METODE DEMONTRASI

METODE DEMONTRASI
Di dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, demontrasi banyak digunakan dan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Kita sering terpengaruh atas kepiawaian tukang obat di jalanan dalam menawarkan obatnya, begitu pula, para sales dalam menjajakan dan mendemontrasikan produknya di hadapan ibu-ibu. Mereka sangat mengat menguasai teknik mendemontrasikan produknya sehingga para konsumen terpengaruh dan tertarik serta akhirnya berkeinginan untuk membelinya. Itulah sebabnya, kemampuan menggunakan metode demontrasi ini sangat penting untuk dikembangkan  guru di sekolah karena dengan menggunakan metode demontrasi pengjaraan  menjadi lebih jelas dan lebih konkret serta siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajarinya.
Metode demontrasi ini baik gunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara kerja dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat suatu kebenaran sesuatu.

1. Pengertian Metode Demontrasi
            Metode demontrasi adalah cara penyajian pengajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Sudirman, dkk., 1991 : 133).
            Demontrasi dapat dilakkukan oleh guru, orang lain atau anak, untuk memperlihatkan kepada seluruh kelas mengenai suatu proses tentang sesuatu (Depdikbud, 1994: 27).

2. Keunggulan Metode Demontrasi
        Sudirman, dkk,  (1991: 133) mengemukakan berapa keunggulan atau kelebihan  dari metode demontrasi sebagai berikut:
1.      Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret. Dengan demikian dapat menghindarkan verbalisme.
2.      Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang dipelajari.
3.      Proses pembelajaran akan lebih menarik.
4.      Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melalukannya sendiri.
5.      Melalui metode ini dapat disajikan materi pelajaran yang tidak mungkin atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain.




= Baca Juga =



Tidak ada komentar