
pada suatu hal tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1996:754) perhatian
diartikan sebagai hal memperhatikan; apa yang diperhatikan. Sumadi Suryabrata
(1989:14) mengungkapkan, perhatian adalah perumusan tenaga psikis yang tertuju
pada suatu obyek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan. Hal ini senada
dengan ungkapan Ramayulis (1994:175), bahwa perhatian adalah merupakan salah
satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam proses
belajar mengajar. Kondisi psikologis ini dapat terbentuk melalui dua hal, yaitu
pertama, yang timbul secara intrinsik, dan yang kedua melalui bahan pelajaran (content).
Sedangkan
menurut Jalaludin Rahmat (2000:52), perhatian adalah proses mental ketika
stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri
pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui
alat indera yang lain.
Dengan
demikian, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah merupakan salah satu
faktor psikologis yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol, baik dari dalam maupun
dari luar individu yang dapat membantu dalam interaksi belajar mengajar. Yang
berasal dari dalam adalah faktor biologis, sosial, kebiasaan serta kemauan,
sedangkan yang berasal dari luar adalah gerakan dan lingkungan.
Sedangkan proses timbulnya perhatian,
secara singkat oleh Dakir (1993:14) dijelaskan sebagai berikut, yaitu pertama
ada rangsangan yang menonjol dari obyek, rangsangan diterima oleh indra, dibawa
masuk ke syaraf ke dalam otak, lalu diserap oleh persepsi kita. Adapun obyek
tersebut, dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, latar belakang yang
bersangkutan, ada tidaknya prasangka, atau keinginan tertentu dan sikap batin
tertentu. Dan hasil akhir terjadilah perhatian yang berbeda-beda.
Segala
sesuatu yang kita perhatikan menurut Jalaludin Rahmat,(2000:52) ditentukan oleh
faktor-faktor situasional dan personal, faktor situasional disebut determinan
perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention
getter). Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol,
antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan.
1.
Gerakan. Seperti
organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang
bergerak.
2.
Intensitas Stimuli. Manusia
akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain.
3.
Kebaruan (Novelty). Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda,
akan menarik perhatian manusia.
4.
Perulangan. Hal-hal
yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik
perhatian.
Kenneth
E. Andersen (1972) sebagaimana yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (2000:54-55),
menyimpulkan tentang dalil-dalil perhatian yang harus diperhatikan, di
antaranya oleh guru sebagaimana yang sedang dibahas oleh penulis sekarang ini,
yaitu:
1.
Perhatian itu merupakan proses
yang aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
2.
Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu
yang penting, menonjol, atau melibatkan diri kita.
3.
Kita menaruh perhatian kepada
hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikap, nilai, dan kepentingan kita.
4.
Kebiasaan sangat penting dalam
menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial
akan menarik perhatian kita.
5.
Dalam situasi tertentu kita
secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan stimuli
tertentu yang ingin kita abaikan.
6.
Walaupun perhatian kepada
stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup dalam kesadaran
kita, tidaklah berarti bahwa persepsi kita akan betul-betul cermat.
7.
Perhatian tergantung pada
kesiapan kita.
8.
Tenaga-tenaga motivasional
sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
9.
Intensitas perhatian tidak
konstan.
10. Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak
konstan.
11. Usaha untuk mencurahkan perhatian sering tidak menguntungkan karena
usaha itu sering menuntut perhatian.
12. Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
13. Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan
mempertahankan perhatian.
Untuk
itu, guru sebagai tenaga pengajar harus selalu berusaha untuk memancing dan
mendorong siswa agar selalu tertarik dengan penuh perhatian terhadap pelajaran
yang diberikan dan merasa nyaman ketika mengikuti pelajaran, seperti membuat
variasi metode dalam menyampaikan materi, intonasi suara, penampilan, gaya, dan sebagainya.
Karena perhatian bukan merupakan karakter bawaan dasar yang bersifat konstan
dan stagnan, tapi perhatian berjalan secara aktif dan dinamis, untuk itu
perhatian harus selalu dipupuk dan diperhatikan agar dalam kegiatan belajar
mengajar berjalan secara aktif dan dinamis.
2. Macam-macam Perhatian
Perhatian dapat dibagi menjadi beberapa
macam, hal ini sebagaimana yang dungkapkan oleh Sumadi Suryabrata, (1989:14)yaitu:
a.
Atas dasar intensitasnya, yaitu
banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman
batin, maka dibedakan menjadi dua, yaitu;
1)
Perhatian intensif.
2)
Perhatian tidak intensif.
b.
Atas dasar cara timbulnya,
perhatian dibedakan menjadi dua, yaitu;
1.
Perhatian spontan (perhatian
tak-sekehendak, perhatian tak-sengaja),
yaitu perhatian yang timbul begitu saja, seakan-akan tanpa sengaja,
terjadi tanpa usaha.
2.
Perhatian sekehendak (perhatian
sengaja), yakni perhatian yang timbul karena usaha atau dengan kehendak.
c.
Atas dasar luasnya obyek yang
dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi dua yaitu;
1)
Perhatian terpencar, yakni
perhatian pada suatu saat dapat tertuju pada bermacam-macam obyek.
2)
Perhatian terpusat, yaitu
perhatian yang terpusat, hanya dapat tertuju pada obyek yang sangat terbatas.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan
dalam membimbing perhatian anak didik, yaitu penggunaan metode penyajian
pelajaran yang dapat diterima oleh anak didik. Penerimaan ini akan efektif
apabila pelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan anak didik.
Adapun macam-macam perhatian yang tepat dilakukan dalam belajar menurut Suryabrata
(1989:37) adalah:
a.
Perhatian intensif perlu
digunakan, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih
terarah.
b.
Perhatian yang disengaja perlu
digunakan, karena kesengajaan dalam kegiatan akan mengembangkan pribadi anak.
c.
Perhatian spontan perlu
dilakukan, karena perhatian yang spontan cenderung dapat berlangsung lebih lama
dan intensif daripada perhatian yang disengaja.
DAFTAR PUSTAKA
Dakir, Dasar-dasar Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993), hlm. 114
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1996
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2000, Edisi Revisi,
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
Kalam Mulia, 1994), hlm. 175
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,
Jakarta: CV. Rajawali, 1989
bukunya itu bisa dapat di mana ya yang daftar pustakanya
BalasHapusmohon bantuannya
:)
mantap, thanks
BalasHapusdjakarta silahkan cari dgramed
BalasHapussip,, i like it very much.....
BalasHapus