FGI
Penelitian
Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pada Mata Pelajaran PPKn SMP
ABSTRAK
"KONTRIBUSI IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CTL TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Suatu Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran PKN Materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Kelas VII B SMPN 1 Cadasari, Pandeglang)”
"KONTRIBUSI IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CTL TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Suatu Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran PKN Materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Kelas VII B SMPN 1 Cadasari, Pandeglang)”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VII B SMP Negeri 1 Cadasari, Pandeglang, dalam materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat.
Pemilihan masalah ini didasarkan atas pertimbangan rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMPN 1 Cadasari. Masalah ini juga banyak dihadapi sekolah-sekolah yang letaknya di pedesaan dengan latar belakang sosial ekonomi menengah ke bawah. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menggali upaya-upaya yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penulis (guru) dalam penyusunan strategi pembelajaran PKn; memberikan masukan yang berarti bagi instansi pemerintah cq. Dinas Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan; serta dapat memberikan sumbang saran yang positif bagi para guru-guru PKn di lapangan.
Kegiatan penelitian dilakukan dengan menerapkan rencana tindakan berupa penerapan pembelajaran CTL melalui metode diskusi dengan berbagai teknik dan media pembelajaran yang sederhana, namun menarik dan bervariasi berupa kasus, gambar, buku teks, dan lembaran kerja.
Proses penelitian dilakukan dengan memanfaatkan mitra peneliti untuk mengetahui perkembangan motivasi belajar siswa dan kelemahan serta kekurangan peneliti selama KBM berlangsung. Hasil pengamatan dari mitra peneliti dijadikan bahan refleksi untuk menjadi pertimbangan dalam penyusunan rencana tindakan berikutnya.
Setelah diadakan tiga siklus penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa semakin efektif penggunaan pendekatan pembelajaran CTL akan semakin meningkat pula motivasi belajar siswa. Bahkan telah ditemukan pula sebuah media pembelajaran yang menurut pandangan peneliti sangat cocok digunakan dalam pembelajaran materi kemerdekaan mengemukakan pendapat. Media tersebut oleh peneliti diberi nama “I3 apakah ini Hurup ataukah Angka”
*) Kata Kunci CTL = Contectual Teaching and Learning
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Motivasi belajar siswa untuk mengikuti kegiatan belajar pada lingkungan masyarakat di pedesaan masih sangat rendah. Apalagi dalam mata pelajaran PKn atau kelompok mata pelajaran non-UN(Ujian Nasional). Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang lebih berfokus pada pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dibanding mata pelajaran PKn atau kelompok mata pelajaran non-UN lainnya. Walaupun nilai mata pelajaran PKn kenyataanya rendah, tetapi mereka tidak butuh pelajaran tersebut untuk ditingkatkan.
Dengan demikian peranan guru sangat penting dalam memotivasi siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran PKn perlu adanya strategi, pendekatan dan sarana pembelajaran yang diminat siswa. Strategi, pendekatan dan sarana pembelajaran ini bermacam-macam model dan bentuknya, mulai dari yang sederhana hingga yang sukar/rumit untuk dilaksanakan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diyakini dapat meningkatan motivasi belajar siswa adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), yakni konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam ke¬hidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. De¬ngan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. (Depdiknas, 2003:1)
Melalui penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa man¬faatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Siswa diharapkan sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pem¬bimbing.
Penerapan pendekatan kontekstual dalam kegiatan belajar mengajar menuntut guru untuk dapat membantu siswa mencapai tujuannya. Dalam konteks ini, guru harus lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi materi pelajaran. Peranan guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru dapat berupa pengetahuan atau keterampilan harus datang dari proses menemukan sendiri, bukan dari apa yang diberikan atau dikatakan guru.
Dengan demikian, melalui penerapan pendekatan pembelajaran CTL guru dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah serta karakteristik siswa. Ketepatan pemilihan strategi pembelajaran akan memiliki dampak positif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam penguasaan konsep atau materi pembelajaran khususnya, bahkan diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan permasalahan penelitian ini adalah “Bagaimana kontribusi penerapan pendekatan pembelajaran CTL terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam Pelajaran PKn?”
3. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran PKn; (2) untuk dapat mengetahui kontribusi penerapan pendekatan Contectual Teaching and Learning (CTL) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) sebagai bahan pertimbangan penulis dalam penyusunan strategi pembelajaran PKn selanjutnya; (2) diharapkan dapat dijadikan masukan bagi instansi pemerintah, cq Dinas Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan; (3) semoga dapat memberikan sumbang saran yang positif bagi para guru-guru PKn di lapangan.
DESKRIPSI KONTEKS IMPLEMENTASI
1. Konteks Implementasi
Konteks implententasi penelitian ini, adalah sebagai berikut:
a) Nama sekolah tempat penelitian : SMPN 1 Cadasari
b) Alamat sekolah : Jl. Rego Km.04 Cadasari Pandeglang
c) Kelas : VIIB
d) Lingk. fisik sekolah : Pedesaan
e) Latar belakang Sosial Ekonomi orang tua siswa : menengah ke bawah
f) Kemampuan siswa : sedang
g) Motivasi belajar siswa : rendah
h) Nama Peneliti : Guru Mata Pelajaran PKn (Aina Mulyana,S.Pd)
i) Mitra Peneliti : Guru PS (Aat Jumiat)
j) Materi yang diajarkan : Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat
k) Alat/Media yang digunakan : Cerita kasus, gambar dan Lembaran Kerja
l) Jadwal/waktu kegiatan : Terlampir
2. Rencana Tindakan Penelitian
a. Mempersiapkan rencana pembelajaran yang memuat materi, media dan langkah-langkah atau skenario kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL. (lihat lampiran)
b. Mempersiapkan format penilaian untuk melihat keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. (lihat lampiran)
c. Mempersiapkan format pengamat untuk menilai pertumbuhan motivasi belajar siswa. (lihat lampiran)
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 siklus penelitian yakni sebagai berikut:
Siklus 1: Guru melaksanakan KBM metode diskusi dengan model konvensional
a. Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Guru menjelaskan secara singkat materi pembelajaran.
c. Guru membagi siswa dalam 8 kelompok yang anggotanya terdari 5 orang/siswa
d. Setiap kelompok belajar mendapat tugas berupa Lembaran Kerja yang berisi contoh kasus yang berkaitan dengan materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat yang harus didiskusikan.
e. Guru menugaskan kepada kelompok tertentu untuk menyampaikan hasil diskusi tersebut dalam diskusi kelas. Kelompok lain yang belum tampil memberikan tanggapan, saran atau pertanyaan.
f. Pada akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan refleksi dengan cara mengemukakan kesan yang diperoleh setelah mengikuti pelajaran.
Siklus 2 : Guru melaksanakan KBM metode diskusi dengan beberapa perbaikan.
a. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing 5 orang. Masing-masing anggota kelompok diberi nomor kepala/nomor anggota 1 – 5.
b. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan siswa, termasuk adanya penilaian proses dan teknik pelaporan hasil diskusi kelompok yang dilakukan dengan cara mengundi nomor kelompok dan nomor anggota yang harus melaporkan hasil diskusi.
c. Setiap kelompok belajar mendapat tugas berupa lembaran kerja yang berisi contoh kasus yang berkaitan dengan materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat.
d. Setelah selesai diskusi kelompok, guru mengundi kelompok dan nomor kelompok anggota yang harus tampil menyampaikan hasil diskusi. Kelompok lain yang belum tampil memberikan tanggapan, saran atau pertanyaan.
e. Pada akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan refleksi dengan cara mengemukakan kesan yang diperoleh setelah mengikuti pelajaran.
Siklus 3: Guru melaksanakan KBM dengan metode diskusi dengan beberapa perbaikan.
a. Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, yang anggotanya terdiri dari 5 orang. Masing-masing anggota kelompok diberi nomor kepala atau nomor anggota 1 – 5.
b. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan siswa.
c. Guru memberikan atau menampilkan media I3 apakah ini Hurup ataukah Angka, gambar serta kasus yang berkaitan dengan materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat.
d. Siswa secara berkelompok mendiskusikan media gambar serta kasus tersebut.
f. Guru menunjuk salah satu nomor pada kelompok dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama kelompok mereka atau memberikan tanggapan atas gambar atau kasus tertentu.
g. Pada akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan refleksi dengan cara mengemukakan kesan yang diperoleh setelah mengikuti pelajaran.
4. Penilaian
Penilaian produk atau hasil belajar dilakukan melalui post test yang dilakukan setelah kegaiatan belajar berakhir (hasil penilaian produk dapat dilhat pada lampiran). Sedangkan penilaian perkembangan motivasi belajar siswa dilakukan oleh mitra peneliti dengan mengamati perubahan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran PKn (lihat lampiran). Kegiatan mitra ini sekaligus mengobservasi berbagai kekurangan atau kelemahan peneliti (guru) selama proses belajar berlangsung.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilaksanakan setelah perencanaan dianggap selesai. Tahap pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaannya dibagi dalam tiga tahap atau tiga siklus. (perhatikan siklus penelitian yang terdapat pada lampiran)
Pada siklus pertama (Ke-1), kegiatan belajar dilakukan dengan model diskusi yang menggunakan pendekatan CTL sesuai dengan rencana tindakan (lihat bab II bagian C). Berdasarkan data hasil pengamatan mitra peneliti hasilnya menunjukkan bahwa siswa sebenarnya telah mampu beradaptasi dengan pola pendekatan ini, karena pada pelajaran sebelumnya pola pendekatan ini telah diperkenalkan. Namun, masih terdapat banyak kekurangannya sehingga pada tahap ini belum terlihat adanya pertumbuhan motivasi belajar siswa. Hal tersebut terlihat berdasarkan tabel berikut ini:
Tabel 1
PROSENTASE DATA HASIL OBSERVASI PERKEMBANGAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Siklus 1 Tanggal 03 Mei 2005
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 5 point yang masih harus diperbaiki oleh peneliti (guru) yakni: (a) keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok, yakni 90% atau ditafsirkan sebagian besar masih kurang terlibat; (b); keterlibatan siswa dalam diskusi kelas, yakni 87,50% atau ditafsirkan sebagian besar masih kurang terlibat; (c) keinginan untuk mendapatkan hasil yang terbaik terutama dalam diskusi kelompok, yakni 57,50% atau ditafsirkan lebih dari setengahnya masih kurang memiliki keinginan tersebut; (d) timbulnya rasa keingintahuan dan keberanian siswa, yakni 55% atau ditafsirkan lebih dari setengahnya ternyata kurang memiliki rasa keingintahuan dan keberanian; (e) kemauan siswa menyediakan alat-alat atau sumber/bahan pelajaran yang dibutuhkan, yakni 52,50% siswa atau ditafsirkan lebih dari setengah dari jumlah seluruh siswa masih kurang memiliki kemauan untuk menyediakan alat serta sumber belajar yang diperlukan. Selain ke-5 point tersebut, hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah masih kurangnya keseriusan siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Atas dasar hasil diskusi antara peneliti dan mitra peneliti, diperoleh kesepahaman sebagai berikut: (1) Budaya baca dikalangan dikalangan siswa masih rendah, oleh karena itu diusahakan agar contoh kasus yang ditampilkan bukan kasus yang terlalu sulit dipahami siswa; (2) Pola pendekatan CTL dengan metode diskusi sebaiknya lebih banyak menggunakan model yang lebih banyak menuntut tanggung jawab individu, seperti model Jigsaw Learning; Number Head To Gether, atau lainnya; (3) Langkah-langkah pengerjaan tugas baik tugas individu maupun kelompok harus dijelaskan secara terperinci oleh guru; (4) Guru harus memberitahukan atau menekanankan kepada siswa tentang adanya penilaian proses kegiatan belajar.
Berdasarkan hasil diskusi di atas, maka ditetapkan rencana tindakan untuk siklus berikutnya atau siklus ke-2. (lihat rencana tindakan siklus 2)
Pada siklus ke-2 kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan CTL melalui penerapan metode diskusi yang lebih menekankan tanggung jawab individu. Pada tahap ini telah terlihat adanya pertumbuhan motivasi belajar siswa, hal ini terbukti dari data hasil pengamatan yang dilakukan mitra peneliti seperti telihat pada tabel berikut ini:
Atas dasar hasil diskusi antara peneliti dan mitra peneliti, diperoleh kesepahaman sebagai berikut: (1) Budaya baca dikalangan dikalangan siswa masih rendah, oleh karena itu diusahakan agar contoh kasus yang ditampilkan bukan kasus yang terlalu sulit dipahami siswa; (2) Pola pendekatan CTL dengan metode diskusi sebaiknya lebih banyak menggunakan model yang lebih banyak menuntut tanggung jawab individu, seperti model Jigsaw Learning; Number Head To Gether, atau lainnya; (3) Langkah-langkah pengerjaan tugas baik tugas individu maupun kelompok harus dijelaskan secara terperinci oleh guru; (4) Guru harus memberitahukan atau menekanankan kepada siswa tentang adanya penilaian proses kegiatan belajar.
Berdasarkan hasil diskusi di atas, maka ditetapkan rencana tindakan untuk siklus berikutnya atau siklus ke-2. (lihat rencana tindakan siklus 2)
Pada siklus ke-2 kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan CTL melalui penerapan metode diskusi yang lebih menekankan tanggung jawab individu. Pada tahap ini telah terlihat adanya pertumbuhan motivasi belajar siswa, hal ini terbukti dari data hasil pengamatan yang dilakukan mitra peneliti seperti telihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
PROSENTASE DATA HASIL OBSERVASI PERKEMBANGAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Siklus 2 Tanggal 10 Mei 2005
Berdasarkan data tersebut telah terdapat perbaikan motivasi belajar siswa diantaranya sudah terlihat kemauan menyediakan alat-alat atau sumber/bahan pelajaran yang dibutuhkan, keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok dan dalam diskusi kelas. Sekalipun demikian, dalam hal “timbulnya rasa keingintahuan dan keberanian siswa” serta “adanya keinginan untuk mendapatkan hasil yang terbaik terutama dalam diskusi kelompok” belum sepenuhnya nampak dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut seperti terungkap melalui tabel 2 di atas yang menunjukkan bahwa 50% atau ditafsirkan setengahnya dari seluruh jumlah siswa masih kurang memiliki keinginan untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam belajar termasuk dalam pelaksanaan diskusi kelompok, serta sekitar 47,50% siswa atau ditafsirkan kurang dari setengahnya dari seluruh siswa kelas VII B masih kurang memiliki rasa keingintahuan dan keberanian misalnya dalam mengajukan pertanyaan.
Atas dasar hasil refleksi (berupa diskusi antara peneliti dan mitra peneliti) terhadap masalah tersebut diperoleh kesepakatan pendapat bahwa:
1. Siswa sudah terbiasa untuk tidak bertanya bahkan banyak siswa yang merasa malu bertanya serta takut kalau pertanyaannya salah. Oleh karenanya secara sabar perlu diberikan penanaman kebiasaan bertanya pada siswa melaui kegiatan tanya jawab dan diskusi yang menuntut tanggung jawab indivdual.
2. Pengetahuan anak akan informasi masih sangat kurang yang disebabkan keterbatasan sarana dan prasarana. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang dapat dipahami dan memotivasi anak, seperti media gambar. Dalam pembalajaran materi Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat dapat digunakan media yang oleh peneliti diberi nama “I3 Apakah Ini Angka atau Hurup”. (lihat lampiran)
3. Faktor kompetisi di dalam kelas yang kurang mendukung menuntut adanya keterlibatan guru dalam kegiatan diskusi kelas dengan cara membantu memberikan pertanyaan atau mengarahkan, perlunya memamerkan hasil karya siswa (fortopolio) yang telah dinilai, serta pemberian penghargaan (reward) kepada siswa atau kelompok yang memperoleh hasil terbaik.
Berdasarkan hasil diskusi di atas, maka ditetapkan rencana tindakan untuk siklus berikutnya atau siklus ke-3. (lihat rencana tindakan siklus 3 pada bab I). Pada siklus ke-3 ini pembelajaran tetap dilakukan dengan metode diskusi namun terdapat beberapa perbaikan. Salah satunya dengan menerapakan media I3 Apakah ini angka atau Hurup.
Hasil yang diperoleh pada tahap ini banyak terlihat adanya pertumbuhan motivasi belajar siswa, hal tersebut terbukti dari data hasil pengamatan yang dilakukan mitra peneliti seperti telihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
PROSENTASE DATA HASIL OBSERVASI PERKEMBANGAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Siklus 1 Tanggal 17 Mei 2005
Berdasarkan tabel 3 di atas, terlihat adanya peningkatan motivasi belajar siswa bila dibandingkan keadaan sebelumnya (lihat tabel 2 dan 3). Sebagian besar siswa pada umumnya telah memiliki motivasi belajar yang cukup, bahkan ada yang sudah baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendekatan CTL dalam pembelajaran PKn apabila dikelola dengan baik ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa:
(1) Proses belajar dengan pendekatan CTL yang dilakukan dengan baik ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar dalam mengikuti pelajaran PKn.
(2) Tidak ada satu metode, strategi dan/atau model pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan seluruh materi pembelajaran; oleh karena guru dituntut memilih atau menentukan metode, strategi dan/atau model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan/atau kompetensi dasar, karakteristik siswa serta ketersediaan sarana dan prasarana.
(3) Media I3 apakah ini Hurup ataukah Angka? Merupakan salah satu media yang cocok digunakan untuk mengajarkan materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di SMP
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
(1) Pelaksanaan pendekatan CTL dalam pembelajaran PKn perlu terus ditingkatkan mengingat cukup signifikan dampak postitif penerapannya terhadap peningkatan motivasi belajar siswa;
(2) Guru PKn harus dapat mengenali dan menggunakan berbagai metode, strategi dan/atau model pembelajaran; sehingga mempunyai banyak pilihan untuk diterapkan sesuai dengan materi dan/atau kompetensi dasar, karakteristik siswa serta ketersediaan sarana dan prasarana.
DAFTAR PUSTAKA
Danial, Endang AR., Dr. H. M.Pd. (2003) Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat PLP, Dirjendikdasmen, Depdiknas. Jakarta
Depdiknas. (2003) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktoral Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta
Gerungan, W.A. Dr. Dipl. Psych. (1991) Psikologi Sosial, Eresco. Bandung
Silberman, Melvin L (2002). Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran. Yappendis. Yogyakarta
Bobbi DePorte & Mike Hernacki. (2000) Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa. Bandung
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar