1.
Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang
melalui penguatan ( reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat
permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a
change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat
John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran
Behavioural Approach.
Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan
akumulatif, megarah kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi
mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive
domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik
(psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan
Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu :
1) Learning to know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa
menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh
pengetahuan.
2) Learning to do, adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk
melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing.
Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya
terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi
koflik
3) Learning to live together, adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama
dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertian dan tanpa prasangka.
4) Learning to be, adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai
tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan
ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari informasi
dan menemukan ilmu pengetahua yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama,
bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya behasil
dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga menjadi
manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri,
memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang dapat mengendalikan dirinya
dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi)
2. Hakekat Belajar
Menurut Mc. Keachi (1945 ). Pada hakekatnya belajar adalah wujud kaaktifan siswa walaupun tidak sama antara siswa satu dengan yang lain
dalam suatu proses belajar
mengajar di kelas.
Belajar, merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal
batas usia, danberlangsung seumur hidup. Belajar merupakan suatu usaha yang
dilakukan melalui interaksi dengan lingkunganya untuk merubah perilakunya.
Dengan demikian, hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku
yang relatip permanen pada diri orang yang belajar. Tentu saja, perubahan yang
diharapkan adalah perubahan kearah positip.
Jadi, sebagai pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajar
adalah terjadinya perubahan perilaku pada diri orang tersebut. Perubahan
perilaku itu misalnya, dapat berupa : dari tidak tahu sama sekali menjadi samar-samar, dari kurang mengerti
menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi terampil dll. Jadi perubahan sebagai
hasil kegiatan belajar dapat berupa aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif
(Aristo Rahadi, 2003:4-5)
3.
Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah suatu pernyataan tentang perubahan yang
diharapkan. Perubahan ini, diinginkan oleh guru dan pelatih, diharapkan akan
terjadi dalam pikiran, perubahan dan perasaan siswa sebagai hasil dari
pengalaman pendidikan dan latihan. Satu-satunya cara menilai kualitas pengalaman terletak pada
berhasil atau tidaknya pengalaman tersebut dalam membawa perubahan yang
diinginkan pada tingkah laku siswa.
Ada tiga bentu tujuan belajar, menurut (Ivor K
Davies, 1986:97) yaitu :
1) Tujuan kognitif; tujuan ini berhubungan dengan
informasi pengetahuan, karena itu usaha untuk mewujudkan tercapainya tujuan
kognitif adalah adanya suatu kegiatan pokok program pendidikan dan latihan
2) Tujuan afektif; tujuan ini menekankan pada sikap dan nilai,
perasaan dan latihan
3) Tujuan psikomotorik; tujuan ini berhubungan dengan keterampilan
motorik atau kegiatan yang memerlukan
koordinasi saraf dan anggota badan. Usaha untuk mewujudkan tercapainya
tujuan ini adalah perhatian utama bagi
kegiatan latihan ideal.
4.
Jenis Belajar
Berkenaan dengan proses belajar yang
terjadi pada siswa, Gagne (1985) mengemukakan deapan jenis belajar. Kegelapan
jenis belajar tersebut adalah:
1) Belajar Isyarat ( Signal Learning );
adalah melakukan atau tudak melakukan sesuatu karena adanaya tanda atau
isyarat, misalnya berhenti bicara ketika
mendapat isyarat telunjuk menyilang mulu
tanda tidak boleh rebut..
2) Belajar Stimulus-Respon ( Stimulus Response
Learning ); terjadi pada diri
individu karena ada rangsangan dari luar. Misalnya, menendang bola ketia ada
bola di depan kaki
3) Belajar Rangkaian ( Chaining Learning
); Belajar rangkaian terjadi melalui
perpaduan berbagai proses stimulus respon yang telah dipelajari sebelumnya
sehingga melahirkan perilaku yang segera atau spontan seperti konsep
merah-putih, panas dingin dan sebagainya.
4) Belajar Asosiasi Verbal ( Verbal Asosiation Leaning ); terjadi bila individu telah mengetahui
sebutan bentuk dan dapat menangkap makna yang bersifat verbal. Misalnya perahu
itu seperti badan itik, wajahnya seperti bulan kesiangan dan sebagainya.
5) Belajar Membedakan ( Dinscrimination Learning
); tejadi bila individu berhadapan
dengan benda, suasana atau pengalaman yang luas dan mencoba membedakan yang-hal yang jumlahnya banyak itu.
MisalnyaSuk bangsa menurut tempat tinggalnya, Negara menurut kemajuanya.
6) Belajar Hukum dan Aturan ( Rule Learning );
terjadi bila individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat
data yang terdahulu atau yang diberikan sebelumnya dan merapkanya atau menarik
kesimpulan dari data tersebut menjadi suatu aturan. Misalnya, ditemukan bahwa
benda memuai bila dipanaskan, harga dipengaruhi oleh penawaran dan sebagainya.
7) Belajar Konsep ( Concept Learning );
terjadi bila individu menghadapi
berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan kedalam suatu pengertian atau makna yang
absrak. Misalnya, binatang, tunbuhan, manusia termasuk mahluk hidup.
8) Belajar Pemecahan Masalah ( Problem Solving Learning ), terjadi bila individu menggunakan berbagai
konsep atau prinsip untuk menjawab sauatu pertanyaan. Misalny, mengapa bahan
baker minyak naik. Proses pemecahan masalah selau bersegi jamakb dan satu sama
lainya saling berkaitan.
B. Hasil
Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku atau
keterampilan yang berupa pengetahuan, pemahaman, sikap dan aspek lain lewat
serangkaian kegiatan membaca,mengamati, mendengar, meniru, menulis dan lain
sebagainya sebagai bentuk pengalaman individu dengan lingkungan (Sudjana,
1991:25)
Menurut Hamalik (1986 ) hasil belajar adalah sesuatu yang
diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar dipengaruhi dua faktor,
yaitu faktor internal dan foktor ekternal
1) Faktor internal ( faktor dari
dalam diri siswa )
Faktor ini
meliputi faktor fisiologis maupun psikologis. Faktor fisiologis antara lain
cacad badan, kesehatan dan lain sebagainya. Faktor psikologis antara lain berupa motivasi, komprehensif
dan sebagainya,
2) Faktor ekternal ( faktor dari
luar diri siswa )
Faktor ini datangnya dari luar diri
siswa, faktor ini meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat,
keresediaan sarana dan prasarana .
.Hasil belajar dipengaruhi oleh kognitif dan afektif awal siswa, dan
kualitas pengajaran, yaitu kognitif, afektif dan kecepatan belajar. Kecapatan
belajar dikaitkan dengan konsep belajar tuntas. Kecepatan belajar merupakan
salah satu bentuk dari hasil belajar ( Winatapura, 1995: 178)
Hasil belajar dapat digolongkan pada hasil yang bersifat penguasaan
berkelanjutan. Pengetahuan sesaat contohnya pengetahuan tentang fakta, teori,
istilah-istilah, pendapat dan sebagainya. Hasil belajar yang bersifat
berkelanjutan harus dilakukan terus
menerus dalam hampir setiap kegiatan belajar. Penguasaan berkelanjutan misalnya
keterampilan tertentu dalam mengolah suatu produk, menyelesaikan perhitungan
dan sebagainya.
Hasil belajar yang dicapai oleh
siswa tinggi dan berkualitas, tujuan pengajaran
yang dicapai juga tinggi, sangat dipengaruh oleh interaksi antara guru
dan iswa. Interaksi guru dan siswa akan baik bila komunikasi antara guru dan
siswa juga sejalan dengan baik.
Tidak ada komentar