A. Pengantar
Pengaruh
kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) terhadap
peningkatan hasil belajar siswa sudah tidak diragukan lagi. Sejumlah ahli
pendidikan telah melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan pembelajaran
terhadap peningkatan hasil belajar. Mereka menyimpulkan bahwa:
If our schools are to improve, we must redefine the principal’s role
and move instructional leadership to the forefront (Buffie, 1989).
If a school is to be
an effective one, it will be because of the instructional leadership of the
principal …. (Findley,1992).
Effective principals are expected to be effective
instructional leaders ...... the principal must be knowledgable about
curriculum development, teachers and instructional effectiveness, clinical
supervision, staff development, and teacher evaluation (Hanny, 1987).
Dari
kutipan-kutipan tersebut diatas dapat disarikan bahwa peningkatan hasil belajar
siswa sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar siswa ingin dinaikkan, maka
kepemimpinan yang menekankan pada pembelajaran harus diterapkan. Untuk lebih
jelasnya, berikut dibahas tentang arti, tujuan, pentingnya kepemimpinan
pembelajaran, butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran, dan kontribusi kepemimpinan pembelajaran
terhadap hasil belajar.
B.
Arti
Kepemimpinan Pembelajaran
Walaupun
telah banyak rumusan tentang arti kepemimpinan pembelajaran, tetapi fokus dan
ketajamannya masih berbeda-beda. Misalnya, Daresh dan Playco (1995)
mendefinikan kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar
mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar
siswanya. Definisi ini kurang komprehensif, karena hanya memfokuskan pada guru.
Ahli lain, Petterson (1993), mendefinikan kepemimpinan pembelajaran yang
efektif sebagai berikut:
a. Kepala
sekolah mensosialisasikan dan menamkan isi dan makna visi sekolahnya dengan
baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau urun
rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar
visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur
dalam implementasinya;
b. Kepala
sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sekolah (manajemen
partisipatif). Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam
pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai dengan
kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku.
c. Kepala
sekolah memberikan dukungan terhadap
pembelajaran, misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada
kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas.
d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses
belajar mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang
berlangsung didalam sekolah.
e. Kepala
sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia dapat
mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi
kesulitan belajar tersebut.
Definisi
inipun masih parsial karena pembelajaran mencakup banyak hal yang sebagian belum
tercakup didalamnya.
Melengkapi
definisi-definisi tersebut diatas, berikut disampaikan arti kepemimpinan
pembelajaran. Kepemimpinan
pembelajaran atau kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang
memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi
kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar),
penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan
pembangunan komunitas belajar di sekolah. Berdasarkan pengertian kepemimpinan pembelajaran
tersebut, pertanyaannya adalah apa tujuan yang akan dicapai oleh kepemimpinan
pembelajaran? Berikut akan diuraikan seperlunya tentang tujuan yang akan
dicapai oleh penerapan kepemimpinan pembelajaran.
Kurikulum
(apa yang diajarkan) mencakup pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi,
misi, dan tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan
pembuatan kalender. Proses belajar mengajar meliputi penyusunan silabus, pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran, pengembangan bahan ajar, pemilihan buku
pelajaran, pemilihan metode mengajar dan metode belajar, penggunaan media
pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya, pengelolaan kelas, dan pemotivasian
siswa. Asesmen (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek yang di
evaluasi, metode evaluasi, dan pelaporan. Penilaian kinerja guru dan pengembangan
profesinya juga merupakan prioritas kepemimpinan pembelajaran, dan
tidak kalah penting, kepemimpinan pembelajaran mengutamakan layanan
prima terhadap pembelajaran siswa serta membangun warga sekolahnya
menjadi komunitas pembelajaran. Upaya-upaya ini memerlukan dukungan
sumberdaya pendidikan, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya selebihnya
yaitu peralatan, perlengkapan, perbekalan, bahan, dan uang.
C. Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran
Tujuan
utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi kualitas
dasar dan kualitas instrumentalnya untuk menghadapi masa depan yang belum
diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Menurut
Slamet PH (2001), kualitas dasar meliputi kualitas daya pikir, daya hati, dan
daya pisik/raga. Daya pikir meliputi cara-cara berpikir induktif, deduktif,
ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sistem. Daya hati
(qolbu) meliputi kasih sayang, empati, kesopan santunan, kejujuran, integritas,
kedisiplinan, kerjasama, demokrasi, kerendahan hati, perdamaian, repek kepada orang
lain, tanggungjawab, toleransi, dan kesatuan serta persatuan (terlalu banyak
untuk disebut semuanya). Daya pisik meliputi kesehatan, kestaminaan, ketahanan,
dan keterampilan. Kualitas instrumental meliputi penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta seni. Ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi ilmu
pengetahuan lunak (sosiologi, politik, ekonomi, pendidikan, antroplogi, dan
yang sejenis). Ilmu pengetahuan keras meliputi metematika, fisika, kimia,
biologi, dan astronomi. Teknologi meliputi teknologi konstruksi, manufaktur,
transportasi, telekomunikasi, energi, bio, dan bahan. Seni terdiri dari seni
suara, musik, tari, kriya, dan rupa.
Dengan kata-kata lain, tujuan
kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya
meningkat prestasi belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat
motivasi belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya,
jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara
terus-menerus sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
berkembang dengan pesat.
3.
Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan
pembelajaran sangat penting untuk diterapkan disekolah karena seperti disebut
sebelumnya bahwa kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat signifikan
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Kepemimpinan pembelajaran mampu
memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan pembelajaran juga mampu memfokuskan kegiatan-kegiatan
warganya untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan
pembelajaran penting diterapkan di sekolah karena kemampuannya dalam membangun
komunitas belajar warganya dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai
sekolah belajar (learning school).
Sekolah
belajar (learning school) memiliki
perilaku-perilaku sebagai berikut: memberdayakan warga sekolah seoptimal
mungkin, memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus dan belajar ulang,
mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi kewenangan dan
tanggungjawab kepada warga sekolahnya, mendorong warga sekolah untuk
akuntabilitas terhadap proses dan hasil kerjanya, mendorong teamwork yang (kompak, cerdas, dinamis,
harmonis, dan lincah/cepat tanggap terhadap pelanggan utama yaitu siswa),
mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan sekolahnya berfokus pada layanan
siswa, mengajak warga sekolahnya untuk siap dan akrab menghadapi perubahan,
mengajak warga sekolahnya untuk berpikir sistem, mengajak warga sekolahnya
untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warga sekolahnya untuk
melakukan perbaikan secara terus-menerus.
Kepala
sekolah mempunyai sejumlah peran yang harus dimainkan secara bersama, antara
lain mencakup educator, manager,
administrator, supervisor, motivator, enterpreneur, dan leader. Peran
kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
dan spesifiknya sebagai instructional
leader, kurang memperoleh porsi yang selayaknya. Kepala sekolah disibukkan
dengan pekerjaan-pekerjaan rutin yang bersifat administratif,
pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat non-akademis
sehingga waktu untuk mempelajari pembaruan/inovasi kurikulum, proses belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar siswa kurang mendapatkanperhatian.
Padahal, ketiga hal yang terakhir sangat erat kaitannya dengan peningkatan mutu
proses belajar mengajar, yang pada gilirannya, mutu proses belajar mengajar
sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas siswa dan kualitas sekolah
secara keseluruhan. Untuk itu, sudah selayaknya peran kepemimpinan pembelajaran
memperoleh porsi waktu yang lebih besar dibanding dengan peran-peran yang lain.
Peran-peran yang yang lain bukan tidak penting, akan tetapi peran kepemimpinan
pembelajaran harus yang terpenting.
D.
Butir-butir Penting Kepemimpinan Pembelajaran
Butir-butir penting kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran dapat dituliskan sebagai berikut:
a.
Memahami peran kepala sekolah yang perlu
dikembangkan:
1). mengelola
adalah sebagian dari kepemimpinan,
2). menerapkan peran kepemimpinan sekolah lebih
cenderung sebagai pelayan dari pada sebagai
penguasa/bos, dan
3) mengembangkan
gaya kepemimpinan yang luwes dan gaya bicara yang enak, dan menghindari gaya
kepemimpinan yang kaku.
b.
Melaksanakan tanggung jawab secara akuntabel:
1). membangun komunitas belajar di sekolah untuk
kesuksesan siswa,
2) mendorong
tanggung jawab seluruh mitra kerja atau pemangku kepentingan,
3) menggalang
sumber daya masyarakat untuk kepentingan siswa,
4) membantu
siswa agar sukses dalam belajarnya, dan
5) menghindari mencari kambing hitam atas
ketidaksuksesan, berpikir dan berperilaku positif untuk maju.
c.
Mengerjakan sesuatu dengan professional:
1). selalu membaca diri dan melakukan refleksi,
2) mencari
cara-cara untuk mengembangkan diri sendiri, membimbing orang lain dan memberi
kontribusi terhadap orang lain berdasarkan profesi yang dimiliki,
3) merangkul
perubahan sebagai teman, dia akan membuat anda tetap aktif, mawas diri dan
berkembang,
4) menjadi
orang nomor satu sebagai model pembelajar sepanjang hayat dengan membangun masyarakat
pembelajar disekolah,
5) selalu
mengasah peran anda sebagai kepemimimpinan pembelajaran
6) menyediakan
waktu untuk rajin mengunjungi kelas,
7) mengkomunikasikan
keinginan kuat anda untuk berhasil kepada guru dan siswa dalam bentuk kata-kata
dan tindakan,
8) menerjemahkan visi sekolah ke dalam kegiatan harian, dan
9) memfasilitasi
kelompok kerja berdasarkan kepemimpinan pembelajaran.
d.
Selalu mempertahankan:
1).
menjadi pengarah terhadap tercapainya tujuan sekolah,
2) menjadi
pendukung yang jelas,
3) memandang
kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, dan
4) gembira
dalam bekerja.
Pengukuran
tingkat keberhasilan visi kepemimpinan pembelajaran sangat diperlukan. Untuk
itu, para pembaca sangat disarankan untuk melakukan refleksi dan bahkan
menjawab sejumlah pertanyaan berikut untuk mengetahui tingkat kesiapan anda
sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan menjawab sejumlah pertanyaan berikut, anda
akan terbantu dalam memfokuskan pikiran
dan pengambilan keputusan tentang pembelajaran yang seharusnya anda
dukung. Pertanyaan-pertanyaan berikut juga akan membantu anda dalam mengembangkan
visi pembelajaran yang lebih baik agar kepemimpinan pembelajaran yang anda
terapkan benar-benar berdampak positif terhadap pembelajaran.
Berikut
adalah sejumlah pertanyaan yang seyogyanya anda pikirkan sebagai pemimpin
pembelajaran. Jika sekolah ingin menjadi sekolah yang efektif pembelajarannya,
maka sejumlah pertanyaan berikut harus dijawab dengan tepat:
a.
apa yang harus, seharusnya, dan dapat dipelajari
oleh siswa,
b. bagaimana caranya siswa itu belajar,
c. bagaimana iklim sekolah merefleksikan pentingnya proses
pembelajaran,
d. bagaimana dan siapa yang membuat keputusan tentang
kurikulum dan pengajaran,
e. seperti apa proses pembelajaran berjalan (diskripsikan
sesuatu yang anda impikan dalam sebuah sekolah dimana proses belajar mengajar
terjadi secara ideal),
f. apa keyakinan guru-guru tentang peserta didik dan
kegiatan belajar,
g. bagaimana partisipasi orangtua dalam kegiatan belajar
siswa,
h. dimana kepala sekolah menghabiskan sebagian besar
waktunya di sekolah dan apa yang dilakukannya di tempat itu,
i. dimana wakil kepala sekolah menghabiskan sebagian besar
waktunya dan apa yang dilakukannya,
j. siapa yang melakukan penilaian keberhasilan siswa dan
bagaimana caranya,
k. apa saja agenda utama rapat sekolah yang berhubungan
dengan pembelajaran,
l. bagaimana cara menyelenggarakn rapat yang berhubungan
dengan pembelajaran,
m. bagaimana menentukan isi dan hakekat pengembangan staf
oleh siapa, untuk siapa dan bagaimana cara
menilainya,
n. bagaimana caranya kinerja
guru dievaluasi dan apa saja yang dinilai,
o. kriteria penilaian guru ditentukan oleh siapa,
p. siapa penyelenggara evaluasi guru,
q. apa tujuan utama penelaian guru tersebut,
r. keberhasilan peserta didik sangat erat hubungannya dengan
evaluasi terhadap guru, bagaimana pendapat anda,
s. bagaimana bentuk jadwal dan organisasi sekolah agar
merefleksikan optimalisasi belajar siswa,
t. apa proses yang digunakan untuk menentukan jadwal dan
organisai sekolah,
u. siapa yang memutuskan penerapan program baru,
melaksanakannya, atau memperbaharui dan merevisi program tersebut, dan
v. jika tujuan utama sekolah adalah menciptakan pembelajaran
yang efektif, maka tentukan apa kebutuhan siswa, apa yang harus diajarkan, bagaimana
cara mengajarnya, dengan apa mengajarnya, kapan seharusnya diajarkan, dan
apakah tujuan pengajaran sudah tercapai atau belum (Elaine Mc Evan (2001).
Untuk
menjawab 22 pertanyaan tersebut di atas, gunakanlah indikator kunci dari
keefektifan kepala sekolah dalam membangun dan menerapkan tujuan-tujuan
pembelajaran sebagai berikut:
a. lakukanlah komunikasi dengan staf sehubungan dengan
pencapaian standar dan peningkatan tujuan sekolah
b. rujuklah standar isi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan daerah untuk melaksanakan program-program pengajaran di
sekolah
c. yakinkanlah kegiatan-kegiatan kelas secara individu dan
sekolah selalu konsisten dengan standar yang telah ditetapkan oleh pusat dan
daerah
d. gunakan bermacam-macam sumber data baik kualitatif maupun
kuantitatif untuk mengevaluasi kemajuandan merencakan peningkatan lebih lanjut
Jika pembelajaran dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa,
maka prestasi belajar siswa akan meningkat secara signifikan. Hal ini dapat
dilakukan secara pribadi oleh masing-masing guru melalui jawaban-jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. apakah standar kompetensi dapat dicapai dengan baik oleh
siswa, untuk itu bagaimana cara mengajarkannya dan bagaimana pula mengurutkan
materinya secara hirarkis?
b. penekanan-penekanan apakah yang dituntut oleh kurikulum?
c. strategi,
materi, dan sumber-sumber apa saja yang harus diterapkan pada pembelajaran
tersebut?
d. berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan standar kompetensi yang dimaksud?
Pembelajaran
dan pencapaian keberhasilan siswa hendaknya selalu dianalisis secara
berkelanjutan dan direfleksikan serta dikembangakan secara berkelanjutan
sebagai bagian dari kehidupan sekolah. Kegiatan semacam ini harus dibudayakan
di sekolah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Glathhorn (1993),
ditemukan lima hal yang dianggap penting dalam membentuk budaya sekolah yang dapat
melatih siswa dalam mencapai keberhasilan belajar dan juga iklim sekolah yang
sehat. Lima hal penting yang dimaksud meliputi:
a.
sekolah sebagai komunitas kolaboratif dan
komunitas belajar,
b. ada keyakinan bersama untuk mencapai tujuan,
c. peningkatan sekolah dicapai melalui proses pemecahan
masalah,
d. seluruh warga sekolah apakah itu kepala sekolah, guru dan
siswa diyakinkan dapat mencapainya, dan
e. pembelajaran merupakan prioritas utama.
Sehubungan
dengan fungsi iklim sekolah, perilaku kepala sekolah berikut paling banyak
diidentifikasi oleh guru-guru dari sekolah yang mempunyai pencapaian prestasi
akademik tinggi:
a. mengkomunikasikan kepada staf tentang harapan yang tinggi
terhadap pencapaian hasil belajar siswa,
b. mencegah sekolah terhadap tekanan beban yang tidak perlu,
dan menjadikan pembelajaran sebagai fokus utama kegiatan sekolah,
c. mengenal secara pribadi tentang tingkat profesionalisme
masing-masing guru sebagai dasar untuk mencapai tujuan utama sekolah,
d. menilai moral dan komitmen warga sekolah, dan
e.
membangun
lingkungan sekolah yang aman, tertib, dan disiplin.
E. Kontribusi
Kepemimpinan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Pada tahun
1995, melalui penelitiannya, laboratorium
pendidikan wilayah North West USA memperbaharui keefektifan pelaksanaan pembelajaran
di sekolah yang akhirnya menjadi rujukan luas dari hasil penelitian tersebut. Penelitian
tersebut menghasilkan daftar perilaku kepala sekolah yang terbaik dalam mengarahkan
dan membimbing program pembelajaran di sekolah (Cotton, 1995). Menurut sintesis
penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa perilaku kepala sekolah
(pemimpin pembelajaran), guru, dan staf memberikan kontribusi yang sangat
signifikan terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah, yang
meliputi hal-hal berikut:
a. meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua siswa dapat
belajar dan sekolah membuat perbedaan antara yang berhasil dan yang gagal,
b. menegaskan bahwa belajar sebagai alasan utama terhadap
keberadaan seseorang disekolah, termasuk penekanan terhadap penting dan
berharganya pencapaian yang tinggi terhadap kemampuan berbicara dan menulis,
c. memiliki pemahaman yang jelas terhadap visi dan misi
sekolah dan mampu menyatakannya secara langsung, dalam ungkapan yang konkrit,
membangun dan memfokuskan pembelajaran sebagai sumber penyatuan berpikir,
sikap, dan tindakan warga sekolah,
d. mencari, merekrut, dan menggaji anggota staf yang
mendukung visi dan misi sekolah dan berkontribusi terhadap keefektifannya,
e. mengetahui dan mampu menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang baik,
f. menyebarluaskan praktik-praktik proses belajar mengajar
yang efektif terhadap guru-guru lain,
g. mengetahui tentang penelitian pendidikan, menekankan
pentingnya penelitian bagi perbaikan sekolah, urun rembuk, dan menerapkannya
dalam pemecahan masalah,
h. mencari program-program yang inovatif, amati, dan libatkan
staf untuk berpartisipasi dalam mengadopsi dam mengadaptasi program tersebut,
i.
tetapkan
harapan atau target kualitas kurikulum melalui penggunaan standar dan
petunjuk-petunjuk yang diberikan, cek secara berkala kesesuaian, kurikulum
dengan pembelajaran dan penilaian, tetapkan kegiatan kurikulum yang diprioritaskan,
dan monitor pelaksanaan kurikulum,
j.
cek
kemajuan siswa secara berkala berdasarkan data kinerja yang ada, dan publikasikan
kepada para guru agar mereka dapat melihat kesenjangan antara standar yang
telah ditetapkan dengan kinerja yang dicapai oleh siswa,
k. milikilah harapan yang tinggi terhadap seluruh guru untuk
melaksanakan pembelajaran dengan standar yang tinggi melalui kesepakatan model
yang dibuat bersama oleh guru, lakukan kunjungan kelas untuk mengamati
pembelajaran, fokuskan kegiatan supervisi untuk meningkatkan pembelajaran, dan
persiapkan serta monitor kegiatan-kegiatan pengembangan guru, dan
l. komunikasikan harapan anda bahwa program pembelajaran
yang telah disepakati sesuai dengan rencana, strategi peningkatan yang
sistematis, prioritas kegiatan yang jelas, dan pendekatan-pendekatan baru,
harus dilaksanakan dengan baik.
A. Studi Kasus
Beth memulai profesi pendidik sebagai guru ilmu pengetahuan alam
di sebuah SMP. Setelah mengajar selama beberapa tahun, Beth dipercaya menjadi
seorang kepala sekolah. Beth juga aktif dalam KKG dan juga kuliah di sebuah
universitas dalam pasca sarjana pendidikan pada malam hari untuk meningkatkan
kompentensinya sebagai pendidik.
Berawal dari seorang guru yang kompeten, maka Beth mendesain
posisi kepala sekolah yang diembannya berdasarkan kekuatan yang dimiliki.
Keahlian dalam bidang instruksional dan pengetahuan dalam bidang kurikulum
adalah pondasi yang kuat dalam melakukan penerapan instructional leadership
dalam sekolahnya.
Rencana dalam penerapan konsep instruksional leadership melibatkan
diri sendiri terlebih dahulu. Dimana dalam perencanaan Beth melakukan penilaian
terhadap kondisi sekolah yang dihadapi pada saat itu. Perencanaan dilakukan
secara detail berdasarkan format dan ceklist yang sudah ada. Sehingga dapat
dilihat bahwa dinding kantor Beth seperti pusat startegi komando
yang penuh dengan data pencapaian murid dan data performa guru dan grafik
kurikulum. Sebagai patokan dalam penerapan instructional leadership.
Beliau melakukan observasi kelas secara reguler untuk mengetahui
proses belajar mengajar, sehingga dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
setiap kelas. Berkolaborasi secara regular dengan wakil kepala sekolah dan
koordinator guru untuk memonitor kebutuhan murid dan menentukan strategi dan
bahan ajar yang tepat dalam rangka mengoptimalkan potensi guru dan murid. Beliau berdiskusi bersama murid- murid dan
guru tentang tujuan belajar. Tujuan yang hendak dicapai adalah setiap murid dan
guru mendapatkan pengalaman pendidikan yang positif dan optimal di sekolah.
1.
Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan
pada pembelajaran yang unsur-unsurnya meliputi kurikulum, proses belajar
mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar), penilaian serta pengembangan guru,
layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah.
2. Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima
kepada semua siswa agar mereka mampu
mengembangkan potensi kualitas dasar dan kualitas instrumentalnya untuk
menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan
yang sangat turbulen.
3. Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan disekolah
karena kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat signifikan terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa.
4. Butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran
menyarankan bahwa kepemimpinan pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila
didukung oleh: (a) figur (kepala sekolah) yang mampu berpikir, bersikap, dan
bertindak sebagai pemimpin pembelajaran, (b) kultur pembelajaran yang
dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di sekolah, dan (c) sistem
(struktur) yang utuh dan benar.
5. Perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan karyawan berkontribusi
yang sangat signifikan terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Daresh,
John C.,Playko, Marshal A. 1995. Supervision
as a Proactive Process, Waveland press.
Deal,
T.E. and Peterson, K.D. 1998. Shaping
School Culture: The Heart of
Leadership. San Fransisco, CA. Jossey Bass Publishers.
F:\Mary
Jo\Education Leadership Redesign Commission\Tennessee Standards for
Instructional Leaders Packet.doc vlb 3/21/07
Fink,
Elaine and B. Resnicl, Lauren (2003). Developing
Principals as Instructional Leaders.
Guston,
Sandra Lee. 2002. The Instructional
Leadership toolbox: A Handbook for
Improving Practice. California: Sage Publication.
Glatthorn,
A.A.1993. OBE Reform and the Curriculum
Process. Journal of Curriculum and Supervision, 8, 4, pp. 354-363
Hoyle,
J.R., English, F.W., & Steffy, B.E. 199. Skills for Successful Leaders (2nd Edition). Arlington,
VA. American association of School Administrators.
cara n-down load nya gmana?
BalasHapus